Pt. 19

1.4K 237 11
                                    

Sejeong menyusuri koridor dan melangkahkan kakinya ke taman bagian belakang untuk menghampiri Pak Bobo, tukang kebun sekolah.

Sesampainya disana, gadis itu tersenyum ketika mendapati Pak Bobo yang sedang memangkas beberapa tangkai bunga dan dedaunan yang sudah terlihat layu.

"Pak Bobo.." sapa Sejeong ramah sembari berjalan mendekat dari jalan setapak di taman itu.

Pak Bobo menoleh dan lelaki berumur lima puluh tahunan itu tersenyum ceria melihat Sejeong.

"Ada apa, nak Sejeong?" tanyanya sembari berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Sejeong.

"Eum, itu, saya mau minjam kunci ke rooftop, Pak.."

Dahi Pak Bobo mengernyit, "memangnya untuk apa?"

"Mencari teman, Pak.."

"Teman?"

"Ya, dia bolos. Dan saya ingin mencarinya disana.." ungkap Sejeong.

"Tapi seingat saya, pintu ke rooftop sudah saya buka sedari pagi, Nak.."

"Aah, entahlah. Tapi saat salah satu teman saya berjalan kesana, pintunya terkunci.." ujar Sejeong.

"Ah, baiklah. Ini kuncinya, kembalikan sebelum jam pulang sekolah berbunyi, ya.." Pak Bobo menyerahkan sebuah kunci yang baru saja ia keluarkan dari saku celana trainingnya.

Sejeong menerimanya dan tersenyum, "terima kasih, Pak. Saya permisi.." pamit Sejeong sopan yang ditanggapi anggukan oleh Pak Bobo.

Gadis berambut sebahu itu lalu melangkahkan kakinya menyusuri koridor kelas, dan menaiki tangga menuju rooftop.

Ia lalu memasukkan kunci itu pada lubang pintu yang tertutup, dan membukanya secara perlahan. Desiran angin yang lembut segera menerbangkan anak-anak rambutnya. Sejeong masuk, dan membiarkan pontu itu tetap terbuka.

Gadis itu mengedarkan pandangannya kesana kemari, namun tak tampak Daniel di netranya satu kali pun. Sejeong lalu menghela nafas dan memilih untuk menikmati sejenak pemandangan indah yang terbentang di bawahnya.

Tak lama kemudian terdengar pintu tertutup membuat Sejeong cepat-cepat mengalihkan pandangannya dari bawah. Ia menatap ke arah pintu, disana terdapat Kang Daniel, pemuda yang ia cari.

Gadis itu buru-buru menampakkan wajah kesal dan dingin membuat Daniel terkekeh melihatnya.

"Apa segitu frustasinya lo nyari gue sampai mau bunuh diri?" Sejeong membelalakkan matanya mendengar pernyataan Daniel barusan. Ia sadar kalau posisinya saat ini sedang berada di pinggir dan separuh badannya terjulur ke depan, setengahnya lagi terhalang oleh pagar besi.

"Gue nggak sebodoh itu" dengus Sejeong, ia masih betah berada disini. Suasananya yang tenang serta sepi menambah poin plus tempat ini dimata Sejeong.

"Masih betah disini? Nggak mau balik ke kelas??" tanya Daniel.

"Ogah, capek. Pingin disini dulu. Lagian lo daritadi kemana aja sih? Dan apa-apaan sikap lo tadi pagi, seenaknya nabrak gue sampe nginjak kado buat gue, mana pergi tanpa minta maaf lagi!!" semprot Sejeong.

"Gue ada di auditorium  dari pagi, tanya aja Taeyong kalo kagak percaya.." jawab Daniel lalu memilih untuk duduk di bangku panjang dan memandangi punggung gadis yang barusan memarahinya.

"Temen-temen panitia dari Kesebelas-An mau ngabarin ke elo tentang gue, tapi mereka sibuk dan nggak bawa HP... Pas gue dateng ke kelas, kata Jonghyun lo nyariin gue, yaudah gue kesini aja..." sambung Daniel.

"Dan soal nabrak lo tadi pagi, itu gue keburu-buru, dipanggil Pak Heechul soalnya.." jelas Daniel yang kini menggaruk tengkuknya walau tidak gatal.

"Soal kado?" tanya Sejeong yang kini memghadap ke arah Daniel sembari menyedekapkan tangan di dada.

"Gue nggak merasa melakukan hal yang salah, tuh. Kadonya kekecilan, gue nggak ngerasa nginjek, jadi ya gue nggak tahu.." elak Daniel sembari mengangkat bahunya, terkesan tak peduli.

"Nggak mau minta maaf, hah?!"

"Lah, tadi pagi kan udah.." ujar Daniel singkat.

"Ya tapi setelah itu lo ada salah lagi sama gue. Se-"

"Iya-iya gue minta maaf... Lo aneh deh, lo PMS nya tiap hari ya?? Gak capek marah-marah mulu?" celetuk Daniel.

"Lo niat minta maaf atau ngehina sih?" sahut Sejeong.

"Minta maaf, elah. Salah mulu gue.." cibir Daniel.

"Udah, gue mau balik. Di sini lama-lama panas, apalagi kumpul sama sayton macem lo.." Sejeong melangkah menuju pintu yang tertutup itu. Ia mencoba membukanya, namun pintu itu tak kunjung bisa dibuka.

"Kenapa, Jeong?" tanya Daniel yang heran karena Sejeong tetap berada di depan pintu sembari berdiri gelisah.

"Kok lo tutup pintunya sih, OGEB!!!!" semprot Sejeong.

"Lah, emang napa sih??" Daniel berteriak, tak terima disalhakan begitu saja.

"Kunci pintunya ada di dalem, goblo! Kalau ini pintu ditutup, bisa kekunci otomatis!! Sekarang ini pintu gabisa dibuka kalau gak ada kuncinya.." ujar Sejeong dengan tempo yang cepat.

"Hah???" Daniel melongo.

"Tauk deh, capek ngomong sama lo!!"

"Ya elo ngomong apa nge-rap sih nyet? Gue kagak paham!!"

"Intinya kita kekunci disini!!" sahut Sejeong kesal.

"WHAT!!!????"

TBC..
^^

TORPE | Kang Daniel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang