09 - Latihan basket

41K 2.2K 57
                                    

-Author's Pov

Andra berlari sambil men-dribble bola dengan gesit sambil sesekali memberi kecohan pada lawanya.

"Ndra! Ke gue!" Teriak Wahyu teman satu team-nya membuat Andra melemparkan bola yang sedari tadi ada di kendalinya ke Wahyu.

“Wah, lempar lagi ke gue!” Andra menangkap lemparan dari Wahyu lalu ia memasukan bola tersebut ke dalam ring membuat team-nya bersorak girang.

Setelah itu, Andra berjalan ke arah kursi para penonton dimana Bagur berada. "Huh, gue capek njir!" Ia tampak mengatur nafasnya yang naik turun.

"Minum dong woi!" Teriaknya pada si Bagir yang tengah asik dengan ponselnya, entah apa yang dilakukan Bagir hingga terus fokus pada ponselnya.

Bagir pun menoleh dan mendapati Andra yang berada di sampingnya lalu menjulurkan sebuah botol minuman pada Andra dan kembali fokus pada ponselnya.

Sedangkan dari luar terdengar suara riuh para siswi yang tengah menonton dari luar, karena para siswi dilarang masuk kecuali jika ada turnamen.

"Nih, Ndra! Btw lo kagak mau sapa fans-fans lo apa?" Andra memutar bola matanya malas ketika mendengar ucapan Bagir.

Fans? Andra lebih suka menyebut mereka penguntit karena baginya seorang fans hanya perlu men-support idolanya bukan kejar-kejar idolanya yang kapanpun bisa membuat dia risih dan jera, itu pengertian fans menurut Andra.

Dan Bagir memang terbiasa menemani Andra latihan basket meskipun terkadang ia juga tak bisa menemani.

"Udah selesai belom latihannya?" Tanya Bagir membuat Andra mengedikkan bahunya tak tahu.

Lalu Andra pun berlari ke arah anak basket lainnya yang tengah berkumpul. "Woi, mau udahan aja gak nih?" Tanyanya pada mereka dan seketika mereka melompat kegirangan.

"Ya mau lah, thanks yah kapten!" Andra ngangguk lalu menyambar tas milknya lalu melambaikan tangannya pada Bagir, "Balik Gir!"

***

Setelah diantar oleh Andra, Bagir pun segera masuk kedalam rumahnya dan menjatuhkan tubuhnya pada sofa dimana neneknya berada membuat nenek Andra menoleh dan tersenyum.

“Mana salamnya, cu?” Bagir terkekeh lalu meraih tangan neneknya udah di cium.

"Assalamu'alaikum, nek.”

“Wa’alaikum salam, gimana tadi disekolah?”

“Baik kok nek tapi agak melelahkan, soalnya tadi Bagir nemenin Andra latihan basket dulu, kan udah jadwalnya.” Jawab Bagir.

"Naik gih, terus mandi. Habis itu shalat ashar, ntar kita makan bareng yah." Bagir mengangguk lalu bangkit dari duduknya, sebelumnya ia sempat mencium pipi neneknya lalu pergi ke kamarnya.

***

Usai mandi dan melaksanakan ibadah shalat ashar, Bagir berjalan menuju ruang makan. Senyumannya mengembang ketika melihat kakek, nenek dan adiknya Mira sudah duduk manis di meja makan menunggunya.

Sedangkan Ayah Bagir biasanya belum pulang, dan Bagir mengerti hal itu. Ayahnya memang sibuk, bekerja sebagai arsitek membuat ayahnya terkadang tak pulang.

"Eh, bang! Aku ada berita gembira nih!" Pekik seorang gadis belia bernama Mira, Adik Bagir.

Bagir menggembangkan senyumnya lalu ikut duduk di samping adiknya. "Berita apaan?"

"Mira bakalan di beliin handphone baru sama bapak!" Jawab Mira dengan girang membuat Bagir menggigit bibir bawahnya gemas.

"Oh iya? Aduh, roman-romannya kamu seneng banget dek." Mira mengangguk lalu menyodorkan sepiring nasi dengan lauk pauk.

Bagir mengacak rambut Mira gemas lalu menepuknya pelan. "Makasih adekku yang manis!"

Sedangkan nenek dan kakek Bagir hanya bisa tersenyum menatap kedua cucunya yang terlihat sangat bahagia.

***

Setelah makan bersama, Bagir kini justru tengah asik menemani Mira menonton film kesukaan adiknya itu, Doraemon.

“Bang, Mira pengen deh kalau Doraemon beneran ada.” Gumam Mira sambil memainkan remot tv yang ia genggam.

“Emang kamu mau apa kalau Doraemon beneran ada?”

“Mira pengen pintu kemana saja biar gak telat mulu berangkat sekolahnya.” Mendengar jawaban dari Mira, Bagir terkekeh lalu mengacak rambut adiknya dengan gemas.

“Makanya kalau dibangunin tuh bangun jangan ngomong, 5 menit lagi, bentar, iya-iya tapi nyatanya belum bangun.” Oceh Bagir membuat Mira tertawa.

“Namanya juga kebo!" Timpal seseorang membuat mereka menoleh.

    Di ambang pintu, terlihat seorang pria paruh baya yang terlihat tengah tersenyum dengan tas kerja di tangannya.

    Melihat itu Mira bersorak girang lalu menghampiri pria itu. "Bapak!" Ya, itu adalah bapak Bagir dan Mira.

Bersambung...

******

Segini aja dulu dah, gue berharap kalian masih pada suka yah. Biar hidup gue barokah bikin semua orang senang🐱

Dan biar kalian barokah juga, ayo bikin gue seneng. Caranya gampang cukup ketik next Thor! Semangat spasi kirim ke kolom komentar.

Lalu jangan lupa klik bintang yang ada di pojok kiri yah.

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang