15 - Perempuan itu?

27.3K 1.5K 30
                                    

-Andra's Pov

Gue mengendarai motor gue membelah jalanan, hari ini gue niatnya mau pergi ke cafe yang biasanya gue kunjungi kalau lagi nongkrong bareng temen gue.

Tapi ketika melewati persimpangan, gue merasa ada yang gak beres. Gue pun memicingkan mata gue melihat apa yang ada di depan, seorang perempuan dan tiga orang laki-laki.

Gue liat perempuan itu memeluk lututnya sedangkan tiga laki-laki itu tampak mencurigakan.

Gue pun segera menghampiri mereka dan terkejut ketika mengetahui ternyata mereka adalah anak siswa SMA Garuda, dan tiga laki-laki itu adalah Jojo dan kawan-kawan.

Dengan sigap pun gue memarkirkan motor gue, dan turun. Hal itu membuat mereka bertiga mengernyit bingung lalu kemudian gue melepaskan helm milik gue yang membuat mereka menatap gue peuh amarah.

"Wah, ada si Songong!" Gue menahan amarah gue.

"Lo apaan tuh cewek?" Jojo tertawa.

"Tadinya gue mau nikmatin nih cewek bareng sohib gue tapi pas liat lo datang, mending lo gue abisin dulu deh!" Gue mengeraskan rahang gue lalu menonjok pipi si Jojo.

Sedangkan temen si Jojo tampak langsung maju dan bersiap melawan gue.

"Lo brengsek tau gak, Jo! Lo mau ngerusak masa depan tuh cewek? Kagak punya otak lo pada!" Lagi-lagi Jojo dan kawan-kawan nya tertawa.

"Terus masalah buat lo? Lo mending diem deh, atau gak kalau mau lo juga boleh ikutan kok!" Gue menatap jijik ke arah mereka lalu menonjok pipi Marco dan itu membuat Jojo dan Karei marah.

"Kurang ajar lo!" Gue menahan tangan Jojo yang hendak melayangkan pukulannya.

"Perempuan itu harus dijaga, bukan disakiti. Emang lo pada mau apa ibu kalian disakiti? Kalau emang kalian mau nyakitin nih cewek, langkahin dulu mayat gue!"

Dan tampaknya mereka tak mengindahkan peringatan gue dan menampakkan seringai dari wajah mereka.

Bug!

Bug!

Bug!

Tiga pukulan yang berhasil gue layangkan untuk mereka, sekilas gue menatap gadis malang itu, gue seperti pernah bertemu dengan dia.

Bug!

Satu pukulan berhasil mengenai pipi gue ketika gue tengah lengah.

Bug!

Bug!

Bug!

Tiga pukulan secara berturut-turut mengenai perut gue membuat gue tersungkur, gue meringis sedangkan Jojo dan yang lainnya hanya tertawa puas.

"Segini aja nih kekuatan dari bad boy​ anak SMA Pelita Kasih? Cuih! Kagak ada apa-apanya!" Gue menggertakan gigi gue kesal.

Rahang gue mengeras, "Jangan bawa-bawa sekolah gue!" Setelah itu gue bangkit.

Bug!

Bug!

Bug!

Gue terus memukul mereka hingga terkulai lemas tak berdaya, kesempatan itu gue pergunakan untuk pergi, sebelumnya gue menyuruh perempuan itu naik ke motor gue.

"Ayo lo naik, kita harus cepet pergi dari sini!" Gue meringis memegangi rahang gue yang berdenyut.

Perempuan itu mengangguk lalu menuruti perintah gue, gue menoleh ke belakang dan menghembuskan nafas kasar.

Gue pun melepaskan jaket gue lalu menjulurkannya pada perempuan itu. “Rok lu kependekan, pakek jaket gue buat nutupin paha lu.” Ia mengambil alih jaket gue lalu ditaruh diatas pahanya.

Kemudian gue pun melajukan motor gue melengos pergi dari tampat Jojo dan teman-temannya terkapar lemah.

    “Liat aja, Ndra! Kita akan balas dendam!” Samar-samar gue dapat mendengar suara Jojo dan teman-temannya yang berteriak memanggil gue dan bicara akan membalas dendam.

***

Gue memberhentikan motor gue di depan rumah gadis tadi yang ternyata hanya berjarak dua rumah sebelum rumah Bagir.

Dan gue inget, dia kan yang kemaren ketemu di turnamen antar sekolah gue sama SMA Garuda.

"Makasih yah Andra, lo udah nolongin gue." Gue hanya mengangguk.

"Itu luka lo, gak mau gue obatin dulu yakin?"

"Yakin, udah biasa kok. Lagian gue juga mau langsung pulang takut di marahin bunda kalau pulang sore."

"Yaudah sekali lagi makasih yah!" Gue lagi-lagi hanya mengangguk.

"Sama-sama, emm... " Gue menggaruk tengkuk gue yang tak gatal, gue kagak tau nama tuh cewek, lebih tepatnya lupa.

Gadis itu terkekeh, "Nama gue Claudya, gitu aja lo lupa!" Gue terkekeh.

"Eh!" Pekik gue ketika ia hendak berbalik meninggalkan gue.

"Ada apa?"

"Kira-kira puasa gue batal gak sih kalau gue berantem kek tadi?" Bukannya ngejawab tuh cewek malah ketawa.

Apanya yang lucu coba?

Claudya hanya menggeleng, "Setau gue sih kagak, kan elu berantem demi kebaikan, nyelamatin gue. Hehe, thanks sekali lagi!"

Gue hanya mengangguk lalu segera menancap gas pergi meninggalkan rumah Claudya.

***

14.50 pm.

Gue bergidik ngeri sembari terus mengendap-endap memasuki rumah dengan harapan gak bertemu bunda. Bisa mati gue kalau ketemu bunda dalam keadaan babak belur gini.

Tapi ternyata, suara bunda terdengar."Andra? Kamu udah pulang? Kok gak ngucapin salam sih?" Gue terdiam dan tak berniat membalikkan tubuh gue menghadap bunda.

"E--eh bunda, iya Bun. Assalamu'alaikum, lupa Andra." Ucap gue tanpa membalikan badan gue.

Tanpa gue liat, pasti bunda saat ini lagi mengerutkan keningnya bingung.

"Wa'alaikum salam, kamu kok gak mau balik badan sih?"

"Hehe gapapa kok, Bun, Andra ke kamar dulu yah!"

Namun saat gue hendak berlalu dari hadapan bunda, bunda narik tubuh gue sehingga membuat gue berbalik badan.

Gue memejamkan mata gue, berharap bunda kagak marah-marah kayak biasanya.

"ASTAGHFIRULLAH! ANDRA! APA YANG TERJADI SAMA KAMU?!" Teriak bunda membuat gue terjingkak.

Tuh kan! Apa gue bilang, mampus dah gue malem ini!

Bersambung...

******
Andra nya babak belur, gimana perasaan kalian? Kasihan dia, udah jomblo pakek babak belur segala lagi.

Tapi Andra tuh jomblo-jomblo plus bad boy gitu gentleman banget kan? Dia gak suka ada orang yang nyakitin perempuan.

Dan gimana kalau selanjutnya gue next aja seminggu sekali? Setuju gak?

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang