Sedari tadi Hela Nafas Berat Terus saja Terlontar dari bibir Ranum Cinta. Tidak ada Suara lain, tidak ada Aktifitas Lain selain berdiri di dekat jendela yang memperlihatkan Langsung pemandangan Laut Bali dari Atas. Sudah sejak tiga Puluh menit yang Lalu, Cinta tak bergerak sedikitpun dari Sana. Padahal Meisya dan Nayla Sudah memilih Menyelam ke alam Mimpi.
Cinta Sedari tadi Berpikir, kepantasan Dirinya Di sandingkan dengan Ali, dan Kesederajatan dirinya dengan Prilly.
Apakah Pantas??
Pertanyaan itu Terus saja Terngiang di telinganya. Membawa Pengaruh buruk pada Moodnya. Padahal ini Bali, tempat bersenang-senang.
Lamunannya terhenti saat Mendengar sebuah ketukan Perlahan dari arah Pintu. Cinta Sekali lagi Bernafas Panjang lantas Membuka Pintu.
Arini ada di sana, dengan senyum hangat seperti tadi."Maaf Menganggu Bu, saya di beri Tugas ----"
"Tugas? " Cinta Memotong Cepat, membuat Arini Mengangguk.
"Saya Diminta Oleh pak Ali untuk memindahkan Beberapa Barang di dalam Kamar ini" kening Cinta Mengerut namun tetap Mempersilahkan Arini Masuk.
Pergerakan Arini membuat Nayla dan Meisya Terbangun. Nayla Tersenyum hangat kala Melihat Arini memindahkan Beberapa foto Prilly dan Memasukkannya ke dalam Laci. Nayla sadar, sedari tadi Mungkin Ibu Cinta Kepikiran Hal itu, hal yang juga ada dipikiran Nayla.
Setelah percakapannya dengan Meisya tadi, Raut wajah ibu Cinta Berubah, Lalu Nayla Melaporkan Semuanya pada Dava, dan Mungkin Dava Juga Mengatakan semuanya pada Ali, sehingga Arini datang dan Menyimpan Foto-foto prilly ke dalam Laci Nakas.
"Eh, kenapa di simpan?"
"Saya Diminta pak Ali untuk Membereskan Ini Bu" mata Cinta Melotot. Dari mana Ali tahu kalau Ia sedang tidak enak Hati.
"Gak perlu di simpan Mbak, biarkan saja Pada Tempatnya." Cinta Menahan Tangan Arini, agar kembali memasang Foto Prilly.
Arini tersenyum pada Cinta. "Saya Juga Heran Bu, kenapa Setelah 17 tahun Berlalu, foto ini diminta di turunkan oleh pak Ali, padahal sebelumnya Tidak dibiarkan Orang lain Menyentuhnya" kata Arini dengan Jujur.
"Iya, Makanya Tidak Usah di simpan. Bilang pada Mas, Eh Pak Ali kalau saya Yang Minta" kata Cinta Lalu tersenyum.
Arini mengangguk sedikit kemudian Berpamitan keluar. Cinta Menghelah Nafas, lalu Kembali memasang Foto Prilly pada Tempatnya. Ia cukup tahu diri dengan semuanya. Semua perlakuan Ali padanya sudah lebih dari cukup. Tidak perlu mengusik semua hal yang sudah menjadi kebaisaan Ali.
"Kenapa Bu? " tanya Nayla
"Gak Papa Nay, Ibu tidak Mau saja Merusak Barang-barang pribadi Mas Ali, memindahkannya sama saja Dengan Merusaknya. Biarkan tetap seperti ini"
"Tapi Mungkin uncle Ali tidak enak Pada Ibu, dengan Meli-----"
"Tidak masalah." Kata Ibu Cinta Cepat, lalu Meninggalkan Nayla dan Meisya Yang terbengong melihat reaksi Ibu Cinta.
"Apa Ibu Cinta sedang Cemburu?" Nayla Mengendikkan Bahunya, menjawab pertanyaan Meisya.
"Mungkin dia sedang tidak enak Hati aja" Meisya Mengangguk Membenarkan. Lalu Mereka bergegas, merapikan Penampilannya Kembali Dan Bersiap untuk Makan Siang.
***
Mereka Kembali memasuki Lift Pribadi yang akan Membawa Mereka Sampai ke Lobby Hotel. Bersama Ketiga Cowok tampan Ini, Cinta merasa Bahagia, sedari tadi tidak berhenti tertawa Mendengar lelucon Sam dan Alan yang saling menyahuti."Makan siang Hari ini, Ibu mau makan Apa?" tanya Alan, setelah Sampai pada Meja yang ia Pesan.
"Ibu ikut aja. Apa ajalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dava Dan Nayla
Teen FictionCerita Kedua tentang Ali dan Prilly 'From' Menjemput Hati Seorang Alindo Revand tidak Pernah Menyangka akan Di tinggalkan secepat itu oleh Istrinya Prilly Natasya. Seorang Wanita Jelita yang mengidap penyakit berbahaya hingga Merenggut Jiwanya. Kema...