Dava berjalan dengan Santainya Melewati Koridor sekolahnya, menenteng Tasnya sambil tebar pesona pada Setiap Cewek-cewek yang di laluinya. Senyuman khas Dava Memang Maut Banget, setiap yang melihatnya Pasti ingin Melihatnya Lagi dan Lagi. Bagai Candu yang Memabukkan.
Semua itu Turunan Dari Mama Katanya, Senyum mama begitu Manis meski hanya Dapat di pandang melalui Figura Yang tertata Rapi di dinding Rumah.
Sampai Di kelas, Seperti Biasa Dava akan menunggu Teman Sebangkunya, Alandra Mahardika, Sepupu sekaligus teman Berantemnya. Alan adalah Anak Dari Saudara tak sekandungnya papa, uncle Rassya dan Aunty Rizzy. Menurut cerita, Mereka memang di besarkan Berdua namun Mereka berbeda orang tua. Tapi apapun itu, Oma tidak pernah mempermasalahkan Hal itu. Rasya tetap salah satu pewaris dari kekayaan 'Revand Enterpreneur'.
"Pagi mamen. Tumbenan lo datang lebih awal."
Alan sudah Datang, bertos Ria dengan Dava lalu ikut duduk di bangku sebelahnya.
"Apa yang membawa lo tiba lebih Awal hah?" Alan masih tidak puas di jawab hanya dengan senyuman Dava. Ia butuh penjelasan.
"Nayla ke rumah Gue. "
"Nayla ke rumah Lo?"
Dava menganggukkan Kepala."Iya, kenapa Lo kaget Gitu? Bukannya Udah Biasa Yah?" Dava Menatap Alan penuh selidik.
"Kenapa? Kok natapnya gitu banget. Lo suka sama Nayla?Alan tak Menjawab; ia menggoda Dava yang penasaran menunggu Jawabannya dengan Pura-pura Berpikir Keras.
"Nayla Baik, Perhatian, dan kelihatannya Penuh Kasih sayang."
Dava Mengernyitkan dahinya, berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari Mulut Alan.
"Terus?" Dava menaikkan sebelah alisnya Bingung.
Alan menghelah Nafas.
"Tapi dia sepertinya Gak suka Sama Gue. Ada orang lain yang Merajai Hatinya Sampai Tak setitik celah pun Buat Gue Masuk Ke sana." Ujar Alan Mendramatisir keadaan."Elah, Lo belum Berjuang tapi udah Nyerah Duluan. Kita gak pernah di ajarkan untuk Jadi Orang Cemen Yah, Lan."
"Sayangnya Gue udah kalah sama Lo sebelum Gue Berjuang." Katanya Seraya Menunduk Lesu. Membuat Gurat tidak enak di Wajah Dava.
"Jangan Bilang Cowok yang Lo maksud Merajai Hati Nayla itu Gue?"
Alan mengangguk Cepat
yang langsung Dihadiahi Pukulan Ringan di Bahunya oleh Dava."Gak lah, Prioritas Utama Gue Bukan Nyari pacar, tapi Nyari Calon Istri Buat Papa.."
DavaTersenyum tipis. pandangannya jauh menerawang menembus cakrawala, Nayla Memang Perempuan yang sangat Baik, tapi Prioritas Dava Saat ini bukan Mencari kekasih untuk dirinya, tapi Untuk papanya, Aliando Revand."Ngeles aja Bisa Lo.." Cibir Alan seraya Menggeplak Meja.
Selanjutnya, mereka membahas Hal-hal Ringan, sembari Alan Menyalin tugas pekerjaan Rumah yang tak sempat Ia kerjakan, Sampai Mulut mereka di bungkam oleh kedatangan Ibu Kepala Sekolah beserta satu Guru Baru di sebelahnya.
"Selamat pagi anak-anak."
"Pagi Bu."
Mereka menjawab serentak. Seperti kebanyakan Kelas yang Lain jika Guru masuk di kelasnya."Perkenalkan. Ini Ibu Cinta, Dia yang akan Menggantikan Tugas Pak Rasyid Mengajar pelajaran Bahasa Indonesia Di sekolah Kita," suara Riuh menggema, mereka bahagia Pak Rasyid yang terkenal kiler itu di gantikan. "Dan Ibu Cinta Juga Akan menggantikan tanggung jawab Pak Iyas sebagai Wali kelas Kalian."
Penjelasan Ibu Kepala Sekolah Benar-benar Membuat Seluruh Siswa kelas XII 1 bahagia. Mereka mendapat Guru baru berparas Cantik yang merangkap sebagai Wali kelas Mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dava Dan Nayla
Teen FictionCerita Kedua tentang Ali dan Prilly 'From' Menjemput Hati Seorang Alindo Revand tidak Pernah Menyangka akan Di tinggalkan secepat itu oleh Istrinya Prilly Natasya. Seorang Wanita Jelita yang mengidap penyakit berbahaya hingga Merenggut Jiwanya. Kema...