Setelah Acara Pemotongan Kue dan Makan-makan Sebentar, Microfon Kembali Berbunyi. Di tengah BallRoom telah di sedeikan Panggung Kecil, entah Sejak Kapan Panggung Itu di bawa Ke sana, tapi yang pasti tempat itu adalah Tempat Pemotongan Kue tadi.
Alan dan Sam, sebagai panitia Inti berdiri di sana, dengan Masing-masing Microfon di tangannya. Mereka Memberi Perintah Untuk Sejenak di perhatikan.
Ada Beberapa Kado Besar di belakangnya, Beberapa Bucket Bunga Juga Satu benda berbentuk Bulat. Sam turun dari Panggung dengan Membawa Wadah Bulat itu, Dia Mengelilingi ballroom dan Meminta Kepada Tamu undangan untuk mengumpulkan Notenya masing-masing.
Merek sudah di beri waktu beberapa Saat Untuk Menulis, dan Saat Malam Kian Larut Seperti ini, Alan dan Sam akan Memulai permainannya.
"Baiklah, Para Hadirin yang Terhormat, para Tamu undangan Yang Kami sayangi dan Kepada Dava Yang selalu Kami Cintai"
Ada Sorakan Huuuuu yang terdengar Saat Alan Memulai sambutannya.
"Saat Ini, waktu sudah Menunjukkan Pukul delapan malam. Dan kami Rasa Ini adalah waktu yang paling tepat untuk mengusir kebosanan, maka dari itu Kami selaku Panitia Akan Memulai sedikit Permainan. 'Are you Ready To Game's?? '"
Alan Berteriak, yang langsung di sambut Oleh sorak Kegembiraan Dari Teman-temannya.."Buruan Lan, Sam. Gak Sabar Nih."
"Hey, kalian berdua jangan Banyak Ngomong. Ayo mulai Permainanya."
"Alan, jangan Diam saja Woy."
Berbagai Teriakan di terima Alan dan Sam di atas Panggung. Maka Dari itu, Sam dengan Lincahnya memutar Musik dan Meminta Mereka Untuk Bergerak, bergoyang sesuai dengan Irama Lagu yang di putarnya.
Mereka Berpesta di bawah kebahagiaan yang Melimpah, entah itu dari Cinta, Sayang Juga Kasih. Mereka Berkumpul menjadi Satu, turut hadir untuk Memeriahkan Hari Ulang Tahun Dava.
"Stop"
Musik Berhenti dan Beberapa Dari Mereka Belum Juga Berhenti Bergoyang. Sam menghampirinya Lalu menarik orang Itu Naik Ke atas Panggung.
Dalam keadaan Remang, Sulit untuk Mengenali orang Itu. Dan dengan sekali Jentikan Jari Alan, Lampu Menyala Seketika.
"Mama, Papa"
Alan Memekik Girang Melihat Rasya dan Rizzy berdiri di sampingnya. Kedua orang Tuanya Hadir di sini. Tanpa sepengetahuannya."Oh, Tuan dan Nyonya Rasya Yang Menjadi sasaran Permainan Kita Malam Ini. Baiklah." Alan tersenyum Jahil Lalu meminta Dava Untuk segera Naik ke panggung.
"Uncle, Aunty, Truth Or Dare"
Dava Memyeringai Penuh Kemanangan di depan Rasya Dan Rizzy.Mereka berdua Baru datang, Tapi sudah di Minta yang aneh-aneh oleh kedua putranya, Dava dan Alan.
"Hey, permainan Macam apa Ini? Kenapa Kami Juga Kena hukuman? "
"Kalian gak Bisa Mengelak. Siapapun Yang berada di sini harus di hukum."
"Baiklah-baiklah." Rasya Menyerah, karena tidak akan ada Gunanya berdebat dengan Kedua Putranya.
"Apa yang Harus Kami Lakukan.Resi dan Revand Tersenyum di bawa Sana, Anaknya sudah susah payah Menyempatkan diri untuk Hadir di pesta cucunya, tapi sampai di sini, Dia malah Di kerjain.
"Truth, or Dare? "
"Truth"
Ali menyahut di sela Sela keheningan. Semua orang menatap padanya, di sampingnya Masih ada Cinta dan Nayla yang berdiri berdampingan.
"Hey, Bang, kenapa Kau yang Menjawab? "
"Karena aku adalah aBangmu"
Ali terkekeh setelah puas Menyaksikan wajah Kesal Rasya. Ali Tahu, Rasya sudah sangat Berusaha untuk hadir di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dava Dan Nayla
Teen FictionCerita Kedua tentang Ali dan Prilly 'From' Menjemput Hati Seorang Alindo Revand tidak Pernah Menyangka akan Di tinggalkan secepat itu oleh Istrinya Prilly Natasya. Seorang Wanita Jelita yang mengidap penyakit berbahaya hingga Merenggut Jiwanya. Kema...