Pt. 38

1.1K 196 9
                                    

"Kim Minkyung, gu-"

"Hah? Siapa Jim?" tanya Daniel memotong pernyataan Jimin. Serta-merta saja Sejeong memukul bahu bidang Daniel karena seenak jidatnya memotong perkataan Jimin.

"Aw, ngapain mukul segala sih?" protes Daniel tak terima.

"Jangan motong omongan dia, dia mau jelasin soal peneror ituu" jelas Sejeong dengan nada geregetan yang kentara jelas membuat Jimin terkekeh mendengarnya.

"Iya-iya, ini dibilangin aja bisa kan? Nggak harus mukul"

"Udah lo diem, El. Dan tolong jelasin soal Minkyung-Minkyung itu.." pinta Sejeong pada Jimin.

"Nah, dari info yang gue dapet. Dia pernah satu sekolah sama Joshua saat di US, di sana dia mencoba untuk mendapatkan perhatian dari Joshua tetapi tampaknya ia tak kunjung mendapatkannya. Hingga saat Joshua pindah, dia pernah mencoba bunuh diri gar-"

"Hah, apaan? Kenapa? Kok bisa sampai mencoba bunuh diri sega-AW!! Iya-iya maaf, gue nggak bakal motong pembicaraan lagi. Ah heran punya pacar suka main tangan.." dumel Daniel.

"Bodo amat," Sejeong memeletkan lidah ke arah Daniel.

"Tolong lanjutin, kenapa kok dia sampai mencoba bunuh diri?" pinta Sejeong.

"Alasan yang tertulis disini, dia mencoba bunuh diri hanya supaya kedua orangtuanya memberikan izin untuk pindah ke tempat yang sama dengan tempat Joshua berada... Tapi untungnya, dia nggak mati wajtu percobaan itu. Hingga akhirnya dia ada di lingkungan ini," jelas Jimin sembari menatap serius kepada Sejeong dan Daniel secara bergantian.

"Gila, dia fanatik banget, kayaknya... Ngeri ah kalau berhadapan sama orang yang punya obsesi berlebihan kayak dia," komentar Daniel setelah mendengar penjelasan dari Jimin.

"Iya, nah ini mungkin Sejeong diteror gara-gara ia yang dengan begitu mudahnya dekat dengan  Joshua sementara dirinya sendiri yang berjuang sejak dulu nggak pernah di-notice sama Joshua.."

"Yeu, itu mah gara-gara si cowoknya aja yang ganjen, dia duluan yang mulai PDKT sama Sejeong" sewot Daniel.

"Hahah, ternyata lucu juga ya kalau liat lo lagi cemburu dan posesif sama pasangan lo sendiri, Dan. Gak nyangka gue.." kekeh Jimin.

"Kalian ngomongin apasih? Ga ngerti, ini udah keluar dari konteks tujuan awal tau ngga?" potong Sejeong sembari memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Wkwkwkw, maaf. Jadi bantuan apalagi yang bisa gue kasih buat kalian?" tanya Jimin.

"Nggak, deh. Ini aja udah cukup... Ayo, kita makan siang bareng. Biar ntar Daniel yang nraktir," ajak Sejeong yang membuat Daniel membulatkan matanya.

"Lah, napa gue yang traktir?? Ogah" tolak Daniel.

"Ck, pernyataan terima kasih lah... Buat apa lagi emang?" omel Sejeong.

"Hahah, ga usah, ga usah. Gue bantuin kalian berdua ikhlas kok, lagian gue juga ada acara bentar lagi. Jadi mending kalian makan siangnya berdua aja, sekalian kencan. Ya nggak, Dan?" tolak Jimin secara halus.

"Hah, tapi kan.."

"Udah, nggak papa. Kim Sejeong, gue beneran ikhlas nih. Udah cepetan sana makan siangnya, gue mau siap-siap buat acara yang lain.." ucap Jimin.

"Anjir, jadi lo ngusir kita gi-"

"Hush! Diem. Beneran nih nggak papa, Jim? Aduh makasih banget loh ya... Lo bantu banyak banget, ya udah gue sama Daniel keluar saja sekarang. Sekali lagi makasih banyak, Jim..." Sejeong mendorong tubuh tegap Daniel agar segera berjalan keluar dari apartemen Jimin.

Jimin tersenyum lebar dan mengantarkan pasangan itu sampai ke depan apartemennya.

"Bye, ya. Lain kali kita bakalan ngajak lo buat makan siang bareng..."

"Iya-iya, ati-ati..."

****

Sejeong hanya mengaduk-aduk nasi gorengnya dengan pelan membuat Daniel menatapnya jengah.

"Makanan buat dimakan, bukan cuman diliatin doang.." sindir Daniel.

"Lagi males makan, gue.."

"Udah, jangan mikirin masalah itu dulu. Ntar gue bantuin mikir deh gimana caranya hadapin makhluk obsesif itu. Sekarang mending lo makan dulu, biar nggak sakit.."

"Apasih? Lo kayak nge-dikte-in anak kecil, aja..." Sejeong mencibir.

"Yeu, udah cepetan dimakan... Ntar mau ngga ke timezone lagi bareng gue? Atau sekalian nonton juga boleh.."

"HAH??"

Lah, mbak Sejeong di-gas.

Btw, mau minta maaf sama HIgh (yang mungkin) baca FF ini. Nggak maksud kok ini aku buat Roa jadi kayak gitu, hehehe.

TORPE | Kang Daniel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang