16 - Di-nyamuk-in Bagir

25.3K 1.5K 33
                                    

-Andra's Pov

Gue berjalan menelusuri lorong sekolah, jari-jari tangan gue dengan lihai memainkan handphone yang tengah gue gengam dan akhirnya gue lebih memilih membuka aplikasi line.

Ting!
Ting!
Ting!

Terdengar banyak suara notifikasi, dan ketika gue semua message terlihat, gue terbelalak. Ada satu message yang membuat gue jijik setengah mati.

Salshabilla : Kak Andra:*
Salshabilla : Kakak udah makan belum?
Salshabilla : Kakak bales chat akoeh dong!
Salshabilla : Kakak sibuk yah?
Salshabilla : Yaudah deh, ntar bales yah kakak Andra si ganteng nya akoeh:*
Salshabilla : Dadah gantengnya akoeh:*

Message itud dikirim kemarin sore dan gue gak perduli.

Dari semua message-nya, kenapa isinya penuh emot cium? Nih anak kek nya spesies bebek deh, tukang nyosor. Lalu tanpa basa basi pun jari gue terulur untuk memencet tombol block account, sukurin tuh adek kelas kurang asem.

Gue memasukan handphone gue ke dalam saku dan kembali melanjutkan perjalanan menuju kelas.

Sepanjang jalan menju kelasnya, gue tak lepas dari pandangan siswi-siswi yang menatap gue dengan tatapan memuja, gue dapat melihatnya dari ekor mata gue. 

Sedangkan para siswa justru terlihat  memandang gue dengan tatapan kesal, lebih tepatnya iri.

Ih Kak Andra tiap hari makin ganteng aja.”

“Eh-eh itu kaki Kak Andra kenapa?”

“Ya Allah, mukanya lebam-lebam gitu, kasihan.”

Kurang lebih seperti itu lah yang gue dengar dari mulut siswi-siswi terutama adik kelas.

Sementara setelah gue sampai di kelasnya, yang gue lihat pertama kali adalah, Bagir dan Nadya yang tengah duduk di meja yang sama sambil saling berpandangan.

Gue pun berdeham, “Ekhm, ini sekolah woi!” Sontak hal itu membuat Bagir dan Nadya mengalihkan pandangan mereka sambil seyum-senyum malu.

Gue melemparkan tas miliknya tepat ada kursi tempatnya duduk kemudian dia berhembus kasar. “Kalian daritadi berduaan aja gitu disini?” Bagir mengangguk.

“Gak takut ada setan gitu?” Tanya gue was-was, “Kan elu setannya!” Celetuk Nadya.

“Astagfirullah!” Pekik gue spontan.

Bagir terkekeh, “Mana ada setan di bulan ramadhan, kan pada dikurung di neraka.” Ucap Bagir. “Kata-kata bunda gue tuh!” Timpal gue.

“Semua orangtua juga ngomomg gitu deh, padahal mah justru bukan puasa setan pada keluar, nih contohnya di depan gue.” Gue mendengus.

“Harusnya lu berdua bersyukur gue datang, berduaan itu berdosa gak berduit. Zinah mata, ini bulan puasa, woi!” Dan setelah gue mengucapkan itu, Bagir dan Nadya hanya bisa terekeh malu.

"Udah ah, gue mau ke perpus aja!"

Saat gue hendak ke keluar kelas, si Bagir nahan tangan gue membuat gue mendongak. "Apaan?"

"Ngapain lu ke perpus? Baca buku?” Gue menggeleng. “Apaan baca buku di perpus, dirumah juga bisa, gue ke perpus tidur aelah.”

Gue kembali menoleh ke belakang  menatap mereka berdua. “Oh iya, lu berdua jangan pacaran mulu. Dosa. Mending nikah aja, biar gak dosa udah gitu bisa dapet anak lagi.” Saran gue membuat Nadya sukses membulatkan matanya tak percaya.

Gue pun berlari kencang menuju perpustakaan minggalkan Bagir dan Nadya yang tengah berduaan di kelas.

***

"Andra! Andra bangun, Ndra!"

"Andra! Sayang, kamu bangun dong!"

"Andra, kalau kamu mati, siapa yang bikin ibu kesel?!"

"Ndra, lo bangun dong! Masa lo gak mau liat gue nikah sama ayang Nadya sih?!"

"Ih, kamu mah gitu deh Gir!

"Andra, bangun jagoan. Ntar kalau kamu mati, siapa yang jadi patner jailnya ayahmu ini?"

"Ih! Ayah! Kok gitu sih?"

"Lah Bun, ayah salah apa?"

"Au ah, bunda kesel sama ayah!"

Samar-samar gue mendengar banyak suara yang mengusik ketenangan gue yang lagi tidur.

Ada apaan sih? Berisik amat!

Gue pun mengerjapkan mata gue dan terjingkak kaget. Gimana enggak coba? Di depan gue banyak orang! Ada ayah, bunda, Bu Maya, Bagir dan Nadya!

Dahi gue menyerit bingung, "Ada apaan sih? Kok ribut banget, ganggu Andra lagi tidur aja." Seketika pula mereka terlihat terkejut.

"Apa?! Tidur? Jadi kamu dari tadi tidur?" Gue mengangguk.

Lalu gue melirik ke arah jam tangan gue.

13.00 pm.

Pantes aja pada heboh, orang gue lama banget tidurnya, hehe. Gue mulai tidur jam 8 pagi dan bangun jam satu siang. Wkwk.

"Emang ada apa sih? Bunda sama yang lain juga kenapa bisa ada disini?"

"Bunda sama ayah kamu tuh di telepon sama Bu Maya kalau kamu pingsan di perpus!" Gue tertawa.

"Haduh, Bun! Yakali Andra pingsan di perpus, kalau pun Andra pingsan, Andra pasti lebih milih pingsan di kasur lah!"

"Bu Maya juga kenapa bisa bilang saya pingsan?"

Bu Maya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Ibu di kasih tau si Bagir, soalnya pas ibu masuk kelas, kamu gak ada sih. Yaudah ibu suruh Bagir nyari kamu." Gue tertawa lagi.

"Udah ah, Andra gak kenapa-napa! Jangan khawatir gitu deh kalian semua." 

"Ya bunda kan cuman takut kamu kenapa-napa, kamu juga kan masih sakit, tuh liat muka kamu masih lebam-lebam gitu! Makanya kalau nolongin orang tuh jangan pakek sok jagoan!" Gue mendengus kesal.

"Au ah, ayo deh pulang! Andra mau lanjut tidur!" Katanya membuat semua terbelalak.

“Andra, ini tuh masih jam sekolah. Kamu emang tidur sangat lama, tapi hanya lima jam, sedangkan sekarang jam satu siang. Itu artinya kamu harus ikut pelajaran sampai waktunya pulang.” Ucap Bu Maya dengan tajam.

Mau tak mau gue pun kembali ke kelas untuk melanjutkan belajar sedangkan ayah dan bunda memilih kembali ke rumah.

Bersambung...

******
Gimana sama part hari ini? Seru gak? Ya meskipun gaje-gaje gimana gitu, tapi tetep hargain lah yah!

Ini adalah part yang tercepat gue next kek nya, gak tau kalau nanti, kayaknya gue mau lama-lamain deh buat next, biar greget kalian ke gue😅

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang