Persiapan Liburan

449 26 3
                                    

Pagi Menjemput sang Mentari, memamerkan keindahan Kilauannya,  Menyombongkan diri seolah Berkata pada Semua Makhluk bahwa Dirinya-lah yang Paling Hebat. Tetap Kokoh,  bersinar Terang sampai Kembali Malam Menjemputnya.

Pagi ini,  Sama Seperti Pagi biasanya,  Aktifitas Mereka masih Sama, Alan dan Dava Berangkat Ke Sekolah bersama Nayla, sengaja di Supirin oleh Alan, dengan Alasan Dava Sedang Tidak Mood Membawa Mobilnya. Apalagi,  Saat ini Alan sedang dalam Mode Senang-senangnya karena Mendapat Hadiah mobil Baru Dari mamanya,  sebelum Orang tua Paru Baya Itu kembali Ke Luar Negri.

Keadaan Masih Tetap sama,  dengan Cinta Yang Sama,  di bawah langit yang sama.

"Dav, gimana soal liburannya?"
Alan Menoleh Sekilas ke belakang,  pasalnya Dava Memilih duduk di belakang,  Membiarkan Alan Layaknya Supir sungguhan.

"Gue masih Mikir,  gimana caranya Ngajak Ibu Cinta." Dava Menyandarkan Badannya Ke belakang, menerawang Jauh Mencari cara Bagaimana Baiknya,  acara Liburannya. "Gue gak tahu Jelas,  gimana Hubungan Papa dengan Ibu Cinta."

"Waktu itu Gue sempat Curi dengar Obrolan Mereka, sudah seakrab orang lama Kenal Sih. Apa itu belum cukup Jadi Bukti kedekatan mereka? "

Dava Mengendikkan Bahunya "entahlah,  tapi gue Benar-benar berharap ibu Cinta Bisa bahagiakan Papa,  Ngembaliin Kebahagiaan Papa yang Sempat Hilang"

"Sejauh mereka Kenal sih,  gue Lihat papa Bahagia"

"Semoga Saja"

Nayla Menghelah Nafas, dalam Hati ia Berdoa kepada Tuhan,  agar menjodohkan ibu Cinta dengan Papa Dava,  karena Bahagianya Dava adalah Bahagianya Nayla.  Gadis ini Rela Berkorban demi membahagiakan Dava,  kekasihnya.

"Gimana Kalo nanti,  Kita Temui Ibu Cinta dan Minta dia ikut Liburan Kita secara Langsung. Aku yakin Om Ali gak enak Ngajak ibu Cinta langsung."

Alan Mengangguk-anggukkan Kepalanya, setuju dengan apa yang dikatakan Nayla. Papa Dava Itu,  meski sudah tua Tapi gengsinya Melebihi anak muda Jaman Now.

"Gue Setuju sama Nayla. Gue juga Yakin Papa gak enak Kalo ngajak Langsung"

"Yaudah pulang sekolah Nanti,  Kita Temui Ibu Cinta dulu di ruangannya"

"Oke"

"Oke"

Mobil Alan Berbelok Masuk ke halaman parkir Sekolahnya,  Beberapa Orang Nampak sangat Takjub Melihat Minicooper berwarna Putih melenggang Bebas Mengisi Parkiran sekolah. Atap mobil sengaja Di tutup dengan Alasan Konyol Nayla Pagi tadi,  Nayla mengatakan Bahwa dia baru saja Keramas dan Tidak ingin Rambutnya Lepek kena angin. Sebagai calon adik Ipar,  Alan Menurut saja,  padahal dia berniat membuka atap Mobilnya.

Sam Melangkah Tergesah setelah Melihat orang yang turun dari Mobil keren itu. Dia Berdecak Kagum lantas Menepuk Pundak Dava.

"Lo Hebat, baru aja Kemarin dapat Warisan Gede Banget,  eh sekarang Udah Pake mobil baru aja. Plus supirnya." Alan Mendelik Tajam Mendengar Guyonan Sam.

"Kampret, gue bukan Supir."

"Ini Bukan Mobil Gue"
kata Dava,  santai. Sengaja memotong Perdebatan Sam dan Alan yang Baru saja Akan di mulai.

"Lalu? "

"Mobil gue" Sahut Alan.

Mata Sam Membelalak,  mobil Alan Lebih keren dari pada Mobil Dava,  padahal disini, setahu Sam, Dava yang paling Banyak duit diantara Mereka.

"Wah,  Gila. Ini sih berita Bagus. Hari ini lo harus Traktir kita Makan." Sam mendekati Alan lalu merangkul Bahunya.

"Di resto Gue,  Tapi"

Dava Dan NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang