-Andra's Pov
"Andra sayang, kok kamu diem aja sih, dia nanya tuh aku siapa? Ya kamu jawablah." Ucap wanita tersebut membuat gue menoleh ke samping.
Claudya tampak memalingkan wajahnya, "Clau," anggil gue pelan.
"Sayang," panggil gue lagi.
"Jangan panggil aku sayang kalau ternyata sayang kamu kemana-mana." Pekik Claudya membuat gue terkejut.
"Clau, sini aku jelasin dulu." Bujuk gue.
"Gak ada yang perlu dijelasin, udah jelas, dia itu selingkuhan kamu kan?" Gue lagi-lagi terkejut.
Gue? Selingkuh? Sama tuh cewek? Dih, ogah anjir. Sekalipun didunia ini cuman sisa dia doang ceweknya, gue milih ngejomblo aja sampe maut jemput.
Lalu menatap kearah wanita itu dengan kesal, "Kurang asem ya lu! Gladis gila! Liat nih, cewek gue marah kan, inget yah! Jangan mimpi untuk jadian sama gue." Ya, ternyata orang yang bikin Claudya marah adalah si Gladis.
Gladis merenggut kesal, "Ih Andra mah! Kamu kok tega sih sama aku? Kamu gak akuin aku sebagai pacar kamu." Gue menatapnya penuh kesal.
Pacar? Dih, gue liat mukanya aja udah enek yakali macarin dia. Kalau pun itu terjadi kek nya dunia ini mau kiamat deh.
"Mimpi lu!" Gertak gue.
"Clau, dia itu bukan pacar aku, serius dah! Sumpah!" Claudya sama sekali tidak menghiraukan ucapan gue membuat si Gladis tertawa.
Gue menoleh kearah Gladis, "Ape lu ketawa-ketawa? Hah?"
"Andra! Ulala Andra! Aku udah nungguin kamu loh daritadi!" Dan seketika orang yang gue harapkan kehadirannya setelah Gladis akhirnya muncul.
Nyesel gue nyesel njir! Ih, bikes deh!
"Lo diem disitu! Jangan deket-deket gue! Awas lo!" Ancam gue ketika melihat orang itu mendekat.
"Iya ih Janet, kamu jangan genit, Andra kan pacar aku." Bodo amat lu mau bilang apa Gladis, gue perdulinya sama pacar sah gue, Claudya Khanza.
"Ih Gladis, kamu kali yang jangan genit, Andra itu pacar aku tau, ya kan Ndra?" Gue hanya menggeleng lalu mengelus pundak Claudya.
"Dia pacar gue." Ucap gue sambil memegang Claudya, seolah memberikan mereka pencerahan, kalau gue ini bukan milik mereka berdua tapi milik Claudya.
Tak berapa lama, gue merasakan bahu Claudya terguncang dengan pelan membuat gue mendongakkan kepala.
"Kenapa nangis, hmm?" Tanya gue lembut namun ia hanya menggeleng.
Dan perhatian gue mengarah kepada dua orang sarap yang masih aja ada dideket gue dan Claudya, "Terus kalian ngapain masih disini? Udah sana pergi, ganggu tau gak!" Ujar gue membuat mereka berdua mendengus kesal dan berjalan pergi sambil menghentakkan kaki mereka membuat gue bergidik ngeri.
Gimana gak ngeri, mereka kan pakek high heels, terus kalau dihentak-hentak kek gitu gak tau keseleo?
"Udah yah, Clau. Jangan nangis, ntar make up nya luntur loh."
"Gapapa."
"Ih gak boleh gitu, ntar jadi serem."
"Bodo amat."
"Ih mereka itu bukan pacar atau selingkuhan aku, sumpah! Jangan marah dong!" Jelas gue membuat Claudya menoleh dengan dahi menyerit.
"Siapa yang marah sama kamu?"
"Ya kamu lah,"
"Dih? Orang aku gak marah."
"Terus tadi kenapa nangis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY
Humor"Karena nakal hak segala bangsa!" Andra Ganasiar. Si bad boy yang bermetamorfosis menjadi kapten basket dari SMA Pelita Kasih ini adalah penganut sistem jomblo akut. Tak pernah terlintas di otak Andra untuk mencari pacar, terlebih setiap hari ia se...