33 | Jederrr!

38.3K 6.3K 1.5K
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

H a n a

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H a n a

Bener kata pepatah, orang yang hobinya jaim pasti hidupnya bakal susah.

Dari gue lahir sampai sekarang, porsi makan gue tuh banyak. Edgar selalu bilang kalau badan gue banyak cacingnya, makanya walaupun makan banyak tetap aja kurus-kering kayak anak kurang gizi di Uganda. Padahal nggak gitu juga. Gue bukannya cacingan, gue hanya diberaki—eh, maksudnya diberkahi oleh kemampuan alamiah yang sangat diinginkan oleh setiap cewek. Iyalah, kurang nikmat apa coba makan banyak tapi badan tetap kurus? Rasa-rasanya gue bisa makan sapi sekandang dan tetap berbodi aduhai layaknya Kiko Mizuhara.

Tapi masalahnya, porsi yang biasa besar itu yang sekarang bikin gue membolak-balikkan badan di atas kasur sambil meremas perut sendiri.

Iya, gue kelaperan. Jadi, meski gue anak kos yang suka mengalami defisit anggaran akut di akhir bulan—sampai-sampai gue sering kudu berjuang mencuri atau kalau lagi beradab, berhutang dari negeri seberang (alias kantung anggarannya Faris atau Rama)—gue ini punya jadwal makan yang cukup terjadwal. Haram hukumnya seorang Yohana Doang bertahan di akhir bulan hanya dengan satu strip Milanta dan satu dus Okky Jelly Drink. 

Ini buat info warga masyarakat sekalian alam aja ya, bahwa jam makan gue terbagi ke dalam tiga zona. Pertama, zona sarapan. Di zona sarapan ini, kalau masih awal bulan, boleh lah mamam enak, kayak ketoprak Mang Jali depan kosan (harus pedes ditambah telur ceplok dan kerupuk ekstra banyak!) terus minumnya Teh Botol Sosro. Ea, ini tidak disponsori oleh Sosrodiningrat para pemirsah, faktanya memang sebagai orang Indonesia, gue merasa jikalau teh botol adalah kebanggaan bersama milik bangsa. Ceileh. Terus gimana kalau udah akhir bulan? Kalau udah akhir bulan, masih bisa tetap makan enak, tapi caranya rada-rada ribet dan butuh modal goceng buat ongkos angkot. Iya, ongkos angkot buat cabut dari kosan gue ke apartemen Faris, Rama atau tempatnya Edgar sekalian. Triknya simpel, masuk aja sampai lobi, terus jerit-jerit nggak jelas, pokoknya ngamuk gitu deh macam jajaran aktor dan aktris Katakan Pegat sambil sebut nama tersangka (ini tergantung pemilik tempatnya siapa). Nanti Faris, Rama atau Edgar pasti langsung dipanggil turun. Mereka bakal malu, terus paham kalau tujuan gue dateng adalah buat minta makan.

Secret Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang