Special Holiday.5

361 20 3
                                    

Setelah Pulang Dari Nusa Dua, Ali dan Yang Lain kembali Ke hotel. Beristirahat sejenak,  karena Malam Nanti akan ada Kejutan dari Alan. Mereka Memasuki Kamar Masing-masing. Membawa Perasaan Bahagia yang tak Mampu di ucapkan lewat Bibir saja.

Para Orang Tua sudah Kembali di terbangkan ke Jakarta, termasuk Ibunya Cinta. Karena mereka sudah tidak ada lagi Urusan di Bali. Keempat orang Tua Ali juga harus Beristirahat setelah menempuh perjalanan Jauh. Mereka Telah Kembali,  Mengantongi Rasa Bahagia yang tak terhingga. Dengan Adanya Keputusan Ali akan Menikah Lagi,  Membuat semuanya Menjadi Lega. Usianya Memang tidak Lagi muda, tapi para Orang tua tidak ingin Ali menghabiskan Sisa Waktunya Sendirian, mereka Tidak Ingin Ali menikmati Waktu Senjanya sendirian. Karena Mereka Sangat Peduli.

Ibu Cinta Dan Nayla duduk di Balkon kamarnya, mereka di tinggal Berdua oleh Meisya yang memilih Membantu Alan di Dapur.
Cinta Sedari tadi tak hentinya Tersenyum, memandang Pada Langit Senja yang memancarkan Keindahan tiada Tara. Semburat jingganya Seakan mengatakan pada Dunia, bahwa Dialah Cahaya Terindah.

Hela Nafas Pelan Berhembus dari Bibir Cinta,  Ia Menoleh dan Mendapati Nayla Sedang Menatapnya.

"kenapa Nay? "

"Gak Papa Bu" jawabnya seadanya. Tapi Nayla Tetap Memperhatikan Cinta lekat,  seakan Meneliti garis wajah Perempuan Paru baya Itu.

"Boleh,  ibu tanya sesuatu? "

"Boleh Bu"

"Kamu sejak kapan tinggal Sendiri Di Indonesia? "

Nayla Berpikir sejenak sebelum menjawab "sejak Aku Mulai Masuk SMA, Aku lahir di Washington, Masuk TK di California, SD dan SMP nya di LA, tempat Mama dan papa Sekarang." Nayla Tersenyum.

"Lalu Kenapa Memutuskan Pindah Ke Indonesia? "

"Karena Mama dan Papa Bilang,  Kalau Mereka Sebenarnya orang Asli Indonesia, jadi ku rasa Aku Harus Kembali ke Tanah Air dan Sekolah Disini. Tapi dua Minggu yang Lalu Yuzi Menyusul dan memilih Tinggal Bersamaku Juga".

Cinta Tersenyum lalu Mengusap Kepala Nayla. Mata Itu, Kenapa Cinta Baru Sadar? Apa Karena Mereka adalah Saudara?

"Kamu Kenapa Terlihat Murung? "
Kali ini Cinta Yang bertanya. Sejak di perjalanan pulang dari nusa Dua, Nayla Memang sedikit terlihat gelisah,  dan Sepertinya Kurang menikmati Liburan ini Lagi.

"Boleh,  aku Cerita Sama Ibu? "

"Boleh,  Ibu akan Dengan Senang Hati Mendengarkannya"

Nayla Menghela Nafas, tanpa Pikir panjang,  Ia Menempatkan Kepalanya di Bahu Cinta,  seolah Butuh sandaran Untuk tetap Bisa Berdiri kuat menjalani hari-harinya.

"Aku sedikit Galau Bu," Ada Jeda, Kening Cinta Mengerut,  tetapi ia Tidak Ingin menyela. Lalu Nayla Melanjutkan "Uncle Ali Bilang Kalau Dava Harus Kuliah di Luar. Aku takut aja Kita Gak kuat LDR-an, aku Takut Dava Berubah. Aku Takut Dava Berpaling, aku Takut Dava Meninggalkan Aku"

"Dua tahun Bukan waktu yang singkat Bu, Dan Selama itu Kami Harus Berhubungan Jarak Jauh? Aku rasa Tidak akan Berhasil. Tidak ada Hubungan Jarak Jauh yang Bisa Bertahan Sampai enam Bulan, apalagi Di Singapore ada Banyak Perempuan yang Lebih dari aku Bu"

"Kamu Tidak Percaya Diri? " tanya Cinta. Nayla Bungkam,  bukan tidak Bisa Menjawab,  Tapi menunggu perasaannya Bisa Terkontrol.

"Aku Bisa Saja Menunggu Dava,  Tapi Dava? Tidak Menutup Kemungkinan kalau dia akan Meninggalkan Aku"

"Kamu Hanya Perlu Menguatkan Hati Kamu, Ibu yakin Dava bukan Orang Seperti itu"

"Aku Takut, perasaan Kami Berubah Bu"

Dava Dan NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang