37 - Keputusan

14.3K 793 9
                                    

-Author's Pov

Andra berlari dengan tergesa-gesa menyelusuri koridor rumah sakit, setelah mendengar kabar Claudya masuk rumah sakit ia bergegas meminta izin pada Bu Maya.

Awalnya Bu Maya tidak mengizinkannya namun setelah beberapa waktu, akhirnya ia berhasil membujuk Bu Maya untuk mengizinkannya menjenguk Claudya.

Satu yang menggangu pikirannya, ini semua karenanya. Itu saja yang terus ia pikirkan di otaknya, ia bahkan menggerutu dalam hati jika ini semua terjadi karenanya.

Setelah sampai di tempat resepsionis, Andra dengan panik bertanya pada petugas disana. "Mbak, kamar Claudya Khanza yang baru aja masuk kesini karena jatuh dari tangga dimana yah?" Tanya Andra dengan panik.

Petugas perempuan yang bername tag Amara itu mengernyit bingung. "Mas nya siapa yah?"

"Saya saudaranya." Jawab Andra terpaksa berbohong.

"Oh, dia ada dilantai 14, ruang Merpati nomor 02." Jelas Amara selaku petugas resepsionis.

Lalu tanpa mengucapkan terima kasih, Andra berlalu sambil berlari.

***

Butuh waktu yang cukup lama untuk mencapai lantai 14 dan akhirnya Andra pun sampai, tepat di kamar dimana Claudya di rawat. Diluar ruangan pun terlihat mamah Claudya, Mawar.

"Andra," panggil Mawar.

"Tante, gimana keadaan Claudya?" Tanya Andra dengan khawatir.

"Tante gak tau, tante juga baru sampai. Tapi Claudya masih di tangani oleh dokter, kita berdo'a dia baik-baik aja yah." Jelas Mawar membuat Andra kalang kabut.

"Andra takut terjadi sesuatu sama dia, tan." Ujar Andra dengan cemas.

"Claudya pasti baik-baik aja, dia kuat, tante tau itu." Tegas Mawar sambil meyakinkan Andra.

"Tapi ini semua gara-gara Andra, Tan. Coba aja Andra gak nolak tantangan Jojo, pasti Claudya gak bakalan masuk rumah sakit kayak gini." Mendengar ucapan Andra, Mawar mengernyit bingung.

"Maksud kamu apa? Coba ceritain sama tante,"

"Jadi gini, Tan... " Dan mengalirlah cerita Andra ketika Jojo and the genk menyerang sekolahnya tadi pagi.

"Jadi gitu? Udah kamu jangan khawatir, tante yakin itu cuman ancaman biasa. Claudya masuk rumah sakit kek gini pasti karena udah takdir nya kek gini kok, kamu jangan pikirin ancaman temen kamu itu." Mawar berusaha menenangkan Andra yang masih terlihat merasa bersalah.

Tak berapa lama, keluarlah seorang pria paruh baya berjas putih khasnya dari ruangan tempat Claudya di tangani membuat Mawar dan Andra berdiri tegak.

"Keluarga pasien?" Tanya dokter yang baru saja keluar dari ruangan Claudya.

"Saya ibu nya dok," jawab Mawar.

"Gimana keadaan anak saya dok?" Lanjut Mawar bertanya.

"Pasien baik-baik saja, hanya luka kecil di beberapa bagian tubuhnya tapi sudah saya obati. Untung saja ia tidak terluka parah, Tuhan masih melindunginya." Jelas dokter.

Mawar dan Andra terlihat menghela nafas mereka senang, dalam hati mereka bersyukur.

"Kalau begitu saya tinggal dulu yah, permisi." Mawar dan Andra hanya mengangguk.

Lalu mereka tampak dengan senang masuk ke dalam ruangan Claudya.

-Andra's Pov

Clek...

Ketika pintu terbuka, gue langsung dapat melihat Claudya yang tengah bersender pada brangkar.

"Mamah, Andra." Gue berusaha menyunggingkan senyum.

Gue dan Tante Mawar pun menghampiri Claudya. "Gimana keadaan kamu, sayang?" Tanya Tante Mawar.

Claudya tersenyum, "Aku gapapa mah, cuman luka kecil kok." Tapi luka kecil ini peringatan bukan gue, Clau. Lanjut gue dalam hati.

"Oh iya, kamu kok ada disini sih, Ndra? Kamu kan harusnya masih ada di sekolah. Ini masih jam dua loh, kok kamu malah kesini sih!" Gue terkekeh.

Lalu dengan gemasnya gue mencubit pipi Claudya membuat sang empunya meringis kesakitan. "Aduh, ih kamu mah cubit-cubit mulu!" Rengek nya.

"Aku kesini karena aku khawatir sama kamu, masa aku diem aja di sekolah ketika tau pacar kesayangan aku ini masuk rumah sakit, bukan aku banget." Jelas gue sambil menaik turunkan kedua alis gue.

Bukan nya disayang gue malah merasakan pukulan di bahu gue, "Loh kok aku di pukul sih, yank? Sakit tau!"

"Habisnya kamu ada disini sih, sekolah itu penting juga, Ndra! Lagian aku nya juga gapapa, kamu kan bisa jenguk aku pulang sekolah, gak harus kabur dari sekolah juga!" Ucapnya membuat gue semakin gemas.

"Ih, kamu juga penting. Coba deh, kalau kamu kenapa-napa, ntar aku bikin Andra junior sama siapa?" Canda gue dan lagi-lagi dapat gue rasakan pukulan di bahu gue.

Claudya mendengus kesal, "mesum mulu tuh pikiran!" Gue hanya bisa terkekeh.

"Lagian siapa juga yang kabur dari sekolah, orang aku izin kok ke wali kelas. Udah ah, kamu tuh lagi sakit, jangan banyak ngomel." Ujar gue membuat Claudya lagi-lagi mendengus kesal.

Sedangkan Tante Mawar hanya tersenyum memandangi gue dan Claudya tapi justru gue malu di perhatikan seperti itu.

Serasa ke gep berbuat yang tidak senonoh sama anaknya tau gak, jadi gak enak hati.

"Eh si Tante malah diem aja, maaf yah Tan, Andra keasikan sama anak Tante sih." Tante Mawar hanya mengangguk.

Gue pun mengalihkan pandangan gue pada Claudya, gue liat dia tengah tertidur. Dengan lemas pun gue beralih ke arah sofa untuk sekedar duduk.

"Ndra, Tante keluar bentar yah, mau cari sesuatu." Gue mendongak lalu mengangguk.

Setelah Tante Mawar keluar, gue kembali menunduk. Lalu ucapan Jojo kembali terngiang di otak gue, seperti siaran yang tak habis-habisnya.

Apa yang harus gue lakuin, gue gak mungkin biarin Claudya lebih terluka dari ini, gue gak bisa.

"Ndra?" Sebuah panggilan membuat gue mendongak dan tersenyum ketika tau siapa yang memanggil gue.

Dengan senang hati pun gue mendekati Claudya dan mengelus pucuk kepalanya dengan lembut. "Hmm... "

"Jangan terima ajakan Jojo yah, aku gak mau kamu terluka." Ucapnya dan seketika membuat tubuh gue membeku.

"Jangan tanya aku tau darimana, yang jelas aku gak mau kamu terima ajakan Jojo, biarin dia nyakitin aku tapi jangan kamu." Gue menggeleng tegas.

"Aku gak akan biarin siapapun nyakitin kamu!" Tegas gue pada Claudya.

"Aku percaya itu, tapi jangan terima ajakan Jojo, Ndra. Aku gak bisa liat kamu terluka." Lagi-lagi gue menggeleng.

"Kamu gak perlu tau aku terima ajakan Jojo atau enggak, yang jelas, aku gak akan biarin dia nyakitin kamu lebih dari ini, enggak, aku gak bisa liat kamu lebih terluka daripada ini! Ini peringatan buat aku biar aku gak ngeremehin ancaman dia."

"Apapun yang aku ambil nanti, aku harap kamu tetep dukung aku." Lanjut gue.

Claudya hanya terdiam kaku tanpa menjawab, "Yang jelas aku sayang sama kamu." Ucap gue lalu kembali mengelus pucuk kepalanya.

"Tapi janji yah kamu gak akan kenapa-napa?" Gue tersenyum.

"Insyaallah kalau Allah menghendaki, aku akan baik-baik aja demi kamu."

Maafin aku kalau aku terima ajakan Jojo, Clau. Ucap gue dalam hati.

Ya, gue udah dapat sebuah keputusan. Gue akan menerima ajakan Jojo untuk balapan.

Bersambung...

******
Ini adalah part terpanjang yang pernah gue buat, semoga gak bosen bacanya yah. 

Add line gue yah, rizkytajulia buat yang mau gabung ke gc bad boy!

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang