Jealous.2

467 27 1
                                    

Jam pulang Sekolah telah tiba, sebagian besar Siswa dan Siswi bergegas meninggalkan Kelas untuk segera sampai dinparkiran,  atau segera Mendapatkan Angkutan Untuk membawa Mereka pulang. Hanya sedikit dari Mereka yang masih memilih Tetap tinggal,  membiarkan siswa lain pulang duluan. Diantara adalah Dava,  Alan dan Sam.  Mereka Memang selalu pulang paling belakangan, sengaja. Agar tidak terlalu berdesakan di parkiran.

Hela nafas panjang bersamaan dengan Berhembusnya Angin Membuat Dava Memejamkan Mata. Menikmati desiran angin menerpa Wajahnya. Ada Cinta Yang sejati,  Ada Sayang yang Abadi,  tetapi Dava Belum Merasakan Semua itu pada Nayla, dan Hari ini semakin dibuat terkikis oleh Sikap Nayla di depan Kian.

Atau Mungkin Dava Sedang Cemburu?
Sekali lagi,  Hela Nafas Berat Berhembus dari Bibirnya. Dadanya Terasa Berat dan Saat Ini Dava Masih belum siap bertemu Nayla. Ia tidak Tahu sikap macam apa yang akan ia Perlihatkan pada Nayla Nanti. Ia takut Menyakiti, terlebih lagi mengasari Gadis itu.

"Gak pulang Dav? Mama gue ada di rumah Nih,  Nungguin Kita"

"Aunty?"
Alan Mengangguk lalu tersenyum. Di saat seperti ini Dava Memang tidak Suka di tanya-tanya. Ia hanya Perlu bercerita, dan Beruntung sekali Mama Rizzy ada di Indonesia sekarang.

Mereka akhirnya Melangkah Meninggalkan Kelas. Mereka Bertiga, cowok tenar di sekolah. Cowok -cowok yang di gandrungi Gadis-gadis cantik dan menjadi Idola Seluruh Siswi di sekolah ini.

Dava menghela nafas Sekali lagi melihat Nayla Bersandar di mobilnya. Menunggunya. Padahal Dava Sedang tidak ingin bertemu gadis itu sekali lagi,  Dava Tidak ingin Menyakiti Nayla dengan Sikapnya.

"Dava"

Padahal Baru Saja Dava akan Menghindar, berniat meminta Alan Mengantar Nayla. Tapi terlambat. Nayla lebih dahulu melihatnya. Dengan senyum semanismadu,  Nayla Menghampirinya,  Lalu menarik tangannya Agar Cepat mendekati mobil.

"Mamaku hari ini Pulang,  dan dia sudah ada di rumah. Kita langsung pulang yah."

Dava Tak menjawab, baginya Lebih Baik.  Daripada Harus Membantah ucapan Nayla dan Menyakitinya. Dava Membuka Pintu mobil Untuk Nayla Lalu segera Memutari mobil dan Ikut masuk ke dalamnya. Menyalakan mEsin Lalu melakukannya Dengan Cepat.

Ada Gelengan Samar di Kepala Alan Melihat tingkah Dava. Dia tahu,  Dava Sedang Tidak enak hati.

*
Selama Dalam Perjalanan Pulang, Dava tidak Berucap apapun pada Nayla. Bibirnya sibuk Mengumandangkan Lagu, sebagai pengganti diri untuk Mewakili rasanya. Rasa Cemburu yang belum mau ia Akui keberadaannya.

Nayla sadar Sikap Dava Berubah dan Dia Tidak mau Mood Dava Semakin Rusak dengan Menanyakan, pertanyaan yang sudah Jelas Nayla Tahu Jawabannya. Kalau Ini karena Kian,  Maka Nayla Berjanji akan Menjaga Jarak dengan Lelaki itu, demi Dava. Demi Cinta Pertamanya. Demi menjaga perasaan kekasihnya.

"Terima kasih." Cup
Mata Dava Terbelalak mendapati kenyataan Nayla Mencium Pipinya Setelah Mengucap kata Terima kasih. Ada Getaran Berbeda di dadanya,  seketika Semua Rasa yang membelenggu dadanya jadi Hilang. Nayla Tersenyum padanya Sekali lagi lalu segera turun dari Mobil.

Dava melajukan Kembali mobilnya Berbelok masuk ke dalam Garasi. Menyimpan Mobil barunya tepat di dekat Mobil Lamborghini milik almarhumah mamanya, mobil yang sudah sejak Lama di simpan Ali dan Tidak dibiarkan seseorang pun mengusiknya.

Dava Melangkah masuk ke rumah, di depan pintu ia di sambut pelukan Hangat Aunty Rizzy, menghadiahinya kecupan-kecupan Singkat di seluruh permukaan wajahnya.

"Aunty Sejak kapan pulang dari Bali? "

"Baru aja Sayang. Aunty kesini Cuma mau ketemu kalian dulu."

Dava Dan NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang