50 - Udah Gak Perawan

19.4K 858 57
                                    

-Andra's Pov

Ujian Nasional udah berlalu sejak kemarin membuat gue dan yang lainnya bersorak gembira.

Seminggu yang lalu juga Jojo bebas dari penjara dan mengikuti Ujian Nasional karena gue gak mau dia berhenti sekolah hanya karena nyelakain gue kemarin.

Dan saat ini gue tengah berkumpul dengan Bagir dan teman-teman gue yang lain.

"Udah lah, Ndra. Ganti aja, dia itu udah di jamah tubuhnya." Ujar si Jarwo ketika gue tengah asik menenguk minuman yang gue genggam.

"Gue pikir-pikir dulu deh." Jawab gue cuek.

Bagir berdecak sebal, "Bodynya udah gak perawan." Timpal Bagir.

"Iya, gue tau."

"Mending lu tinggalin aja deh!" Ucap Jarwo.

"Ini gue lagi mikir-mikir untuk ninggalin apa enggak, Njing!"

"Alah, tinggal mikir kek gitu aja lama amat lu." Kini giliran Sarah yang menimpal.

"Ngomongin apa sih kalian?" Tanya Nadya bingung karena daritadi dia memakai earphone.

"Ini loh, si Andra. Body si Whitney udah gak bagus lagi, lecet-lecet gitu."

"Oh si Whitney lecet, Ndra? Tapi masih baik-baik aja kan?" Tanya Nadya membuat gue mengangguk.

"Yah lumayan lah, gak sampe harus ke dokter." Jawab gue.

"Gak sampe harus di suntik," timpal Bagir.

"Gak sampe harus di infus," Jarwo ikut menimpal.

"Mendingan lu ganti warna aja deh, Ndra. Risih tau gak gue liatnya." Saran Sarah membuat gue berpikir.

"Iya deh, habis ini gue bawa salon buat ganti warna." Jawab gue membuat sebuah pukulan melayang tepat ke kepala gue.

Gue mengaduh kesakitan, "Lah? Apa yang salah coba?"

"Ya elu tolol! Harusnya dibawa ke bengkel bukan salon." Sewot Nadyaembuat gue terkekeh.

"Iya deh iya, dibawa ke bengkel."

"Warna ungu bagus," celetuk Nadya membuat yang lain terkekeh.

"Bagusan item, maco." Timpal Jarwo.

"Ih, bagusan juga pink, lucu gemes gimana gitu!" Pekik Nadya dengan girang.

Gue berdeham, "Ekhm, merah aja deh, sekarang kan putih, habis itu merah, dibalik jadi merah putih, kek bendera Indonesia, merah-putih." Jawab gue sambil mengunyah permen karet yang tadi sempat gue beli.

"Ah gaya lo, sekolah juga gak bener meskipun pinter."

"Anjing lu Sar, lu selalu aja bener kalau ngomong." Dan yang lain pun terkekeh.

"Ntar namanya siapa Ndra, kalau si Whitney jadi warna merah?" Tanya si Bagir.

"Redly aja, Red Friendly jadi si merah yang ramah karena yang punyanya tampan dan baik hati." Jelas gue membuat mereka hanya mengangguk.

"Jangan lupa bubur merah bubur putih yah kalau udah ganti nama." Celetuk Bagir membuat gue mengacungkan jempol gue.

"Siap, sekalian gue kasih lu-lu pada kiranti deh." Ucap gue sedangkan mereka bergidik sambil ngeri menatap gue.

"Emang lu pernah nyoba kiranti, Ndra?" Tanya Nadya dengan polos.

Gue mengangguk, "Waktu itu nyuri punya sepupu, habis dituangin ke gelas jadi gue kan gak tau itu kiranti apa bukan."

"Lagian enak kok," lanjut gue.

Mereka semua menatap ke arah gue dengan cengo, "Kenapa sih?" Tanya gue.

"LU SARAP!" Teriak mereka semua kompak membuat gue dengan refleks menutup telinga.

***

"Habis ini mau kemana?" Tanya gue pada Claudya yang tengah asik menoleh pada sekitar memperhatikan tiap toko yang kita lewati.

Saat ini gue emang sedang bersama Claudya di mall, lebih tepatnya gue nemenin Claudya mencari barang yang sedang ia cari, begitu katanya.

"Ih, gue tuh mau nyari toko buku." Jawabnya sambil merengek membuat gue menggigit bibir bawah gue gemas.

"Sini ikut gue, masa lu lupa sih toko buku ada dimana." Gue menarik tangan Claudya sedangkan dia malah terkekeh.

"Emang mau cari buku apa sih?" Tanya gue penasaran.

"Mau cari buku Milea, aku belum sempat baca waktu itu jadi beli sekarang aja sekalian mampir." Gue mengangguk.

"Suka Dilan dan Milea?"

"Suka, mereka lucu."

"Kek kita yah?"

"Iyain aja biar cepet." Ucapnya membuat gue merengut kesal.

"Emang apa serunya sih?"

"Ada seribu satu alasan, Ndra. Tapi yang paling bikin aku seneng, kemarin aku udah nonton Dilan sama temen, gila, film nya seru banget. Aku jadi pengen nonton lagi. " Gue hanya mengangguk.

Mau nanggapin gak ngerti, gue tau quotes-quotes Dilan aja dari Instagram jadi ditanya soal novelnya gue hanya bisa gigit jari kaki.

***

"Ih, aku tuh kesel tau gak sih!" Gue mengedikkan bahu acuh.

Daritadi yang gue denger dari mulut si Claudya hanyalah dumelan dan dumelan.

"Udah ah yank, diem, malu diliatin, lagian emang udah jalannya kek gitu, mau kamu nangis bombay juga Dilan emang gak salah Milea." Ujar gue malas.

Kalian pikir aja, setelah beli buku Milea, si Claudya langsung baca dan jerit-jerit bilang kesel sambil ngejelasin apa yang tadi dia baca dan itu semua karena Dilan gak bersatu sama Milea, hadeh.

"Ih! Ya aku kesel aja gitu! Aku udah baper-baper baca tau-taunya Dilan sama si Chika itu! Kezel nih akuh!" Gue lagi-lagi mendengus kesal.

"Berarti ntar kalau ada Dilan 1991, Dilan sama Milea nya putus dong?"

"Ih, aku kesel!"

"Ya kalau kamu kesel, aku harus apa? Maksa Dilan balikan sama Milea? Gak banget," ujar gue cuek.

"Ih kamu mah gitu sama aku! Tau ah! Bodo!" Pekiknya tak terima lalu berjalan cepat meninggalkan gue.

Gue menghela nafas, dan menyusul dia yang meninggalkan gue.

Ck, dasar perempuan! Bikin kesabaran gue diuji banget, dah kek iklan sirup pas bulan ramadhan deh, sama-sama bikin elus dada.

Bersambung...

*****
Ini ngaret gak sih? Maafin yak, maklum, gue badmood and then gue kehilangan ide alias mentok.

Jangan kapok di gantung sama gue yak:)

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang