Hari berlalu Sangat Cepat jika kedua Lelaki ini sedang Sibuk, Namun teramat lambat jika Mereka hanya sekedar Tiduran di Apartement. Selain bekerja paru waktu, Dava dan Alan Juga harus Kuliah, mengurus Diri sendiri dan Belajar Hidup Mandiri. Dava dan Alan juga sudah sepakat bahwa Mereka akan Mengurangi Pekerjaan Bibi Liza yang bekerja di apartemennya. Bibi Liza tidak harus Masak. Pekerjaan itu di ambil Alih oleh Alan, dan Dava Setuju dengan Hal itu. Mereka juga Sudah Sepakat bahwa selama di tidak bersama, keduanya harus saling berkabar agar yang lainnya tidak Merasa Khawatir.
Sudah hampir Sebulan, Namun Perasaan Mereka masih tetap sama. Apalagi Jika Menengok Sosial media, Mereka Masih sering Baper Saat Melihat postingan-postingan Dari Nayla ataupun Meisya. Sungguh, keduanya Sangat sulit untuk Berpisah, tapi apalah Daya, Takdir tidak Sejalan dengan Apa yang telah mereka rencanakan.
"Dav, Udah Liat Postingan IG Nayla Belum? "
Dava Menggeleng lantas terus melanjutkan memakan sarapannya. Kelihatannya Ia Fokus pada Roti Bakar yang di buat Alan, Namun kenyataannya Pikirannya Melayang Jauh ke Indonesia.
"Gak Mau Liat? "
"Gak lah, Lan. Biarin aja. Toh bukan Gue yang Minta Berakhir" kata Dava, Lalu meminum susu Putihnya Sampai Habis.
"Lo gimana Sama Aletta, dia Jadi ke sini gak, Kemarin? "Alan menatap Dava Lalu tersenyum, "jadi, kami ngerjain tugas awal. Di ruang Tamu."
"Dia cantik yah"
"Cantik." lalu tanpa Sadar, Alan tersenyum Manis membayangkan Wajah Manis Aletta. Sedikit banyak, gadis itu telah berhasil menghapus luka di hati Alan. Aletta, bahkan Sudah bisa Membuat senyum lepas Alan bebas mengudara.
"Kita udah berapa Bulan sih di Singapore? "
Alan mengernyitkan dahinya, Apa-apaan Dava? Pertanyaan ini sukses membuat Tawa Alan pecah. Padahal mereka belum genap sebulan, ada di Negara orang.
"Apaan berapa Bulan? Kita Bahkan belum cukup sebulan kali Dav, "
Dava Memghelah Nafas. "Gue Kira kita Udah Berbulan-bulan di sini . Rasanya Tuh, sehari bagaikan setahun"
Alan terkekeh geli mendengar ucapan Dava. Kakak sepupunya ini sedang merajuk. Jangankan melupakan, Move on saja tidak Bisa.
"Dua tahun itu lama gak sih Lan? "
Alan kembali menatap Dava. Keningnya Lagi-lagi mengernyit mendengar Pertanyaan Abangnya.
"Gak lama sih, Setahun itu kira-kira 366 hari, 12 bulan, satu bulan ada 4 minggu dan satu minggu ada Tujuh Hari. Senin sampai Jum'at kita Akan lebih banyak Menghabiskan waktu dengan Bekerja, sedangkan Sabtu Minggunya Kita Akan Fokus pada kuliah. Nyaris tidak ada waktu untuk Bersantai. Ada apa Memangnya? "
Dava menerawang, membuat Alan menatapnya Bingung.
"Dua tahun itu hanya ada 24 bulan, dan Libur Kita Nyaris tidak ada. Kalo kita Gak usah pulang aja gimana? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Dava Dan Nayla
Teen FictionCerita Kedua tentang Ali dan Prilly 'From' Menjemput Hati Seorang Alindo Revand tidak Pernah Menyangka akan Di tinggalkan secepat itu oleh Istrinya Prilly Natasya. Seorang Wanita Jelita yang mengidap penyakit berbahaya hingga Merenggut Jiwanya. Kema...