"Eh, jangan nembakin gue. Ini kenapa kayaknya pistol gue nggak berfungsi deh? Anjjay, heh... Yahh, gue jadi kalah kan!!! Nyebelin banget sih!!!!" marah Sejeong pada Daniel. Gadis itu memukuli pemuda itu dengan ganas di bagian lengan atasnya.
"Eh, anjir, sakit! Maafin, kek.. oke kita main lagi, gue ngalah deh..." ujar Daniel sembari mengarahkan pistol mainannya ke arah layar lagi.
"Ya jangan ngalah, ogeb. Ntar kemenangan gue jadi nggak fair..." Sejeong menjitak kepala Daniel.
"Heh cewek, maunya gimana sih? Lo kalah, marah. Lah gue yang ngalah kok masih marah juga!!?" ujar Daniel kesal.
"Aiiishhh, gue nggak marah kok. Ayo main lagi!!!!" sungut Sejeong.
Mereka pun kembali menembaki layar dengan gerakan heboh dan akhirnya kali ini Sejeong menang melawan Daniel.
"Yeeeyy, gue menang!!" ujar Sejeong sembari tersenyum bahagia.
"Seneng kan, lo?" cibir Daniel yang membuat senyuman di wajah Sejeong lenyap. Kini gadis itu sedang menatap tajam ke arah Daniel.
"Lo ngalah ya??? Kan gue udah bilang jangan ngalah, iiiish. Nyebelin banget!!!" Sejeong mencubit keras-keras pinggang Daniel.
"Aaaa, sakit njir! Lepasin kek!!!!" ujar Daniel.
Sejeong segera melepaskan cubitannya dan memasang wajah khawatir.
"Sakit banget ya? Maafin.." ujar Sejeong.
"Hmmm, elusin gih..." suruh Daniel sembari mendekatkan dirinya.
Sejeong tersenyum kecil, "elusin ya? Nih, gue elus-elus sekarang!!!" Sejeong kembali mencubit pinggang Daniel, kini ditambah dengan memuntir kecil kulit Daniel.
"Eh, anjir. ITU BUKAN NGELUS GOBLO!!!"
"Hush, waketos ga boleh ngomong kasar.." tegur Sejeong, ia melepaskan cubitannya lalu tertawa keras karena wajah Daniel sekarang yang menurut gadis itu terlihat lucu.
"Ya ini sakit, ogeb! Gue yakin ntar ada bekasnya.." sungut Daniel.
"Rasain!!!" Sejeong memeletkan lidah dan berlari meninggalkan Daniel dengan lidah yang terjulur seolah mengejek.
Daniel menggeram namun tetap terkekeh karena tingkah lucu bin ajaib yang baru saja ia lihat dari sosok seorang Sejeong. Namun dari kejauhan pemuda itu melihat Sejeong yang tetap berlari dengan sesekali menolehkan wajah ke arahnya, sedangkan dari depan Sejeong juga terdapat seorang perempuan yang juga ikut berlari.
Daniel mengulurkan tangannya dan segera berlari untuk memperingati Sejeong, namun tabrakan itu telah terjadi membuat Sejeong jatuh terduduk sedangkan perempuan itu masih tetap berdiri di depan Sejeong. Setelah membantu Sejeong untuk berdiri, perempuan itu segera berlari berbalik arah tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Daniel mendekati Sejeong dan bertanya dengan nada serta wajah khawatir, "lo gapapa?"
Sejeong menggeleng ceria sembari menepuk-nepuk pantatnya, bermaksud menghilangkan debu yang ada karena ia terjatuh tadi.
"Selow, cuma jatuh doang, kok.." ujar Sejeong.
"Tumben lo gak marah?" tanya Daniel heran.
"Ya kali, gue nggak kenal sama dia. Lagipula udah bantu gue kok, walau tanpa mengucapkan apapun sih. Tapi tetep bagaimanapun gue yang salah, kekekek..." kekeh Sejeong.
"Jeong, itu sweater lo kok kayak ada darahnya gitu??" Daniel memicingkan matanya dan secara reflek menarik tangan kiri Sejeong dan menggulung sweater gadis itu ke atas. Dan sekarang terlihatlah luka goresan di tangan Sejeong.
"Ini lo tadi kena apaan sih??" ujar Daniel panik sembari menarik tangan Sejeong agar segera keluar dari timezone.
