Spesial Part II

11.8K 329 18
                                    

Kangen gak?

Woi?

Kangen sama cerita ini gak?

Apa udah setia sama lapak sebelah, it's kok.

Btw ini dibikin untuk merayakan 1jt viewers cerita ini.

Happy readings guys:)

Semoga dapat menjawab pertanyaan yang bersarang di kepala kalian setelah bertahun-tahun. Eh lebay deh.

Oh iya, jangan lupa baca Brotherhood : Aland & Alano yang berkisah tentang anak Andra dan Jihan ya guys:)

***

4 tahun kemudian...

Andra terlihat begitu sibuk berlarian dari dari satu ruang ke ruang lainnya, kini ia tengah menjalani koas yang menjadi salah satu syarat kelulusan untuk menjadi seorang dokter.

Ia menjadi dokter koas di sebuah rumah sakit yang berada di daerah yang kini tengah mengalami bencana letusan gunung berapi yang membuat ia sangat sibuk.

Setelah kepergian Claudya, tak pernah terlintas di pikiran Andra untuk mencari penggantinya, tapi ia berjanji, ia akan selalu mencintai Claudya.

"Andra!" Andra menoleh ketika mendengar seseorang memanggil namanya.

"Ada apa, Dis?" Tanya Andra sambil terus berjalan diikuti oleh perempuan yang memanggilnya tadi.

Gladis namanya, teman satu koas nya. Perempuan yang ia hindari dulu justru sekarang menjadi rekan koas nya sekarang.

Perempuan itu kini tumbuh menjadi sosok yang dewasa, tidak seperti dulu, ia justru sekarang sudah tidak mengejar Andra lagi, dan itu membuat Andra mengucap syukur.

"Ada pasien yang memar di ruang 032, dia perlu diobatin, gue bisa minta tolong lu?" Tanya Gladis.

Andra menghembuskan nafas kasar, "oke, lu lanjutin pekerjaan lu, gue nyusul ntar." Setelah itu Andra berlari menuju ruang nomor 032.

Setelah sampai ia membuka ruang tersebut, terlihat seorang gadis yang tengah meringis memegangi kakinya yang terlihat memar.

Andra berjalan menuju perempuan tersebut, "ada apa sama kaki kamu?" Tanya Andra membuat gadis yang tadinya fokus pada kakinya terlonjak kaget.

Melihat gadis tersebut kaget, Andra terkekeh pelan. "Maaf kalau saya ngagetin kamu, kaki kamu kenapa?"

"Tadi aku kesandung batu, jadinya memar deh, hehe." Kekeh gadis itu.

Tanpa Andra sadari, ia menyungingkan senyumnya, gadis yang lucu, pikirnya dalam hati. "Yaudah, kalau gitu saya obatin." Andra pun berlalu mengambil kotak P3K yang berada diatas meja.

Kemudian ia kembali menghampiri gadis tersebut, tangannya terulur memegang kaki gadis itu membuatnya meringis kesakitan. "Ih pelan-pelan dong, gak tau apa, sakit nih!" Andra terkekeh.

"Maaf, tapi ini kayaknya harus dikasih obat merah, kamu tahan bentar yah, sakitnya sebentar kok." Gadis itu hanya mengangguk.

Dengan pelan Andra menumpahkan obat merah ke sebuah kapas lalu mulai mengobati memar pada kaki gadis itu, tanpa ia sadari, mata gadis itu menatap Andra kagum.

"Umur kamu berapa?" Andra mendongak. "Kenapa emangnya?"

"Aku liat kamu masih muda," jawabnya.

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang