34 - Drive Thru

38.8K 6.4K 1.1K
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

H a n a

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H a n a

"Gimana nih si Batak mau nyusul ke McDonald's!?"

"Emangnya kudu gimana? Biarin aja kali!" Reaksi Faris membuat gue spontan menggaplok kepalanya tanpa basa-basi. Dia mendesis pada gue, tapi langsung meringis dan kembali memperhatikan jalanan di depan kita waktu ngelihat pelototan gue. Gue udah tahu, mengharapkan respon waras dari orang kayak Faris tuh percuma, tapi tetap aja, teman gue untuk berbagi kepanikan sekarang cuma si Kunyuk ini.

"Lo tuh bukannya prihatin ya temannya yang paling cantik ini lagi stress bin ketar-ketir, malah santai aja gitu!"

"Terus harus gimana? Gue bukan orang sakti dengan ilmu segambreng yang bisa mindahin McDonald's-nya ke tempat lain macam Nabi Sulaiman mindahin kursinya Ratu Balqis! Mau ngelarang Edgar dateng ke McDonald's juga percuma! Itu hak asasi dia! Lo mau kita berdua dilaporin ke Komnas HAM?!"

"Haduh, kenapa juga lo nggak nyimpan nomor Batak, sih?! Tau gitu kan nggak gue angkat aja sekalian!"

"Meneketehe! Suruh siapa dia ganti nomor melulu, udah kayak buronan aja!" Faris berdecak saat angkot yang mendahului mobilnya dari sisi kanan tiba-tiba motong jalan begitu saja untuk menurunkan penumpang di kiri jalan. Spontan, Faris langsung menginjak pedal rem, kemudian secara terlatih, cowok itu membuka kaca jendela mobil sebelum berteriak dengan sepenuh tenaga. "GUOBLOK!"

Supir angkot bar-bar yang baru saja Faris teriaki hanya bisa tercengang, lalu menekan klakson angkotnya keras-keras buat balik protes. Untung deh jalanannya rada padat. Coba kalau nggak, mungkin gue udah terjebak dalam adegan ala-ala film Tokyo Drift. Bedanya bukan mobil racing versus mobil racing, tapi mobil Faris versus angkot biru yang saking rombengnya, udah kagak punya pintu.

"Kasar banget lo. Dasar pengemudi tidak berpendidikan!"

"Iya, terserah lo bae dah! Sekarang kita mau kemana? Ganti tujuan? Bisa aja sih, meski itu berarti gue bakal kena semprot Edgar di kampus nanti."

"Nggak! McDonald's terdekat di sini cuma di sana! McFlurry adalah obat setia kegalauan gue. Bahkan nggak bisa digantikan dengan Haagen-Dazs sekalipun!"

Secret Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang