46 - Sekolah

13K 818 44
                                    

-Andra's Pov
  
Gue menelusuri koridor sekolah yang masih terlihat sepi dengan kaki terpapah, sesekali gue membalas sapaan orang yang melintas dan menyapa gue.

"Hai, Ndra! Udah sekolah lu, sorry kemaren gue gak jenguk elu." Gue hanya mengangguk ketika salah satu siswa yang gak gue kenal nyapa gue.

Kebiasaan gue gitu, tau muka tapi gak tau nama jadi maklum aja kalau gue gak tau nama kalian siapa.

"Andra gila, kamu makin ganteng aja keluar dari rumah sakit." Gue tak mengindahkan ucapan salah satu siswi yang melintas melalui gue.

Sedangkan gue dengan acuhnya langsung memasuki kelas lalu menaruh kepala gue diantara kedua tangan gue yang bertumpu pada meja tanpa melepaskan tas gue yang masih bertengger di punggung gue.

Perlahan tapi pasti gue memejamkan mata gue.

***

"Ndra... "

"Ndra!"

"Andra!"

"Edan si Andra, teu hudang-hudang titadi."

"Andra!"

Gue mengerjapkan mata gue ketika sayup-sayup mendengar suara orang memanggil nama gue.

"Ada apaan sih?" Gue mengucek mata gue ketika mengerjap.

Gue dapat melihat semua siswa di kelas gue mengelilingi bangku dimana gue tidur.

"Gir? Ada apaan?" Tanya gue pada si Bagir yang tengah berada di depan gue.

"LU KENAPA MASUK GOBLOK! LU KAN MASIH BELUM PULIH!" Gue terlonjak kaget ketika seluruh siswa meneriaki gue, termasuk si Bagir.

Gue terkekeh setelahnya, "Hehe, bosen di rumah, bentar lagi juga UN, yakali gue izin melulu." Jelas gue.

"Lu tadi sarapan apa?" Gue menyerit bingung.

"Sarapan nasi, telor, tampe, tahu, dan sayur. Kenapa sih?"

"Makan lu bener, tapi kok otak lu kek nya bengkok yah?"

"Sianjir! Otak kan emang bengkok membentuk lingkaran goblok!"

"Tapi harusnya elu masih istirahat, Ndra!"

"Gapapa, kasihan gue sama kalian, pasti udah pada rindu sama gue. Lagian gue gak mungkin masuk kalau keadaan gue masih sakitlah, bahkan rasa sakit bukan halangan untuk menuntut ilmu."

"Wih, si Andra makin bijak nih." Gue hanya tersenyum ketika si Jarwo berucap.

"Andra teguh!" Lagi-lagi gue hanya tersenyum ketika salah satu teman gue ikut menanggapi ucapan gue.

***

Gue menepikan motor gue di depan kantor polisi, lebih tepatnya tempat para narapidana di penjara.

Lalu gue turun dari motor gue dan menaruh helm gue di atas jok motor gue.

Dan dengan sopan gue memasuki kantor polisi, disana gue dapat melihat banyak narapidana yang tengah di jenguk oleh keluarganya.

Tiba-tiba ada tiga orang polisi yang menghampiri gue dengan muka mereka yang terlihat sangar.

"Ada apa yah dek? Adek mau jenguk keluarga?" Ucap salah satu polisi yang menghampiri gue.

"Iya pak, saya mau jenguk sepupu saya yang namanya Jojo Pratama. Bisa kan pak?" Pak polisi dengan name tag 'Suryo' itu mengangguk.

"Silahkan tunggu disana dek, entar bapak panggilkan saudara Jojo dulu yah." Gue hanya mengangguk dan duduk di bangku yang telah tersedia.

Tak lama dari itu gue melihat Jojo dengan di dampingi oleh beberapa polisi lalu ia duduk di depan gue dengan mukanya yang datar.

"Apa kabar, Jo?"

"Baik," jawabnya singkat.

"Gue minta maaf, gara-gara gue lu jadi masuk kesini." Ia hanya mengangguk.

"Gue juga minta maaf atas segala kesalahan gue sama lu, gue mau kita damai." Ucap gue membuatnya seketika mendongak dan menatap gue lekat.

"Lu se-serius?" Gue mengangguk.

"Ndra,"

"Hmm?"

"Makasih." Gue tersenyum hangat.

"Santai aja,"

"Maaf,"

"For what?"

"Segalanya," gue terdiam menunggu ucapannya.

"Maaf udah bikin lu kehilangan sosok sahabat karena tawuran tahun lalu." Gue memejamkan mata kemudian tersenyum.

"Maaf juga udah bikin Claudya masuk rumah sakit," gue hanya mengangguk.

"Dan maaf karena gue, lu jadi masuk rumah sakit." Ujarnya setelah itu menunduk membuat gue menepuk bahunya pelan.

"Gue gak pernah marah ataupun dendam sama lu, gue udah maafin lu." Balas gue.

Jojo tersenyum, "Makasih banyak, Ndra! Makasih!" Gue mengangguk.

"Lo tenang aja, apapun akan gue lakuin untuk buat lu bebas dari sini."

"Gue akan bujuk keluarga gue untuk cabut tuntutan lu biar lu bebas, bentar lagi Ujian Nasional masa lu gak ikutan sih." Lanjut gue.

"L--lo serius?" Gue mengangguk lalu menepuk bahunya pelan.

Dapat gue lihat senyuman terhias di wajah Jojo, "Makasih banyak Ndra, makasih!"

Lagi-lagi gue hanya mengangguk. "Gue hanya ngelakuin apa yang seharusnya gue lakuin pada temen gue." Setalah mengucapkan itu gue bangkit dan polisi yang mengawasi kita juga bersiap membawa Jojo kembali ke sel tahanan nya.

"Gue balik, secepatnya gue akan bebasin elu, gue janji!"

"Makasih, Ndra!" Gue mengangguk lalu berbalik, tapi bunyi notifikasi membuat langkah gue terhenti.

Ting!

From : My moodbooster ❤
Ndra, kamu gak kenapa-napa kan? Kata Tante Siska kamu belum pulang, kamu dimana, Ndra? Kamu baru aja pulang dari rumah sakit, kamu belum pulih

Gue tersenyum singkat lalu mulai mengetik untuk membalas pesan dari Claudya sambil melanjutkan jalan keluar.

To : My moodbooster ❤
Aku gak kenapa-napa, jangan khawatir. Ada masalah yang harus aku selesaiin, ini aku baru mau pulang. Kamu juga istirahat yah, love you:*

Send!

Tanpa sadar gue telah berada di luar kantor polisi, lalu gue menoleh ke belakang dan tersenyum.

"Bad boy juga gak mau cari musuh," itu yang gue ucapkan sebelum bergegas pulang ke rumah.

Bersambung...

******
Gue gak tau kalian suka atau enggak dengan part kali ini tapi yang pasti gue udah capek ketika liat comment yang nurun, rasanya ingin stop sampai disini tapi tanggung, bentar lagi ending:)

Terus comment dan vote yah!!!

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang