Chapter 20

2.1K 209 25
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Sepulang dari kampus taehyung pergi menemui seseorang yang sudah diberitahukan oleh paman jong lewat pesan singkat.
Sebuah perumahan kumuh yang terletak diujung daerah seoul itulah tempat seseorang yang dikunjungi taehyung.
Taehyung kembali mengecek pesan singkat paman jong tempo lalu. Senyuman tipis taehyung merekah begitu saja ketika melihat seseorang disalah satu deretan rumah menganggukan kepalanya setelah itu ia langsung masuk kedalam rumah itu.
Taehyung melangkahkan kakinya mengikuti orang tersebut masuk kedalam rumah milik orang tersebut.
Begitu taehyung masuk kedalam ruangan yang diyakini ini adalah kamar milik orang tersebut, taehyung sedikit tidak suka melihat betapa berantakannya isi ruangan rumah orang tersebut.

"Katakan, siapa yang harus ku singkirkan?" Ujar orang tersebut langsung pada inti dari kedatangan taehyung ketempatnya.

"Tidak perlu kau bunuh. Hanya memberi sedikit pelajaran padanya. Minhyuk ssi" taehyung duduk disebuah sofa usang menyandarkan tubuhnya disofa tersebut.

"Jong memberitahu namaku padamu?" Minhyuk mengambil sebotol minuman beralcohol mahal kemudian ia letakan dimeja tepat dihadapan taehyung.

"Dan kau pun tau aku siapa"

Minhyuk mengambil sebatang rokok. Menyalakan api dari pemantik api membakar ujung benda panjang yang mengeluarkan asap yang penuh candu tersebut.

"Ini foto anak ingusan itu. Terserah ingin kau apakan dia. Asal tidak sampai membunuhnya" taehyung melempar selembaran foto korban kepada minhyuk.

"Anak kwon yuri? Pemilik blackpearl corp? Kau ingin aku masuk kedalam daftar buronan polisi?" Minhyuk mengambil foto tersebut dimeja. Melihat lihat wajah korbannya.

"Akan kubayar lebih" taehyung menuangkan minuman didalam gelas kecil. Meneguk habis isi didalam gelas itu.

"Kau tunggu saja kabar menyedihkan bocah ini dariku" ujar minhyuk sembari membuang asap rokok yang ia hisap barusan.
.
.
.

Malam harinya sinb tampak gelisah. Perasaannya makin kacau memikirkan gadisnya menjadi acuh tak acuh padanya sedari siang sehabis perkelahiannya dengan taehyung.
Bahkan saat ini pun yerin tidak membalas pesannya, chat darinya, ataupun mengangkat telfon darinya. Apa begitu besar kesalahannya itu? Tapi itu adalah hal yang wajar jika sinb murka mendapati gadisnya dicium oleh pria lain.
Lalu kenapa yerin sangat marah pada sinb? Bukankah harusnya sinb yang marah?
Sialnya lagi sinb tadi siang tidak sengaja membentak yerin. Alhasil gadisnya itu semakin marah dengannya.

"Kau seperti cacing kepanasan sinb" ujar krystal bersandar didepan pintu kamar sinb. Dan ntah sejak kapan pula nunanya itu berada diambang pintu kamarnya. Sudah tentu jika krystal memperhatikan sinb yang gelisah sedari tadi sampai sampai sinb tidak menyadari kehadiran nunanya.

"Yerin tidak membalas pesanku atau mengangkat telfonku. Haruskah aku diam saja?" Sinb mengusap wajahnya frustasi.

"Tapi tidak harus bergerak resah kesana kemari. Kau seperti seseorang yang terlihat memikirkan banyak hutang" krystal mengampiri adik bungsunya, mendudukan bokongnya di kasur tepat disamping sinb.

"Kau mengatakan aku cacing kepanasan lalu kau mengatakan aku seperti memiliki banyak hutang? Mana yang pantas untukku?" Sinb melirik malas krystal.

"Mungkin dua duanya" krystal mengambil sebuah buku pelajaran sinb, tidak berniat ia baca. Hanya membolak balikan setiap halaman buku itu. Memangnya apa yang menarik dari buku pelajaran? Ya untuk kutu buku mungkin buku pelajaran adalah sebuah novel yang mencerdaskan otak.

"Aku tau yerin marah padamu. Dasar bodoh" krytal memukul pelan kepala sinb dengan buku pelajaran yang ia pegang. Sinb mengernyitkan dahinya heran bagaimana mungkin nunanya tau jika yerin marah padanya.

Under Our Sky {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang