Lebih Dekat

546 30 3
                                    

Sungguh Malam Ini terasa Begitu Panjang dan Menyenangkan. Belum Habis Kebahagiaan Dava Saat Pemotongan Kue Dan Kado papanya, Sekarang Dia dan Para Orang Tua Menikmati Pemandangan,  dimana Ali sedang menikmati Keindahan Ciptaan Tuhan Yang Kedua Kalinya Dalam Hidupnya.

Ali Hanya Duduk, yah Hanya Duduk,  Tapi di temani Oleh Cinta,  sehingga Menjadikan Malam Ini Begitu Spesial.
Ali tidak Pernah Menyangka,  Dalam Hidup,  Dia akan di berikan Banyak Kebahagiaan,  terlepas Dari Kematian istrinya, Ali Mendapat Anak Sholeh yang Nyaris Tidak Pernah Mengecewakannya, dan setelah Dava Dewasa, Dava Kembali Mendatangkan Kebahagiaan,  Awalnya Ali memang Hanya Terpaksa, tapi Lambat laun Ali Menyadari bahwa Mungkin ini adalah Saatnya, Saat dimana Ali Harus Membuka Hati.

"Cinta, kamu Tidak masalah Jika tetap Berada di sini sampai Selarut Ini?"

Cinta Yang Kala Itu sedang Menundukkan Kepalanya menoleh sedikit,  Menyelipkan Anak Rambutnya Sebentar lalu Tersenyum.

"Tidak Mas, tidak apa-apa. Lagi pula Saya Harus Menepati Janji."

Ali mengerutkan Kening"janji? "

"Iya Mas, tadi Dava Dan Alan Memintaku Untuk Menunggunya, sampai Acara Ini benar-benar selesai. Mereka Bilang akan Mengantarku pulang,  sebagai Ucapan Terima Kasih Dava"

Ali tersenyum lalu mengangguk kecil.
"Jangan Terlalu di manjain. Kedua anak itu Memang Begitu, pemaksa" Ali terkekeh di Akhir Kalimatnya.

"Aku baru Tahu Loh Mas,  kalau Dava itu Anaknya Mas Ali." Cinta Menatap Ali sekilas Lalu kembali mengalihkan pandangannya
Cinta Merasa Dirinya Saat ini sedang Berdekatan dengan Malaikat, Malaikat Tanpa Sayap, yang tanpa Sengaja Sudah Mencuri perhatiannya. Cinta Pikir,  hal yang Ia lakukan Tidak Salah, berada di dekat Ali Tidak Masalah baginya, karena Ali juga Sepertinya menikmati kebersamaan Mereka.

"Iya, bahkan Tidak sedikit Orang Yang Bilang Kalau aku dan Dava Itu Kembaran"

Mereka Tertawa, Ali memang Benar. Tidak sedikit Orang yang Menganggap mereka Berdua adalah Saudara Kembar. Ali dan Dava Sangat Begitu Mirip.

"Kalian Mirip,  hanya beda Janggut sama kumis tipisnya doang" Cinta Terkekeh Manis.

Keheningan mendominasi,  sebelum Ali kembali Berdehem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keheningan mendominasi,  sebelum Ali kembali Berdehem.

"Kamu tau Gak Sih,  Siapa Inisial CAC tadi? Apa teman Dava? "

Cinta melirik Ali dari Ekor Matanya, Ia Tidak Siap Mengatakan Yang sebenarnya. Cinta Terlalu Malu Jika Harus Mengakuinya. Apalagi setelah Tadi Mendengar Cerita Tentang Mama Dava, dia Sangat Merasa Kerdil atas Prilly Yang Begitu Sempurna Sebagai seorang Wanita.

"Aku-- emh---"

Ali tersenyum lagi,  Lalu Menyalib Ucapan Cinta.
"Sudah Tidak Usah Ikut Berpikir. Aku yakin Orang itu Menuliskan Kalimatnya Dengan Penuh Makna Dalam"
Cinta Mengangguk Membenarkan.

Dava Dan NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang