Semesta Ikut Tersenyum

601 31 2
                                    

Cinta Aprillya Cantika,  Begitu Nama Lengkapnya, Wanita Berusia 28 tahun yang Menunggu Takdir membawa Jodoh untuknya. Lelaki yang Mau menerima Segala Kelebihan dan Kekurangannya.  Wanita berparas Ayu yang dulu sempat di permainkan Oleh Semesta. Type lelaki yang  pantas Jadi calon imamnya tidak memiliki banyak kriteria khusus,  Cukup lelaki yang Bisa Menerima kekurangannya,  Menjadikan Kekurangan itu menjadi Kelebihan. Tidak Perlu Lelaki Kaya,  karena menurut Cinta, Lelaki yang Memiliki kekayaan yang berlimpah akan Banyak di uji dengan Menghadirkan Wanita Berlebihan Dalam hidupnya.

Cinta Sendiri Tahu,  mungkin akan sedikit sulit mendapatkan calon Imam seperti keinginannya,  apalagi Jika sudah Harus berlanjut Ke jenjang Yang lebih Serius,  Segala Tentang Masa lalu satu sama lain jelas harus saling dibicarakan,  Dan Cinta Paham betul,  bahwa tidak Semua orang Bisa Menerima masa lalunya.

Cinta tidak minder,  Cinta juga bukannya tidak percaya Diri,  Cinta Hanya Takut di Tolak dengan alasan masa lalu,  sesuatu yang tak seharusnya di pertanyakan lagi.  Sesuatu yang masanya telah usai. Bisa saja bukan calon imam nya yang menanyakan, Tapi bagaimana dengan keluarganya,  tidak menutup kemungkinan mereka akan mempertanyakan semua hal itu.

Helaan Nafas kasar bersama dengan Semilir Angin Sore yang membelai Rambut panjangnya menemani Sore Ini. Cinta Baru saja Mengirim email kepada Staff  di sekolahnya perihal Nilai para Siswa dan Siswi,  Cinta Sengaja Memilih Cafe ini untuk Bekerja sekaligus menikmati Indahnya Sore,  selain cafe ini memiliki Free wifi,  Menu makanannya Juga sangat di sukai Cinta. Bukan karena tempat ini memiliki sejarah atau apapun, Tidak.  Cinta tidak pernah Punya kenangan manis di tempat seperti ini.

"Maaf Mbak,  apa saya Bisa duduk di sini?"
Cinta mendongakkan kepalanya, menatap seseorang yang sepertinya sedang berbicara kepadanya.
"Semua meja telah di penuhi pengunjung dan kebetulan hanya meja ini yang kosong." pandangan matanya memohon,  karena memang tak ada lagi meja yang kosong.

"Bisa Mas, silahkan." cinta menutup laptopnya Lalu memfokuskan diri pada Stik kentang Pesanannya.

"Eh, mbak kan yang Ketemu di taman Tadi pagi? "

Cinta mengerutkan Kening lalu memperhatikan dengan jelas Wajah orang yang duduk di hadapannya.

"Dan mas yang tempo Hari hampir -------"

"Ah Iya.. " mereka saling tersenyum,  memamerkan Deretan Gigi Putih masing-masing.

Cinta menunduk malu,  menyelipkan beberapa anak rambut yang menghalangi wajahnya. Beberapa orang memperhatikan mereka dengan pandangan Tidak suka,  mungkin suara mereka terlalu besar sehingga mengusik kenyamanan orang lain.

"Maaf." Sesalnya Seraya Menangkup tangannya di depan dada,  memohon pengertian orang di sekitar mejanya.

Cinta tersenyum memperhatikan lelaki di hadapannya secara diam-diam. Penuh wibawa, penuh rasa Hormat,  murah senyum, dan hangat. Lelaki itu juga Dengan Rendah hatinya meminta maaf atas ketidak nyamanan pelanggan lain karena kebisingan yang di buatnya. Terselip dalam hatinya Rasa Kagum yang mencuat memenuhinya, bukan pertama kali Cinta melihat orang itu,  ini adalah kali ketiganya Mereka Bertemu dan sama sekali Cinta belum pernah melihat senyum itu Pudar,  meski saat itu mereka dalam keadaan Panik .

"Sendirian Aja Mbak? "

Cinta Tersenyum tipis, "iya Mas, Kesini bukan buat Ngopi aja sih,  buat kerja Tugas juga,"

"Wah,  sepertinya mbak ini Ngandelin wifi nya tempat ini kan? "

Cinta terkekeh,  sembari mengangguk Sedikit. Satu lagi yang baru Cinta Ketahui, rupanya lelaki di hadapannya ini juga Senang bergurau.

"Lalu mas nya kalau gak minat dengan Wifinya tempat ini,  apa dong?"

"Enggak,  saya suka kopinya aja. Buatan anak ini memang Juara,  enaknya."

Dava Dan NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang