08.30
Sejeong kini berada di depan rumah Daniel bersama dengan Jaewon. Jaewon segera mendorong Sejeong agar segera masuk ke rumah.Dengan menggerutu kecil Sejeong menekan bel pintu rumah Daniel, dan saat itulah motor Jaewon pergi. Setelah beberapa saat menunggu, pintu rumah terbuka menampilkan sesosok gadis cantik dengan pipi gembul, adik perempuan Daniel, Kang Mina.
"Eh, Kak Sejeong, mau ketemu sama Bang Niel? Masuk-masuk..." ujar Mina tersenyum riang. Sejeong hanya membalasnya dengan senyuman pula dan masuk menuju ruang tamu.
"Duduk dulu Kak, Kakak puasa apa nggak?"
Sejeong duduk dan menggeleng, "Baru dapet tadi pagi,"
"Ooh, kalau gitu mau minum apa Kak?"
"Nggak usah, kesini cuma mau njenguk Kudaniel. Oh ya, Papa sama Mama lo kemana?"
"Lagi pergi kak, jadinya cuma Mina yang jagain Bang Niel dari semalem. Demamnya tinggi banget Kak, Mina sempet takut..." jelas gadis gembul itu sembari duduk di sofa samping Sejeong.
"Udah ngehubungin ortu?"
"Belum, Kak. Kata Bang Niel nggak usah, takutnya ntar mereka panik sendiri..." Mina menggeleng.
"Emang semalem dia pulang jam berapa? Mina tau?"
"Semalem dianter sama Kak Jaewon, jam setengah sebelas mungkin. Kata Kak Jaewon kehujanan, heran deh sama Bang Niel. Udah besar masih aja suka main hujan.." gerutu Mina yang membuat Sejeong tertawa kecil.
"Yawda, Mina istirahat aja. Dari semalem belum tidur kan?" Sejeong menatap Mina dan tersenyum.
"Kelihatan ya Kak? Soalnya Bang Niel kalau sakit tuh kadang manjanya keluar. Mina jadi capek sendiri... Eh terus kalau Mina bobo, yang jaga-",
"Biar Kakak aja, gapapa"
"Uuu, btw antara Kakak sama Bang Niel ada hubungan apaan??"
"Ga ada apa-apa. Kakak cuma kasihan sama Mina, mata pandanya kelihatan tuh. Lagian Kakak rasa ini juga kewajiban Kakak sebagai ketua kelas, buat warga kelasnya nggak sakit. Udah sekarang sana tidur..."
Mina menatap Sejeong sekilas, "Jadi pingin punya ketua kelas kayak Kakak, kalau bisa versi cowok ganteng gituu... Kkkkk," kekeh Mina.
"Yawda, Mina tidur dulu ya?? Ntar kalau butuh apa-apa, bangunin Mina aja gapapa, kok..." Mina beranjak bangkit setelah mendapati anggukan kecil Sejeong.
"Bi Ijah kemana?"
"Mudik Kak, pulang kampung..." balas Mina.
***
Sejeong menghela nafasnya, ia kini berdiri di depan pintu Daniel. Ia lalu membuka pintunya dan mendapati sesosok lelaki yang menyembunyikan diri sepenuhnya di selimut."Naa, kenapa lagi sih? Kan udah Bang Niel bilang, mau tidur" suara seseorang di balik selimut itu. Sejeong meringis kecil ketika mendapati suara serak milik Daniel.
"Obatnya udah diminum?" tanya Sejeong.
Hening sejenak, mungkin Daniel menyadari bahwa yang masuk ke kamar bukanlah adiknya.
"Kudaniel?"
"Na, ganggu kakak banget sih, mau tidur nih. Dan kenapa sekarang Mina manggil Bang Niel kayak gitu? Jadi keinget kan?"
Dahi Sejeong mengkerut, apakah sakit Daniel terlalu parah hingga tak bisa membedakan antara suaranya dengan suara Mina. Gadis itu menghela nafas, ia memutuskan berperan sebagai Mina saja, daripada nanti waktu Daniel sembuh ia dikecengin lagi.
"Keinget sama siapa, Bang?"
"Ketua kelas jelek" sahut Daniel, Sejeong membulatkan matanya. Ingin rasanya ia membawa air seember dari kamar mandi lalu menumpahkannya ke tubuh Daniel. Tapi Sejeong teringat, Daniel sedang sakit. Gara-gara dirinya. Eh bukan, ia sakit gara-gara kebodohannya.
"Kak Sejeong ya?" tanya Sejeong.
"Jangan sebutin namanya ih, mending Mina keluar kalau Mina kesini cuma buat ganggu Abang" gerutu Daniel.
"Ck, yawda. Mina keluar dulu, ntar kalau butuh apa-apa teriak aja" Sejeong berdecak dan bersiap membalik badan ketika sebuah tangan dari selimut terjulur menarik tangannya. Sejeong ambruk, menimpa Daniel.
Gadis itu terhenyak, tak menyangka peristiwa ini terjadi tiba-tiba. Apalagi ditambah Daniel kini malah sedikit memindahkan tubuhnya, menarik Sejeong dalam dekapannya. Karena itulah, Sejeong mendapati bahwa tubuh Daniel benar-benar panas.
Gadis itu mencoba berontak, "El, tubuh lo panas banget. Nggak mau dibawa ke RS aja?" tanya Sejeong, ia ingin Daniel akhirnya menyadari bahwa yang ia peluk sekarang bukanlah Mina, ia berharap pelukan ini segera dilepaskan.
"Sebentar aja, Na.."
***
10.30
Sejeong terbangun, ia tak menyangka akan ketiduran seperti ini (read: dalam dekapan Daniel)Sejeong bergegas membalik tubuhnya perlahan, kini ia dihadapkan dengan dada bidang Daniel, terdengar suara nafas teratur nan hangat milik Daniel. Dengan pelan Sejeong menyingkirkan tangan Daniel yang mendekap erat pinggangnya. Gadis itu merapikan sebentar pakaian dan rambutnya di depan cermin. Laku melangkah pelan keluar dari kamar Daniel. Ia mengelus dadanya tepat ketika sudah menutup kamar Daniel.
"Bisa-bisanya gue tertidur di pelukan kuda nil" gerutu gadis itu. Ia menuruni tangga, dan mendapati kedua orang tua Daniel telah pulang. Keduanya tengah duduk di ruang tamu berbincang-bincang dengan Mina.
"Eh, nak Sejeong. Ayo kemari" ajak Mama Daniel, menyuruh Sejeong agar bergabung dengan mereka.
"Sudah lama tidak kesini? Ada apa? Seingat Om, kamu terakhir kesini satu bulan lalu. Padahal biasanya waktu masih SMP seakan-akan kamu kemari setiap hari.." celetuk Papa Daniel yang membuat Sejeong meringis.
"Tugas SMA banyak, Om. Jadi ya, begitulah..." elak Sejeong sembari duduk di antara Mama Daniel dan Mina.
"Oh ya, tadi kata Mina kamu jagain Daniel dari tadi pagi ya? Maafin ya, si Niel emang suka ngerepotin kalau lagi sakit.." jelas Mama Daniel.
Sejeong menggeleng pelan, "Nggak ngerepotin kok, Tan. Oh ya, Tante atau Om udah liat Daniel??" Sejeong menggigit bibirnya, takut bila salah satu dari mereka melihat dirinya dengan Daniel.
"Tante sama Om barusan sampai rumah, Mina juga barusan bangun. Kita rencananya mau ke kamar Niel ketika kamu turun ke bawah.." jelas Papa Daniel. Sejeong menghela nafas lega mendengarnya.
Tak berapa lama terdengar suara motor serta mobil memasuki rumah Daniel. Sejeong menyipitkan mata, mencoba mencari tahu siapa yang datang melalui kaca jendela.
Ia membulatkan mata ketika tahu yang datang adalah anak-anak kelas 11-A. Ia bergegas berdiri, hendak berpamitan.
"Om, Tante, Na, saya pulang dulu ya.."
"Kok terburu-buru? Lagian itu kan teman-teman sekelas Kakak?" tanya Mina.
"Kakak lupa kalau Ka-"
Belum sempat Sejeong menyelesaikan perkataannya, pintu rumah Daniel yang memang sudah terbuka membuat gerombolan 11-A sudah memasuki rumah.
"Siang tante, om, maaf mainnya keroyokan... Mau jenguk Daniel.." ujar Jonghyun yang ditanggapi oleh anggukan serta senyum oleh kedua orang tua Daniel.
"Eh ada lo Jeong? Sejak kapan?" tanya Yerin.
Sejeong segera berbalik, "saya pulang dulu ya. Ada urusan mendadak..."
"Lain kali main kesini ya,"
"Insya allah Tan.." Sejeong berbalik, ia menyambar salah satu tangan Jaewon lalu menarik lelaki itu keluar.
"Eh, eh. Gue kan mau jenguk Kudaniel..."
"Bentar dulu, anterin gue pulang. Gue yakin lo yang ngerencanain ini semua biar anak-anak pada ngerti kalau gue njenguk Kudaniel kan?" Sejeong menyipitkan mata.
"Ya mana gue tau kalau lo jenguk dia selama ini. Kan gue ngiranya paling lama cuma setengah jam-an..." Jaewon mengangkat bahunya.
"Yawda sekarang anterin gue pulang dulu, jenguk Kudaniel nya entaran aja..." tarik Sejeong, gadis itu menuju motor Jaewon.
Jaewon hendak mengelak namun tak jadi karena Sejeong sudah menggunakan helm, meminjam milik anak 11-A dan duduk di motornya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
TORPE | Kang Daniel ✔
FanficI only use one word to unlock the door to your feelings When i don't have the key, sweet words place second I study you constantly and repeat the study every day I'll show you what I've done Rock my head. •✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓• Torpe (n.) a...