"Yah, kok nggak jualan sih..." desah Sejeong kecewa ketika mendapati warung ayam penyet yang ia maksudkan tutup.
Daniel menghela nafas, "terus mau makan dimana? Cari warung lain atau gimana?" tanya pemuda itu.
"Balik aja deh, ke rumah gue.." ujar Sejeong.
"Lah, lo nggak makan, dong?" Daniel mengerutkan dahinya.
"Ya gue makan di rumah" sahut Sejeong.
"Oh, oke.." ujar Daniel lalu melajukan mobilnya menuju ke rumah Sejeong.
Sesampainya di depan pagar, Sejeong menatap ke arah Daniel.
"Lo juga turun," ujar Sejeong.
"Hah?"
"Lo juga turun, ikut makan di rumah gue.." ulang Sejeong.
"Emangnya nggak papa?" tanya Daniel.
"Ck, tauk deh. Gajadi, lo nggak usah tu-" Sejeong hendak membuka pintu namun tangan Daniel telah terlebih dahulu menahannya.
"Ehhh, iya-iya. Gue ikutan..." ujar Daniel sembari meringis lalu memasukkan mobilnya ke daerah pekarangan rumah Sejeong.
Keduanya turun dari mobil lalu mengetuk pintu dan tak perlu menunggu lama pintu itu terbuka.
"Lah, kok ada lo?" tanya Daniel heran ketika mendapati Jaewon yang membukakan pintu rumah Sejeong.
"Ooooo, tadi kata Bang Myungsoo lo keluar sama cowok. Gue kirain sama anak sebelah, atau kalau nggak si adik kelas itu. Eh, ternyata sama waketos!!" Jaewon mengabaikan pertanyaan Daniel dan memilih untuk menggoda Sejeong.
"Lo ngapain di sini sih?" Daniel mendesak agar Jaewon menjawab pertanyaannya.
"Apa sih, cemburu lo? Gue emang kadang main ke sini, ya nggak Jeong?" Jaewon kini juga menggoda Daniel.
Sejeong hanya memutar bola matanya dengan malas ketika mendengar semua ucapan Jaewon.
"Udah, gue mau masuk. Laper, minggir!!" Sejeong mendorong tubuh Jaewon yang membuat pemuda itu tergelak karena sikap gadis itu yang terlihat sangat kesal.
Daniel hanya mengikuti Sejeong masuk ke rumah lalu menatap ke arah Jaewon dengan pandangan aneh.
Mereka melewati ruang keluarga, tampaklah Myungsoo yang sedang duduk di lantai dengan berbagai jajanan di sekitarnya.
"Ya Allah, bang. Lo bukannya belajar malah main game kayak gini.. Ntar kalau Ayah sama Bunda dateng gimana, coba?" tanya Sejeong sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Mereka nggak pulang hari ini, terus besok gue nggak ada jadwal kuliah dan kebetulan si Jaewon main kesini. Jadi ya gue ajak main aja sekalian.." ujar Myungsoo mengangkat bahunya nggak peduli.
"Lo udah makan, belom?" sambung Myungsoo.
"Belum," jawab Sejeong singkat.
"Lah, kan gue udah bilang ke elo?" ujar Myungsoo sembari menatap Daniel dengan pandangan heran.
"Gue yang mau makan disini karena warung yang gue sukai tutup..." ujar Sejeong sebelum Daniel mengucapkan sepatah kata.
"Cieee, habis jalan bareng sekarang dibela terus..." goda Jaewon melangkah santai dan ikut duduk di sebelah Myungsoo.
"Ck, apa sih? Ngapain juga belain kudanil kayak dia? Dan kalau nggak ada kepentingan mending lo keluar, Won.." ujar Sejeong kesal.
"Uh-huk... kesal dianya. Salting kan lo, ngaku deh!!!" Jaewon malah semakin gencar menggoda Sejeong.
"Bang, usir deh makhluk satu itu. Kalau perlu seret aja sekalian!!!" Sejeong mengarahkan telunjuknya ke arah Jaewon.
"Lah kalau Jaewon pergi gue mainnya sama siapa?" tanya Myungsoo.
"Nih, si kudaniel satu ini kan juga bisa. Atau belajar aja sana..." jawab Sejeong.
"Gitu ya, lo? Habis punya gebetan tetangga dibuang. Unch, sakitnya disini tau nggak?" Jaewon memegangi dadanya dengan ekspresi yang dibuat-buat.
"JUNG JAEWON!!!"
"Iya sayang?"
Sejeong yang kesal pun hendak merangsek ke arah Jaewon namun tangannya ditahan oleh Daniel membuat gadis itu menoleh.
"Makan dulu, lo belum makan.." ucap Daniel ketika Sejeong menatapnya.
"Cieee, perhatian banget sih, gue tersedak. Uh-huk!!" Jaewon kini berpura-pura batuk. Myungsoo tertawa, sedang wajah Daniel merah padam.
Andai nggak ada Kakaknya Sejeong disini, udah gue gorok leher lo, Won!! -DanielKang.
Sejeong menghela nafasnya, berusaha meredam amarahnya lalu menepis tangan Daniel yang ada di tangannya.
"Ayok, makan..." Sejeong berjalan dan memilih untuk menuju ke ruang makan yang ada di sebelah ruang tamu.
"Cieee makan berduaan cieee!!! Uhhuy, ati-ati ntar yang ketiga setan!" suara Jaewon kembali terdengar namun Sejeong serta Daniel memilih untuk mengabaikannya.
Mereka lalu duduk berhadapan di meja makan, lalu tak berapa lama kemudian Bi Minah datang.
"Lho, nduk belum makan, to?" Bi Minah bertanya sembari menampilkan wajah kagetnya, Sejeong mengangguk.
"Lah, piye to iki? Makanannya sudah habis, nduk. Bibi masakin lagi, ya?" tawar Bi Minah.
"Eh, nggak usah Bi. Biar Sejeong masak sendiri aja nggak papa.."
"Hla?"
"Udah nggak papa, bibi istirahat aja sana..." ujar Sejeong sembaru mendorong Bi Minah agar keluar dari ruang makan.
"Maaf ya, nduk.."
"Nggak papa..."
Sejeong lalu masuk kembali ke ruang makan.
"Lo mau makan apa?" tanya Sejeong.
"Terserah lo aja, Jeong.." jawab Daniel.
Wweh, mau dimasakin tuh..
KAMU SEDANG MEMBACA
TORPE | Kang Daniel ✔
FanfictionI only use one word to unlock the door to your feelings When i don't have the key, sweet words place second I study you constantly and repeat the study every day I'll show you what I've done Rock my head. •✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓• Torpe (n.) a...