Hidup itu Pilihan

369 18 2
                                    


Ali bernafas Lega saat Lamarannya Kepada Cinta di terima. Pihak keluarga Cinta Tidak Mempermasalahkan apapun tentang Ali, justru mereka yang merasa Tidak pantas. Tapi jangan Sebut nama Mereka, Alan dan Dava jika tidak bisa Merubah keadaan. dava Menjelaskan kepada Keluarga Cinta Tentang papanya, Tentang perjuangan Papanya, dan Tentang Keinginannya Memiliki mama baru, Dava Menceritakan bahkan hampir keseluruhan, hal yang Sempat Ia rencanakan bersama Papanya.

Ibu Rianty, Ibunya Cinta, Sangat bersyukur Setelah mereka Memutuskan Menikah dalam waktu yang tidak begitu lama, cukup untuk Persiapan dan segala perencanaan pernikahan.

"Apa itu tidak terlalu Lama, Jeng? Saya takutnya mereka tidak Bisa menunggu selama itu." Lily bergurau, sembari tertawa Kecil. Orang tua Prilly juga ada disana, menemani Ali melamar Cinta. Bahkan Mereka Tidak Segan Meledek dua sejoli yang sedang malu-malu itu.

"Ku pikir itu sedikit lama, Eyang. Dava Yakin papa gak akan Kuat"
Lalu Dava Tertawa, diikuti Alan dan Yang lainnya.

"Waktu Enam bulan Tidak Terlalu lama dan Tidak terlalu Cepat untuk merencanakan pernikahan. Kita akan Mengurus banyak Hal. Karena pesta ini akan diadakan semewah Mungkin. Saya tidak ingin ada Yang terlewat sedikit pun" Revand berkomentar, membuat Dendo tergelak. Eyang Kung Dava Itu bahkan memegang dadanya Karena kebanyakan ketawa. Ia mengingat tingkah sok bossy Revand di masa lalu, yang selalu ingin diikuti.

"Jangan tunjukkan Sikap bossy mu, Tuan. Kau lupa Kalau kita Sudah tua? " lalu mereka Kembali tertawa.

Lamaran Hari ini berjalan sesuai rencana mereka. Tak ada Hambatan sekalipun. Mereka di terima dengan lapang dada dan perasaan suka cita.

"Kalau begitu Kami permisi, terima kasih sudah bersedia menjadi bagian dari keluarga kami"

"Jangan Bilang begitu Pak, Justru kami yang berterima kasih sudah mau menerima keadaan kami yang jauh lebih rendah daripada Anda"

"Jangan Mengatasnamakan kekayaan Bu, Cinta adalah yang terbaik buat Ali. Mereka Bahagia, maka kami juga akan Bahagia"
Revand tersenyum lalu benar-benar pamit. Menyalami semua keluarga Cinta Lantas Berlalu keluar dari Rumah itu, diikuti Resi, Dendo dan Lily.

"Pah, gak Pulang? "

"Papa Harus ngantar Ibu Cinta Cek up dulu. Kamu pulang duluan saja." Dava Mengangguk Lalu Berjalan meninggalkan kediaman Cinta, bersama Alan.

Rasa sakit Mereka Sedikit di kalahkan oleh Rasa Bahagia ini. sebentar lagi Cinta akan Menjadi Mamanya, dan semoga saja Ali sudah Bisa Lebih bahagia Setelahnya.

**

Dava Pulang bersama Alan dan Om Richard, mereka Berpisah di persimpangan jalan dengan Mobil yang membawa Para Orang tua, Dava dan Alan ada urusan di toko Buku, dan mereka meminta diantar oleh Richard dan beberapa Pengawal.

"Gimana dengan Perusahan Om Martin,?"

"Semua bentuk kerja sama sudah di batalkan. Mereka terbukti bersalah, karena orang suruhan mereka sudah mengakui semuanya,"

"Lalu, apakah akan Aman jika Saya berada di Singapore tanpa Penjaga? "

Richard tersenyum, lalu menoleh pada Dava dan Alan di jok belakang.
"Hampir semua Perusahaan di Singapore Tau siapa Anda, Tuan Muda. Maka dari Itu Pak Bos Ali memilih singapore, selain jaraknya yang tidak begitu jauh, Singapore juga adalah salah satu Kota Paling Aman untuk anda Menetap, selama Berkuliah"

Dava Mengangguk, benar kata Richard, Papanya akan Selalu mengusahakan yang Terbaik Untuknya.

Tiba di toko Buku, Dava dan Alan Berjalan berpencar, Meski mereka akan Satu Kampus, tapi nyatanya Mereka Beda Jurusan, Alan akan Mengambil Jurusan Tata Boga, sedang Dava memilih jurusan Managemen Bisnis.

Dava Dan NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang