Pt. 12

1.7K 263 11
                                    

Joshua bertanya dengan wajah khawatir, "lo sakit Jeong?"

Sejeong mengangguk kecil, lalu pandangan Joshua beralih pada Daniel, "kok nggak lo anterin pulang??!" tanya Joshua dengan nada meninggi.

Daniel hendak membalas perkataan kasar Joshua, namun Sejeong telah terlebih dulu menyela.

"Gue emang ngga mau pulang dulu, nanti ada ulangan"

"Ck, lo mana bisa ikut ulangan kalau lagi sakit gini?" Joshua memandang Sejeong dengan tatapan khawatir.

Daniel yang melihat interaksi keduanya pun menghela nafas jengah.

"Gue mau lanjut ke rapat osis dulu" pamit Daniel yang membuat Sejeong kaget. Sejeong hendak menjawab namun Daniel sudah keburu keluar dari UKS membuat gadis itu mengurungkan niatnya.

"Lah lo napa nggak ke kelas, Shua?" tanya Sejeong.

"Mau nemenin lo" ujar Joshua sembari membuka tirai lalu mendudukkan dirinya di ranjang sebelah Sejeong.

"Jangan, gue nggak papa. Lagian disini ada Mbak Krystal. Udah lo balik aja ke kelas.." ucap Sejeong.

"Nggak mau.."

"Shua.."

"Lo udah ijin belum? Gue mintain BK ntar.."

"Nggak usah, udah chat Yerin.." tolak Sejeong.

"Ya udah, gue balik kelas, ya? Jangan bikin gue khawatir kayak gini lagi, ya?" Joshua mengelus rambut Sejeong lembut dan melangkah keluar.

Sejeong tertegun. Ia berpikir apa maksud dari perkataan Joshua tadi, namun kepalanya malah semakin pusing. Akhirnya ia memilih tidur meringkuk di kasur UKS setelah mengirim pesan pada Yerin agar menjemputnya di UKS sebelum dua jam pelajaran terakhir.

***

"Jeong bangun, lo mau ikutan ulangan kagak?" ujar Daniel selembut mungkin menggoncang bahu gadis yang tertidur lelap itu. Sebenarnya ia tidak tega, tapi daripada nanti Sejeong malah ngamuk nggak jelas.

Sejeong mengerjapkan matanya, berusaha mengumpulkan kesadarannya, gadis itu lalu duduk.

"Kok jadi lo yang bangunin gue?"

"Tadi Yerin minta tolong ke gue, soalnya dia nggak bisa keluar kelas. Dia lagi presentasi" jelas Daniel.

"Lo nggak repot gitu? Rapat OSIS nya udah selesai??"

"Buat yang ada ulangan boleh kagak ikut rapat. Udah ayuk cepetan, mau masuk. Lo kebayakan bacot, sih.."

Oke, kini Daniel sudah kembali jadi dirinya sendiri.

"Iya-iya. Bentar ih" sungut Sejeong.

"Lo bisa jalan kagak?" tanya Daniel dengan nada mengejek, Sejeong mendengus keras-keras mendengarnya.

"Bisa!" sentak Sejeong lalu berjalan mendahului Daniel yang tengah menggeleng-gelengkan kepalanya.

***
Jam pulang sekolah.

"Jeong, pulang bareng gue kagak?" tanya Jaewon.

Sejeong menoleh lalu mengalihkan pandangannya ke depan kelas.

"Bareng anak sebelah? Nggak ngerepotin apa? Rumah kagak searah juga.." ujar Jaewon.

"Ya udah deh gue sama elo. Bentar ya, kasih tau dia dulu" Sejeong mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Joshua.

"Eh, Jeong... lo bareng anak sebelah aja gimana? Ini Mama nelpon gue, beliau udah di depan sekolah, katanya disuruh nganterin ke supermarket.." ucap Jaewon sembari menggaruk tengkuknya. Merasa bersalah.

Sejeong meghela nafas, pesannya sudah terlanjur terkirim dan sudah dibaca pula, namun gadis itu cepat-cepat tersenyum, "udah nggak papa. Sana buruan, ntar Mama lo nunggu lama.."

"Lo gue anterin, Jeong," ujar seseorang lain dalam kelas itu.

Keduanya menoleh dan mendapati Daniel yang tengah memainkan ponselnya.

"Lo nggak ke ruang OSIS? Rapatnya udah selesai?"

"Belum sih, tapi gapapa. Enek gue, daritadi yang dibahasi itu-itu mulu. Udah kuy.." Daniel mematikan ponselnya dan berdiri.

"Sip. Ayo barengan ke tempat parkir.." ajak Jaewon.

"Iya deh..." Sejeong akhirnya ikut berdiri. Namun ponsel gadis itu berdering. Ia menatap ragu-ragu sebelum mengangkat telepon tersebut.

"Lo duluan aja Won, biar gue tunggu nih anak satu..," ujar Daniel.

"Ya udah duluan ya. Jangan bertengkar mulu! Dan lo El, Sejeong masih sakit, ja-"

"Iye, gue tau ogeb.." sela Daniel kesal. Jaewon hanya terkekeh lau berlari keluar kelas.

"Halo, Shua?"
....
"Iya, udah dijemput sama Abang gue, maaf ya. Mungkin lain kali.."
....
"Oke, bye.."

"Walah, gue mimpi apa semalem bisa jadi Abang lo?"

"Ck, diem.. Ayo"

"Kemana neng?" tanya Daniel dengan nada menggoda.

"Pulang lah, kemana lagi??!" bentak Sejeong.

Daniel mah sabar diginiin...

...

"Nih, pake" ucap Daniel melemparkan jaket kulit warna hitamnya yang baru saja ia keluarkan dari jok sepeda motornya pada Sejeong.

"Lah, lo gimana?"

"Lo lebih butuh, masih sa-

"Udah nggak kok..."

"Nurut aja apa susahnya, sih? Muka masih pucet gitu.." gerutu Daniel.

Dengan tampang sebal Sejeong akhirnya memakai jaket milik Daniel. Sejeong terhenyak, aroma jaket Daniel harum dan Sejeong suka itu.

"Cepetan pake helm terus naik"

...

Keduanya telah sampai di depan pintu rumah Sejeong.

"Jeong, udah nyampe nih, lo kagak mau turun apa?"

Hening, tak ada jawaban.

"Jeong, ya-elah. Ni anak malah tidur. Enak banget ya punggung gue jadi sandaran??" desah Daniel. Lelaki itu lalu turun dari motor dengan hati-hati.

Daniel menggendong Sejeong dan sedikit kesusahan saat menekan bel, namun untungnya Bi Minah segera membukakan pintu.

"Eh, non Sejeong kenapa?" tanya bi Minah.

"Ketiduran bi.."jelas Daniel.

"Ya udah, Mas tolong sekalian amgkat dia ke kamar tidurnya, ya? Di rumah nggak ada orang selain bibi. Bibi nggak akan kuat ngangkat dia.." pinta Bi Minah yang segera dibalas anggukan oleh Daniel.

Ia menaiki tangga dan masuk ke salah satu kamar di lantai itu.

Dengan perlahan Daniel meletakkan tubuh Sejeong di kasurnya lalu menyelimuti gadis itu sampai ke leher.

"Ck, lo kayaknya harus banyak makan deh, tubuh lo kayak kulit balut tengkorak tau.." monolog Daniel sembari menatap seksama wajah Sejeong yang masih terlelap.

Ponsel Daniel bergetar dan mendapati nama Taeyong di layar notifikasi.

Lo dimana, ogeb? Jangan kabur, ya?!? Cepet balik ke ruang OSIS!

Daniel memghela nafas lalu menatap kembali wajah Sejeong, "gue cabut dulu. Oh ya Jeong, jangan ketiduran kalau lagi sama cowok lain ya??" monolog Daniel sembari mengelus rambut Sejeong.

Ia lalu keluar kamar dan menemui Bi Minah untuk berpamitan. Lalu segera keluar dari rumah Sejeong untuk menuju ke sekolah lagi.

Tbc

TORPE | Kang Daniel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang