Kini mereka berenam duduk di meja berbentuk lingkaran dengan urutan dari Ayah, Bunda, Sejeong, Daniel, Mina, Myungsoo.
"Pesanlah makanan, biar tante yang bayarin..." ujar Bunda sembari tersenyum manis.
"Kami sudah memesan Tante, nanti biar saya yang minta ke pelayan untuk dipindah kesini.." jawab Daniel menggaruk tengkuknya.
"Ahhh, lalu bagaimana kabar keluarga kalian? Papa dan Mama tidak ikut dengan kalian?" tanya Ayah.
"Baik... Mereka sedang sibuk mengurus proyek baru, jadi ya begitulah..." kini ganti Mina yang menjawab.
"Oh ya, Daniel. Kamu satu sekolah kan sama Sejeong? Titip dia ya?"
"Bunda, memangnya Sejeong barang dititipin segala??" sahut Sejeong tak percaya akan hal yang baru saja ia dengar.
"Ya kamu kan anak cewek, suka jahil lagi, kali aja kalau ada yang mengontrol kan ntar ja-"
"Ayah, please.." sahut Sejeong.
Daniel terkekeh, diikuti dengan tatapan puas Mina dan Myungsoo.
"Gimana, Daniel nggak keberatan kan?"
"Siap Tan..." ujar Daniel mantap.
Lalu mereka berbincang sampai terdengan adzan maghrib.
"Ya sudah, shalat dulu yuk?" ajak Ayah. Semuanya berdiri kecuali Sejeong.
"Sejeong ngga salat? Ya udah tasnya taruh sini saja ya..." Bunda meletakkan tas kembali ke kursi. Sejeong hanya mengangguk dan menatap semuanya pergi ke musola kecil yang disediakan di Generation Restaurant.
"Lo udah nggak sakit lagi?" bisik seseorang yang tiba-tiba berada di belakangnya membuat Sejeong terlunjak kaget.
Gadis itu menoleh sehingga hidungnya tak sengaja menabrak pipi orang yang berbisik kepadanya. Keduanya terdiam, sama-sama tak menyangka bahwa mereka akan sedekat ini.
"Kakak, ayo. Katanya salat, jangan pacaran dulu, ah.." dan suara Mina membuat Sejeong secara reflek memukul Daniel.
Daniel hanya mengaduh lalu tertawa dan berlari mengikuti keluarga Sejeong bersama dengan Mina di sampingnya.
Sejeong?
Jangan tanya, ia sedang memegangi dadanya. Berusaha mengatur nafas dan detak jantungnya yang mulai menggila.
***
"Makasih ya tante, Om. Dan maaf kalau misalnya kami ngerepotin.." Daniel senyum lalu membungkukkan badan ke Bunda. Bunda tersenyum lalu mengelus lembut rambut Daniel dan Mina.
"Gapapa, kalian pulangnya hati-hati ya.." Daniel mengangguk lalu masuk ke mobil diikuti oleh Mina.
"Mari, Tante, Om... Makasih untuk hari ini, Assalamu'alaikum.." ujar Mina.
"Wa'alaikum salam.."
"Oh ya, Sejeong bareng Myungsoo lagi ya? Soalnya ini Ayah sama Bunda mau ketemu sama klien sebentar. Mungkin jam 9 selesai.." ujar Ayah. Myungsoo mengangguk, dan Sejeong merutuk.
***
"Cie-ciee, yang ngenalin pacarnya sama Ayah dan Bunda. Ah, bau-bau dilangkahi nih.." goda Myungsoo tepat setelah Sejeong mendudukkan pantat di kursi samping kemudi.
Sejeong cemberut, ia sudah tahu kalau sang kakak akan menggodanya seperti itu. Namun tetap saja ia merasa kesal.
Sejeong memilih mengeluarkan earphone dari sling bag hitam lalu memakainya setelah menyambungkannya dengan ponsel. Ia memilih lagu bertempo cepat dan menaikkan volumenya secukupnya.
Lalu gadis itu membuka salah satu aplikasi media sosial yang membuat ponselnya bergetar terus menerus.
Kesebelas-An (215)
JoshuaHong (11)
Bestie (89)
Yerinnie (5)
Jae1 (8)
Kudaniel (3)
Gadis itu menghela nafas lalu menekan tombol back, tak berniat untuk melihatnya dahulu.
"Kak, ngantuk nih. Ntar bangunin ya kalau sudah sampai rumah?" Sejeong menyamankan duduknya dan mematikan lagu di ponselnya lalu melepas earphone.
"Buset, gue punya adik kebo banget sih. Tadi siang tidur pas dibonceng, sekarang udah mau tidur lagi.." cibir Myungsoo dengan nada jenaka sehingga Sejeong memutar bola matanya malas.
"Gue bukan kebo ya? Gue tuh putri tidur yang a-"
"Oh, kalau gitu ntar kakak panggilin Daniel aja kali ya??"
"Lah, kenapa jadi si kudanil??" protes Sejeong heran.
"Kan di cerita-cerita putri tidur tuh dibangunin sama pangerannya dengan dicium tuh. Nah ntar Daniel yang gue suruh nyium lo biar bangun. Aw, kok malah dipukul sih? Kan Daniel emang, aw.. Iya-iya, ampun. Bercanda doang...." ringis Myungsoo ketika tangannya dipukuli secara membabi buta oleh Sejeong.
"Ck, kakak mana yang nyodorin adeknya sendiri ke kudanil?"
"Lah, Daniel kan pangeran lo. Aw, iya-iya maaf. Jangan mukul, njir. Ntar oleng mobilnya," sungut Myungsoo.
"Salah sendiri, masa bodo!" sahut Sejeong.
"Ngambek nih, cieee..."
Sejeong diam dengan bibirnya yang mengerucut lalu memilih untuk menutup matanya.
"Jeong,"
"LO BISA DIEM GAK SIH KAK? GUE MAU TIDUR NIH, NTAR MALAM MAU LEMBUR, ADA TUGAS!"
"Ya elah, dari restoran ke rumah kita cuman 15 menit, lo buat apa tidur sih? Lagian tinggal satu belokan lagi nyampe.."
"Ya itu kan gara-gara elo yang ganggu gue. Aishh, kesel gue.." gerutu Sejeong frustasi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
TORPE | Kang Daniel ✔
Fiksi PenggemarI only use one word to unlock the door to your feelings When i don't have the key, sweet words place second I study you constantly and repeat the study every day I'll show you what I've done Rock my head. •✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓• Torpe (n.) a...