"Eeeh, gue juga nggak tahu. Mungkin tas dari perempuan tadi..." ujar Sejeong.
"Tas? Kalau misalnya tas doang lukanya nggak sampai separah itu, sampai ngeluarin darah banyak banget!!" ujar Daniel.
"Nggak banyak kok ini," jelas Sejeong.
"Eh, lo narik tangan gue yang luka. Sakit, ogeb!!!" sambung Sejeong kesal. Daniel yang menyadarinya lalu segera melepaskan tangan Sejeong dan berganti menjadi merangkul gadis itu.
"Eh maaf, gue lupa.." ujar Daniel sembari terus melangkah, sehingga Sejeong yang berada di rangkulannya mau tak mau mengikuti langkah Daniel.
"Ya tapi kenapa pake dirangkul segala sih..?"
"Biar lo gak ilang" jawab Daniel sekenanya membuat Sejeong mendengus kuat-kuat.
Keduanya segera masuk ke mobil Daniel setelah berada di ruang basement. Daniel mengambil kotak dari kursi belakang dan mengeluarkan beberapa plester serta obat luka dari dalam kotak itu.
"Eh, nggak usah. Gue bisa sendiri.." tolak Sejeing ketika Daniel hendak mengoleskan obat luka ke tangan Sejeong.
"Ck, lo diem aja deh.." Daniel menarik tangan Sejeong yang tadi sempat terlepas lalu mengoleskannya pelan-pelan ke tangan Sejeong yang tergores.
"Aw, pelan-pelan..." pinta Sejeong.
"Ini udah pelan-pelan! Lagian tadi katanya lo gapapa.." ledek Daniel yang tetap fokus mengobati tangan Sejeong.
"Ya nggak tahu. Kerasa perihnya baru sekarang, hehe. Aw!!!" Sejeong menjerit ketika Daniel dengan sengaja menekan lukanya. Dengan keras Sejeong memukul kepala Daniel meggunakan tangan kanannya.
"Sengaja kan lo!!!" Sejeong berusaha menarik tangannya namun tak bisa.
"Maaf-maaf. Lagian lo sempet-sempetnya ketawa, kan gue jadi iseng. Udah jangan narik-narik tangan lo, belum selesai ini..." lalu setelah Daniel selesai mengobatinya, Daniel melepaskan tangan Sejeong lalu menatap gadis itu lekat-lekat.
"Jangan terluka lagi, ya?" ujar Daniel yang membuat Sejeong mengernyit.
"Lo kenapa sih? Aneh banget. Ah, gue tahu, lo khawatir ka sama gue?? Cieee..." ledek Sejeong. Mendengar hal itu Daniel segera memasang tampang datar di wajahnya.
"Mau makan dimana? Kita cari kafe di mall atau gimana?" tanya Daniel.
"Cie khawatir cieee..." Sejeong memilih menghiraukan pertanyaan Daniel.
"Kim Sejeong..."
"Iya, ada apa Kang Daniel??"
"Ck, mau makan dimana??" kesal Daniel yang membuat Sejeong tertawa terbahak-bahak.
"Hahahah! Lo lucu banget deh..." Sejeong tertawa sementara Daniel kini menatap tajam kepadanya.
"Eh, iya-iya. Mata lo biasa aja, mau loncat tuh.."
"Mau makan dimana?" ulang Daniel.
"Gue mau makan ayam penyet, cari aja warung diluar mall. Oh gue tahu, yang di deket masjid itu enak banget ayam penyetnya, kesana aja, ya?"
"Deket masjid yang mana?"
"Udah pokoknya lo jalan aja dulu, masjidnya kiri jalan.."
"Ya tapi masjid yang mana? Daerah apa namanya?" tanya Daniel frustasi karena Sejeong tak memberi pengarahan yang jelas.
"Gatau sih. Pokoknya arahnya sama kayak waktu mau ke rumah gue, ayok jalan cepetan.."
Daniel hanya menghela nafas lalu melajukan mobilnya dan menyusuri jalanan padat malam itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
TORPE | Kang Daniel ✔
ספרות חובביםI only use one word to unlock the door to your feelings When i don't have the key, sweet words place second I study you constantly and repeat the study every day I'll show you what I've done Rock my head. •✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓• Torpe (n.) a...