"Jadi, kita harus pura-pura pacaran gitu?" tanya Sejeong setelah Daniel menceritakan segalanya. Kini keduanya tengah duduk di teras rumah Sejeong sembari meminum kopi susu buatan gadis itu.
"Dan kenapa pacarannya harus sama lo juga sih?" gerutu Sejeong.
"Karena yang ditemui dan bisa diajak ngobrol sama pacar temen lo itu cuma gue, kali? Tauk deh..." Daniel mengangkat bahunya.
"Siapa sih dia sebenernya? Setahu gue Shua gak deket sama anak cewek, apalagi udah punya pacar... Aneh banget tau, ngga?" ujar Sejeong dengan gemas dan menatap jalanan sepi di depan rumahnya.
"Kita bakalan cari sama-sama, sementara itu kita bakalan cegah dia buat neror lo dengan jalan itu" jelas Daniel.
"Dan, kok lo yakin banget kalau dia gak punya cewek?" tanya Daniel sembari menyeruput sedikit kopi susu miliknya.
"Insting," ujar Sejeong singkat.
"Oh ya, terus kalau misalnya ntar dia tahu kalau ini cuman pura-pura?" sambung Sejeong sembari menatap Daniel dengan raut wajah serius.
"Hmm, kalau gitu gimana kalau kita pacaran beneran aja??" tanya Daniel dengan nada menggoda dan senyum kecil di wajahnya.
Sejeong hanya mencibir dan menggeleng-geleng tak percaya dengan sosok pemuda di sebelahnya itu.
"Gila aja lo!!"
"Ya kan cari aman, Jeong!" Daniel menjauhkan tubuhnya dari jangkauan tangan Sejeong.
"Ya gak gitu juga! Gue ogah kalau harus pacaran beneran sama lo!" bentak Sejeong.
"Selow aja elah, ntar kalau ada yang denger kan percuma kita pura-puranya.." ingat Daniel.
"Terus kenapa lo mau bantuin gue?"
"Karena... Ya gitu.."
"Jangan nggantung mulu!!" Sejeong menatap Daniel tajam sementara yang ditatap hanya terkekeh kecil.
"Cepetan jawab, ih! Jangan ketawa" desak Sejeong.
"Emang alasan gue penting banget ya buat lo ketahui?"
"Ya gimana lagi.. kan gue harus tahu apa motif lo bantuin gue. Ntar takutnya ada udang di balik batu," Sejeong mengangkat bahunya.
"Nggak penting ah, Jeong. Yang penting kan gue ada disini, di sisi lo. Bantuin elo, udah kan?" ujar Daniel.
"Jadi???" Sejeong terlihat ragu-ragu melanjutkan perkataannya.
"Jadi ya gitu," ucap Daniel.
"Mulai sekarang, kita pacaran?" tanya Sejeong.
"Boleh"
Dan Sejeong yang menyadari kesalahannya langsung menepuk keras bahu lebar Daniel.
"Bukan gitu, ih!!"
"Iy-iya anjir. Sedih banget dah gue punya pacar galak banget, mana suka mukul lagi" keluh Daniel.
"Kita cuma pura-pura Daniel..." Sejeong menggerutu kesal.
"Lah situ sendiri yang nawarin tadi" elak Daniel membela dirinya sendiri.
"Typo,"
"Mana ada ngomong sampai typo, ah. Ayang mah..."
"Ayang-ayang pala lu peyang!! Jijik, El!!" bentak Sejeong dan tepat saat itu juga pagar rumah Sejeong terbuka dan masuklah sebuah mobil ke halaman. Keduanya reflek bangkit dari duduknya.
"Calon mertua aku nih, yang" bisik Daniel tepat di sebelah telinga Sejeong.
Gadis itu memelototkan mata, manyikut perut dan menginjak keras kaki Daniel yang membuat Daniel merintih kecil, kesakitan.
"Sakit, ih.. Ayang kok tega sam-"
"Berhenti, El!! Geli gue" sahut Sejeong.
"Lah padahal aku kan nggak ngapa-ngapa-"
"Ehm," suara dehaman dari Ayah Sejeong membuat keduanya menoleh dan menghentikan perdebatan kecil mereka.
"Loh, ada nak Daniel. Tumben kesini, ada apa?" ujar Bunda Sejeong heboh dan bergegas memeluk erat tubuh pemuda berbahu lebar itu.
"Nyamperin pac-"
"Kita habis kerja kelompok, Bun. Terus dia nganterin aku pulang.." potong Sejeong sebelum Daniel meneruskan omongannya."Kerja kelompok apa kerja kelompok, nih?" tanya Ayah dengan nada menggoda dan alis yang dinaik-turunkan.
"Apasih, Yah? Beneran kerja kelompok.." ujar Sejeong malas.
"Ooh, iya-iya kerja kelompok. Masuk dulu yuk, Niel. Makan malem sama-sama" ajak Bunda.
"Eh, boleh Tan? Kebetulan saya disini daritadi cuma disuguhin kopi susu doang" ujar Daniel yang membuat Sejeong membulatkan matanya.
"Lah, kan lo sendiri yang bilang kalau lagi nggak mau makan?" ujar Sejeong tak terima.
"Kapan?" tanya Daniel dengan dahi yang berkerut.
"Hush, sudah. Ayo masuk, kalian duduk aja di ruang makan dulu. Kita mau ganti baju, ya" ucap Ayah lalu segera menggandeng Bunda dan melangkah meninggalkan Sejeong dan Daniel yang masih beradu pandang. Sejeong dengan tatapan kesalnya. Dan Daniel dengan pandangan menggodanya.
"Ayang kok nggak mau ngakuin aku sih di depan ort- Aw, iya-iya ampun, Jeong. Ah, gue laporin Ayah Bunda lo ntar kalau lo ternyata suka banget nyiksa gu- Aw... Ah, derita gue ini mah punya pacar kasar banget!"
"Bodo amat," Sejeong melenggang masuk ke rumah meninggalkan Daniel yang masih mengusap kepalanya dengan kasar.
Pemuda itu hanya tersenyum kecil dan mengikuti Sejeong dari belakang. Di ruang makan, keduanya bertemu dengan Myungsoo yang sedang berbincang dengan seseorang dari telepon genggamnya.
**
Ayo ucapin selamat sm pasangan yg baru aja jadian, guys. ^^Kali aja ntar dapat PJ, kan lumayan.. :v
Gak deng,
KAMU SEDANG MEMBACA
TORPE | Kang Daniel ✔
FanfictionI only use one word to unlock the door to your feelings When i don't have the key, sweet words place second I study you constantly and repeat the study every day I'll show you what I've done Rock my head. •✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓• Torpe (n.) a...