Setelah pesta ulang Tahun Mewah Itu Selesai, Dava dan teman-temannya Segera Pulang ke Rumah Masing-masing. Semalam Memang Mereka Memutuskan untuk Menginap di Hotel Itu, Namun Setelah Pagi Menjemput, Dava dengan Tidak Sopannya Membangunkan Alan dan Sam, yang Dava Yakin masih Berselancar dalam Mimpinya.
Begitu juga Dengan Nayla dan Meisya yang di bangunkan Secara Paksa Oleh Dava, padahal Mata mereka Masih sangat Ingin Terpejam dan menikmati Mimpi.Dava mengamit Tangan Nayla keluar dari Hotel, Menuju Basement, Membawanya masuk ke dalam Mobil yang dihadiahi oleh Papanya Lalu Melajukannya Perlahan.
Alan juga Melakukan Hal yang sama, Dia diminta Oleh Dava Untuk Mengantar Meisya Terlebih Dahulu. Dengan Senang hati Alan Menjalankan amanah Dava, tetapi agak Sedikit Kesal ketika mendapati Kenyataan Bahwa Sam juga Harus ikut di Mobil yang di kendarainya. Dan dengan Terpaksa Alan Membawanya Serta.
Mobil Dava dan Alan Berdampingan, Melaju Membelah jalanan Ibu kota yang padat Merayap, sesekali Mereka Beradu Kekuatan, beradu kebolehan Dalam Berkendara.
Adalah Alan yang lebih dahulu memancing Dava kebut kebutan, sampai Mereka Harus Berpisah di persimpangan Karena Tujuan Mereka yang Berbeda.
Dava Melirik Nayla dari Ekor matanya, Dia Melihat Senyum Bahagia itu terpatri dibibir Ranum Gadis manis di sampingnya, Dava Jadi Ingat Satu Hal, Kalau Dulu mama dan Papanya adalah Teman Kecil, Teman yang Bermula dari Persahabatan kedua orang tua mereka, Rekan Bisnis dan akhirnya Menjadi Besan. Mamanya adalah Gadis Manis yang senyumnya Selalu Membuat Perasaan Papanya Lebih Tenang. Dan Nayla Memiliki senyum yang sama Seperti yang dimiliki pRilly Mamanya, Senyum yang mampu Menenangkan Hatinya, membuatnya Lebih Nyaman dan Tentunya bahagia.
"Kenapa sih? Kok ngeliatinnya Gitu banget? Ada beleknya yah? "
Nayla Parno, lalu tangannya Sibuk Mengucek matanya, sesekali Menatap Layar Ponselnya Untuk Bercermin, Nayla Tahu Dava Orang Iseng, Tapi tidak Menutup Kemungkinan Kali ini Dava Sedang Serius.
"Enggak," Dava Tersenyum, salah satu tangannya Meraih Sesuatu di dalam Dashboard mobil dan Mengeluarkan Sebuah kotak Buludru dari sana.
"Kamu Cantik, Nih" Dava Menyerahkan Kotak Tersebut pada Nayla."Apa Ini? "
Dava Mengerling Jahil Lalu Tetap Fokus pada Jalanan di hadapannya."Kalung Dav? "
"Eeheem"
"Untuk? "
"For You, Love"
"Hah! "
Lampu Merah menyala, dan Secepat Kilat Dava Menginjak Pedal Rem, Lalu menoleh pada Nayla. Matanya mengunci pandangan Nayla, Membuat Nayla salah tingkah. Sampai tak sadar, Kotak buludru itu sudah berpindah tangan kepada Dava, tangan Dava Terulur Memasangkan Kalung itu dileher Nayla, sedang yang di pasangkan Hanya Melongo, dan masih tetap fokus pada tatap mata Dava.
"Selesai"
"Hah! "
Nayla kembali menganga bak Orang Bodoh di hadapan Dava. Dia salah tingkah sampai tidak tahu harus melakukan Apa."I Want you Be my Girlfriend? "
"Haaah!"
Kali ini mata Nayla ikut Melotot mendengar pernyataan Dava. Nayla tidak salah dengar kan? Dava Mau Nayla jadi pacarnya kan? Atau ini hanya Mimpi? Karena Nayla Kurang Tidur Dan-----"Apaan sih Hah heh hah heh"
Seakan ditarik dari Dunia Khayal dan Dilempar kembali ke Realita, Nayla di Buat Melongo lagi Oleh senyum mematikan Dava."Be my girlfriend?"
Nayla mengerjapkan matanya. Dava Tersenyum Lalu mengacak Rambut Nayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dava Dan Nayla
Teen FictionCerita Kedua tentang Ali dan Prilly 'From' Menjemput Hati Seorang Alindo Revand tidak Pernah Menyangka akan Di tinggalkan secepat itu oleh Istrinya Prilly Natasya. Seorang Wanita Jelita yang mengidap penyakit berbahaya hingga Merenggut Jiwanya. Kema...