44 - Gak Danta

14.6K 798 42
                                    

-Author's Pov

Suara gelak tawa menghiasi ruangan Andra, bagaimana tidak? Sedari tadi yang Andra lakukan hanyalah melemparkan lawakan miliknya.

"Gak danta lu!" Pekik Bagir memegang perutnya yang sakit karena terus tertawa.

"Gak danta darimana coba, danta juga ih, satu tambah satu sama dengan dua!" Balas Andra semakin membuat yang lainnya tertawa.

"Udah ah, Ndra! Stop, bisa sakit perut nih gue!"

"Kalau sakit perut tinggal boker aja sih, kalau enggak keluar-keluar pakek obat pencuci perut aja, dijamin plong keluarnya!" Saran Andra tapi kali ini mendapatkan sebuah jitakan dari Bagir.

"Bukan sakit pengen boker, gila!" Bagir menggertakan giginya sedangkan yang lain hanya menonton mereka seperti layaknya tv yang menyuguhkan pertengkaran kedua teman gak danta.

"Oh, ngomong dong. Dasar gak danta!" Kata Andra.

"Udah-udah, sekarang waktunya kamu makan, habis itu minum obat." Claudya menyela pembicaraan diantara mereka.

Andra menggerutu, "Gak mau ah, makanannya gak enak, hambar kayak hidup aku kalau gak ada kamu, eak." Semua orang yang ada tertawa mendengar gombalan dari Andra sedangkan Claudya hanya tersenyum malu.

Semburat merah terlihat jelas dikedua pipinya yang berisi, lalu ia memukul bahu Andra pelan. "Ih, kamu mah! Udah ah, makan nih!" Rengek Claudya.

"Gak mau ih, makanannya hambar, udah gitu obatnya pait lagi sama kayak saat tau kenyataan kalau kamu banyak yang suka." Lagi-lagi Andra mengeluarkan gombalannya membuat Claudya semakin berseri malu.

"Uhuy, ada yang malu-malu kambing nih!" Pekik Dirga.

"Itu pegangin, takut terbang ntar idung nya!" Kata Rey.

"Aselole, keluar yok keluar daripada jadi nyamuk." Tungkas Juan dengan kekehan.

"Kalian gak danta deh," balas Andra mengundang gelak tawa semuanya.

-Andra's Pov

Gue memandangi seorang gadis yang tengah tertidur dipinggir brangkar gue dengan menyelusupkan kepalanya diantara kedua tangannya.

Claudya Khanza, dia yang saat ini tengah tertidur di pinggir brangkar gue. Tangan gue teralih untuk mengusap kepalanya dengan lembut berharap tidurnya tak terganggu.

Kalau Tuhan nakdirin gue untuk meninggal saat ini juga, hanya satu ingin gue, memastikan kebahagiaan Claudya disini meskipun nanti bukan gue yang membahagiakannya.

Tapi gue juga sangat bersyukur kalau Tuhan masih mempercayakan gue untuk membahagiakan Claudya tanpa perantara.

"Aku sayang kamu, aku gak akan biarin bahaya deketin kamu, jangankan bahaya, bahagia pun gak akan rela ninggalin kamu kalau ada aku." Gue terus mengelus rambutnya lembut.

Seakan teringat oleh Jojo, gue berpikir, gak lama lagi Ujian Nasional tapi Jojo dipenjara. Berarti dia gak akan bisa lanjutin sekolah dia kalau dipenjara, dan gue rasa itu gak baik.

Jojo emang udah jahat sama gue, tapi gue rasa untuk membalas perbuatan orang seperti Jojo gak perlu dengan kejahatan juga kan.

Dan bagi gue, Jojo adalah seorang sahabat yang sedang khilaf, ada waktunya dia akan taubat kan, gak selamanya orang khilaf akan selalu khilaf.

"Kamu mikirin apa sih?" Gue menggeleng ketika melihat Claudya yang tengah menatap gue dengan muka nya yang baru bangun tidur.

Kelelahan dapat gue lihat dari pancaran matanya, "Aku ganggu kamu tidur yah?" Ia mengangguk.

"Kamu elus-elus kepala aku sih, aku kan jadi gak ngantuk lagi." Dahi gue menyerit bingung. Gimana bisa?

Claudya terkekeh setelah menyadari raut wajah gue, "Elusan kamu enak sih, aku jadi terlalu nyaman untuk bangun dan liat wajah kamu." Ujarnya.

Gue menggigit bibir bawah gue dan mencubit kedua pipinya gemas. "Sekarang kamu yang ngegombal, udah jago yah sekarang." Ucap gue.

"Udah dong, masa kamu doang yang jago ngegombal, aku juga harus jago, jadi kan kita jadi pasangan yang pas, sama-sama jago ngegombal." Balasnya dan kali ini membuat gue terkekeh.

"Belajar dari mana?"

"Dari iklan pair n vovely, yang ada Jessica Milla nya itu loh." Gue mengangguk.

"Serah kamu deh yang, aku mah cukup tau aja."

"Cukup tau? Kek judul lagu."

"Baby, i'm Hungry!" Pekik gue membuat dia terkekeh.

"Jadi si mantan penganut sistem jomblo akut ini lagi kelaparan yah?" Gue mengangguk.

"Masa sih, gak percaya!" Gue mencebikkan bibir gue kesal.

"Aku harus apa biar kamu percaya?" Tanya gue membuat dia berpikir.

"Cari telur gajah!" Jawabnya membuat gue melongo.

Cari telur gajah dimana coba? Sampe gue jadi kakek-kakek juga gak bakalan ketemu telur gajah.

"Kamu mah suka gak waras deh, dimana-mana gajah itu beranak bukan bertelur." Dia terkekeh mendengar jawaban gue.

Kriuk...
Kriuk...

Dan seketika suara aneh yang keluar dari perut gue mengalihkan pandangan gue sedangkan Claudya terkekeh mendengarnya.

"Itu yang bikin aku percaya kalau kamu lagi kelaperan." Kali ini gue terkekeh.

Kayaknya pacaran sama gue, Claudya jadi ikut gak waras deh. Asal jangan ikut jadi bad aja, soalnya gue suka dia yang good girl bukan yang bad girl.

Bersambung...

******
Cuman mau bilang, semoga gak bosen yah baca story ini!

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang