2 - Kerudung Batman

108K 9.9K 1.2K
                                    

Edgar punya jalan hidup yang cenderung datar dan luar biasa normal sejak dia masih kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edgar punya jalan hidup yang cenderung datar dan luar biasa normal sejak dia masih kecil. Dia lahir di Jakarta pada situasi yang tidak luar biasa. Ibunya adalah keturunan Tionghoa yang lama bermukim di Medan, sementara Ayahnya adalah seorang pengusaha kelahiran Tanah Karo yang jatuh cinta pada ibunya pada pandangan pertama. Mereka menikah, memutuskan untuk tinggal di Jakarta karena memang disanalah usaha Ayah Edgar berpusat dan kemudian tidak sampai setahun setengah, keduanya dikaruniai seorang Edgar Denori Simanjuntak.

Masa kecil hingga masa sekolah menengah dihabiskan Edgar di sekolah internasional. Sebagian besar dari teman-temannya adalah foreigners atau keturunan Tionghoa dengan mata sipit dengan kursus sampingan standar seperti les piano atau les bahasa Mandarin. Cita-cita mereka pun tidak jauh beda. Sebagian besar punya mimpi untuk tetap meneruskan sekolah di sekolah internasional, kemudian mendaftar ke NTU Singapura hingga ke Oxford Inggris atau masuk ke fakultas kedokteran universitas negeri ternama.

Di luar namanya yang menyandang kebanggaan ala suku Batak, Edgar tidak punya jejak Batak apa pun dalam dirinya. Dia lebih jago melafalkan kosakata Cina daripada mengumpat ala abang-abang lapo. Lebih hapal urutan tuts hitam-putih piano dan mengatur komposisi warna ketimbang lirik lagu Sinanggar Tulo. Khawatir Edgar akan kehilangan jati dirinya sebagai orang Batak, akhirnya Henri Simanjuntak, Ayah Edgar tercinta memutuskan untuk membiarkan anaknya masuk ke SMA Negeri begitu lulus dari middle school.

Sebuah keputusan yang entah benar atau salah, karena masuk ke sekolah negeri adalah langkah pertama bagi Edgar untuk bertemu sosok gadis berkepribadian abstrak yang kelak akan menyertainya hingga beberapa tahun berikutnya. Gadis itu, sudah bisa ditebak, adalah seorang Yohana.

Pertemuan pertama Edgar dan Hana bukan jenis pertemuan biasa. Edgar selalu merasa pertemuan pertama mereka sebenarnya tidak penting-penting amat, tetapi entah kenapa dia tidak pernah bisa lupa. Cowok itu ingat segalanya. Bahkan hingga pada detail terkecil, seperti kaus kaki apa yang Hana pakai hari itu. Bukan karena Edgar perhatian, tapi karena penampilan Hana begitu menusuk mata, membuat semua tatap dipaksa tertuju padanya.

Waktu itu adalah hari pertama masuk sekolah. Sudah jadi rahasia umum jika Yohana adalah insan yang terlahir dengan kemampuan pelor alias sekali-nempel-bantal-langsung-molor terbaik sedunia. Hana bangun kesiangan di hari pertama sekolah, di minggu awal kegiatan pembelajaan setelah masa orientasi siswa selesai. Berhubung karakter tidak normal Yohana adalah warisan dari nilai kearifan lokal yang sudah berakar dalam keluarga, hari itu orang serumah kesiangan semua.

Ayah Yohana, seorang pria baik yang perut buncitnya kerap mengintip manja seperti berusaha melepaskan diri dari lilitan ikat pinggang yang sengaja dipasang ketat, langsung ketar-ketir dan bersiap pergi ke kantor dalam kecepatan turbo. Beliau bahkan tidak mandi, hanya menyemprotkan parfum di ketek dan lekukan pinggang, lalu berpamitan pada Ibu Yohana sebelum pergi bersama sedan kesayangannya. Yohana yang semula berniat ikut nebeng mobil Ayah dibuat cengo ketika dia berlari ke depan rumah dan mendapati Ayah hanya menyisakan debu-debu beterbangan sisa embus udara dari knalpot kepadanya.

Secret Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang