Pt. 3

2.7K 353 14
                                    

Sejeong bersenandung lirih ketika ia berjalan menyusuri koridor sekolah pagi itu.

"Sejeong-a!!" ujar seseorang membuat Sejeong menoleh ke belakang dan mendapati sesosok lelaki berdiri tak jauh darinya. Gadis itu mengernyit karena tak merasa mengenal pemuda yang sedang tersenyum manis kepadanya.

"Lo lupa sama gue? Joshua,"

"Shua, lo pindah kesini??" tanya Sejeong sembari berlari menghampiri Joshua, lelaki yang memanggilnya tadi.

"Hm, seperti yang lo liat. Kangen nggak??" ujar Joshua sembari merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

Sejeong hanya terkekeh lalu memeluk Joshua singkat, "Kangen ihh"

Joshua mencibir, "Katanya kangen, kok meluknya cuma sebentar doang?" protesnya.

"Lagi di sekolah" ucap Sejeong jujur.

"Masih pagi juga, gak ada yang liat. Udah, sekarang lo harus nunjukkin dimana kelas gue, ayok" ujar Joshua sembari mengalungkan tangan kanannya di bahu Sejeong lalu mereka berjalan beriringan.

"Emang lo kelas apa?"

"11-B"

"Kita tetanggaan dong. Gue kelas 11-A. Oh ya, kok lo tambah tinggi sih???"

"Ck, hormon lelaki... Biasa aja, masak di kelas lo nggak ada cowok yang tinggi?"

"Ada banyak yang lebih tinggi dari lo malah, tapi kan tetep aja. Lo 10 tahun yang lalu lebih pendek dari gue, jadi rasanya aneh kalau liat lo harus ndongak gini"

"So, gue harus kayak gini, hmm??" tanya Joshua sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya ke arah Sejeong. Sejeong menoleh dan mata gadis itu sempat membelalak menyadari betapa dekat posisi mereka saat ini. Gadis itu lalu menjauhkan wajah Joshua menggunakan jari telunjuknya.

"Ihh, jangan deket-deket.. Nah, kita udah sampai, nih kelas lo" ucap Sejeong menunjuk ke arah pintu yang sudah terbuka setengah di depannya.

Joshua mendongak dan membaca tulisan 11-B di sebelah atas pintu. Lelaki itu lalu menoleh ke arah Sejeong yang masih berada di rangkulannya.

"Kelas lo yang mana?"

Sejeong mengendikkan dagu pada ruangan tepat di sebelah kelas 11-B lalu cepat-cepat menurunkan rangkulan Joshua ketika menyadari bahwa sudah banyak murid yang datang di sekolah.

"Ck, sekolah buat belajar neng. Jangan pacaran aja" sindir seseorang yang membuat Sejeong menggeram kesal. Ia sangat hafal suara ini, gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati Daniel yang bersedekap dada di belakangnya dengan tatapan mata menghakimi.

"Urus aja urusan lo sendiri. Dah sana masuk kelas, berisik" balas Sejeong.

Daniel hanya memutar bola matanya dan berjalan melewati Sejeong serta Joshua dengan langkah angkuh.

"Siapa, princess?" tanya Joshua.

"Waketos nyebelin, rese. Udah nggak usah dipikirin, gue masuk kelas dulu ya??" pamit Sejeong cepat namun ditahan oleh Joshua yang tiba-tiba menggenggam tangan kanannya membuat langkah Sejeong terhenti dan menoleh.

"Ada apa?"

"Ada yang ketinggalan"

Sejeong menaikkan sebelah alisnya. Joshua hanya terkekeh kecil -terlihat sangat manis- lalu mengusak lembut poni depan Sejeong.

"Belajar yang bener ya, princess.." ucap Joshua ringan lalu bergegas meninggalkan Sejeong yang masih berdiri mematung di depan kelas 11-B.

***

"Gue dengar ada cowok baru di kelas sebelah. Namanya siapa?" tanya Yerin pada Joy dan Jennie yang duduk di belakangnya. Kini Sejeong telah kembali ke tempat duduknya semula, sehingga ia bisa mendengar teman-temannya menggosip seperti biasanya saat istirahat.

