Ali buru-buru ke rumah sakit setelah mendapat kabar Dari Dokter Nilam-mamanya Sam, Bahwa Kondisi ibu Cinta Sudah mengalami Perubahan. Dua Kantong darah Yang di donorkan Nayla Subuh tadi sudah di Masukkan Ke tubuh Ibu Cinta, membuat Kondisi ibu Cinta Lebih Baik.
Ali segera Ke rumah sakit, Bahkan Hanya Sekedar Pulang Untuk Ganti Baju saja. Nayla Melihat Pergerakan Ali yang meninggalkan Rumahnya Secara Terburu-buru. Ada Senyum Kecil yang terbit dari Bibirnya, sebentar lagi Ibu Cinta akan Sadar, dan Ali akan Segera Membuat Mamanya Bahagia.
Nayla Memejamkan Mata, sedari tadi Ponselnya Bergetar, ada banyak Panggilan dari Mamanya Yang dia Tolak. Juga Beberapa Pesan dari Dava, Nayla Sama Sekali tidak ingin di ganggu saat ini. Nayla Hanya ingin sendiri, hanya Ingin Membuat perasaannya Lebih Kuat, agar Bisa Menerima semua Kenyataan Ini dengan Lapang Dada.
Ibu Cinta dan Papa Dava akan Menikah, sementara Dia dan Dava juga sedang menjalin Hubungan, Lalu Yang Manakah yang Harus di korbankan? Jelas harus ada yang berpisah diantara Mereka. Dan Nayla ikhlas Jika dia yang harus Menjauh.
Sekali lagi Hela Nafas Berat Terhembus kasar Dari Bibirnya, Nayla Meraih Ponsel yang sejak tadi Mengganggunya. Ia Melihat ada Puluhan panggilan tak terjawab dari Papa dan Mamanya, Juga dari Dava, dan Beberapa Pesan dari Mereka Semua. Nayla Hanya Membuka Pesannya, tanpa Berniat membalasnya.
"Selamat Pagi Nayang, mau temani aku ke rumah sakit? "
"Nayang sudah Bangun? Maaf semalam gak ada kabar, aku di rumah sakit sampai larut malam, dan lupa Ngabarin kamu"
"Kenapa Telponku gak kamu angkat? Kamu Marah? "
"Maaf Nayang, maaf karena gak Bisa Nganter pulang semalam"
"Aku berharap kamu mengerti, Ibu Cinta sangat berarti untuk papa dan aku di sini hanya untuk menguatkan Papa. Kamu jangan Marah"
"Aku udah siap Ke rumah sakit, Aku jemput sekarang yah, Kamu siap-siap"
Tak lama Setelah semua Pesan Dava di baca Oleh Nayla, ketukan Pelan dari arah Pintu Menginterupsi kegiatannya, suara Yuzi memanggil Namanya. Nayla, dengan Langkah terseok berjalan Ke arah Pintu, membukanya Sedikit lalu Tersenyum kecil pada Yuzi.
"Di bawah ada Kak Dava, mau jemput kk"
"Bilang, kk gak ada di rumah. Kamu bikin alasan saja. Kk lagi pengen sendiri Zi"
"Tapi aku terlanjur bilang kalau kak Nayla ada di rumah"
"Ya sudah, bilang saja Kk masih tidur. Atau Bilang saja, kk lagi gak enak badan dan gak Bisa menemani Dava Ke rumah sakit"
Yuzi paham perasaan Nayla. Kakaknya itu sedang Berusaha untuk Menguatkan Hatinya. Nayla sedang Berusaha Membuat perasaannya Lebih Baik. Dava adalah kekasihnya, Namun sepertinya takdir tidak mengizinkan Mereka Untuk saling Memiliki.
Ketukan di daun Pintu kamarnya Berbunyi Lagi, Nayla Tahu Kalau Yuzi kembali ada di sana. Mungkin Dava tidak Menerima Alasannya.
"Aku Boleh Masuk? "
Nayla Mengangguk, Mengizinkan Yuzi masuk ke kamarnya. Lalu setelahnya, Yuzi menutup kembali Pintunya. Ikut duduk bersama Nayla diatas King size.
"Kakak gak papa? "Nayla tersenyum kecil lalu menggeleng.
"Kak Dava Udah Pergi. Dia Nitip salam Sama Kakak."
Tak ada Tanggapan, Nayla hanya berdiam, duduk di pojok Tempat tidur seraya Memeluk Boneka Beruang Besar yang di hadiahkan oleh papanya Beberapa Tahun yang lalu.
"Mama dan papa akan datang, malam Nanti kalau gak ada Halangan."
Nayla Hanya Menatap Yuzi, membuat adiknya Itu sedikit lebih tenang. Kemarahan dan kekesalan sudah tidak ada lagi di mata Nayla, di ganti dengan Sorot mata Lelah dan sedih yang menumpuk di sana. Yuzi paham ini berat, apalagi Nayla Mengetahuinya Dari hasil pencariannya Sendiri. Yang sangat di sayangkan, Nayla tahu saat dia Sedang dalam Keadaan Cinta-Cintanya pada Dava.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dava Dan Nayla
Teen FictionCerita Kedua tentang Ali dan Prilly 'From' Menjemput Hati Seorang Alindo Revand tidak Pernah Menyangka akan Di tinggalkan secepat itu oleh Istrinya Prilly Natasya. Seorang Wanita Jelita yang mengidap penyakit berbahaya hingga Merenggut Jiwanya. Kema...