"Tanya aja Sejeong, gue denger tadi pagi ada yang pelukan di koridor sekolah.." ucap Joy dengan nada yang jenaka mebuat Sejeong mendengus mendengarnya.

"Lo kenal dia, Jeong? Kok bisa??" tanya Jungyeon yang kini berdiri di sekitar mereka.

"Temen masa kecil" jawab Sejeong singkat sembari meneruskan mengerjakan tugas matematika yang baru saja diberikan oleh Miss Irene.

"Jeong, dicariin cogan sebelah nih!!!!" ujar Nayeon dengan suara 8 oktaf nya membuat seluruh pasang mata yang berada di 11-A menoleh ke arah depan.

"Ck, apasih?? Berisik.." ucap Sejeong sembari melangkah ke depan dan mendapati Joshua yang kini berdiri sembari tersenyum manis kepadanya.

"Shua, kenapa?" tanyanya.

"Anterin ke kopsis. Gue nggak ngerti jalan kesana" ucap Joshua.

"Kenapa nggak minta temen sekelas lo aja sih? Kan gue lagi sibuk nihh"

"Ya kan lo ma bestfriend... Ayok ah, lama" ujar Joshua lalu menarik tangan Sejeong. Gadis itu berdecak lalu menuruti perkataan Joshua.

***

"Cieee, yang jalan bareng... Uhuy, ketua kelas kita udah nggak jomblo lagi" goda Nayeon tepat setelah Sejeong melangkahkan kaki di kelas.

"Paan sih, berisik"

"Cieee, beneran taken ya lo?" tanya Joy heboh menghampiri Sejeong.

"Gak, gue masih single" sewot Sejeong.

"Alah, paling bentar lagi kita dapat traktiran makan. Gue pingin ke PH nih. Buka bersama ketiga, ditraktir Sejeong nih"

"Jangan, McD aja"

"Baskin robbin boleh tuh"

"Mie ayam pak Dadang aja atuh, enak.."

"Yeeee, dimana-mana traktiran itu milih yang berkelas dikit dong.."

"Berisik ih, lagian siapa yang mau ngadain traktiran ha?" Sejeong dengan kasar mendudukkan dirinya di bangkunya.

"Ya lo sama si cogan sebelah lahhh, siapa lagi coba?"

"Gak, gak bakalan. Dia tuh temen gue, gak lebih" elak Sejeong.

"Hahaha, yakin cuma temen??"

BRAKKK

Semuanya menoleh, mendapati Daniel yang kini berdiri dengan wajah yang tampak kesal. Tanpa banyak kata ia bergegas meninggalkan kelas.

"Ehhh, tuh kudaniel mau kemana? Bentar lagi Miss Tiffany dateng nih," ucap Sejeong panik.

"Ciee, nyariin ciee" goda Seongwoo.

PUK

Sebuah pensil dengan tepat mendarat di kepala Seongwoo. Lelaki itu menoleh dan mendapati Sejeong yang tengah memeletkan lidah kepadanya, "Rasain"

"Jadi cewek kasar banget, pantesan jomblo" timpal Woozi yang membuat Sejeong dengan cepat menoleh kepada lelaki mungil itu. Gadis itu hendak melemparkan tempat pensilnya ketika Miss Tiffany melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas.

"Ada yang tidak masuk?"

"Semuanya masuk Miss" jawab Sejeong.

"Lalu dimana Kang Daniel?" Sejeong menepuk dahinya keras-keras.

"A-anu, itu, Miss, se-"

"Cari Kang Daniel lalu bawa dia kemari, sebagai ketua kelas seharusnya kamu lebih bertanggung jawab akan absen kelas"

Sementara Miss Tiffany mengomel di depan kelas, Sejeong hanya merutuki Daniel yang membuatnya dalam masalah lagi. Setelah sekian menit, omelan itu akhirnya berhenti membuat Sejeong secara reflek berdiri dan pamit untuk mencari Daniel.

TORPE | Kang Daniel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang