"Nggak usah teriak bisa kan?" ucap Sejeong frustasi, gadis itu mengacak-acak rambut sebahunya dengan kesal.
"Sini gue bantu.." ujar Daniel sembari melangkah mendekati Sejeong.
"Hah? Bantu ngapain?" Sejeong mengerutkan keningnya.
Daniel hanya terkekeh lalu mengacak-acak rambut Sejeong sehingga tampat tak beraturan.
"Hahahah, rambut singaaaa~" kekeh Daniel dengan nada menggoda lalu cepat-cepat berlari menjauh dari Sejeong.
Gadis itu kemudian mendengus keras-keras dan menghentakkan kakinya sementara rambutnya sibuk merapikan rambut sebahunya itu.
"Kang Daniellll!!!" Sejeong mulai berlari mengejar Daniel. Setelah ia dapat meraih tubuh Daniel, gadis itu langsung menarik rambut Daniel dari belakang sehingga Daniel kini mendongak ke belakang.
"Eh, sakit njir. Lepasin, Jeong! Maafin!!!" Daniel memegangi lengan Sejeong, berusaha melepaskan cengkraman kuat pada rambutnya tersebut. Namun gadis itu mencengkram terlaku erat sehingga menyusahkan Daniel.
Pemuda berbahu lebar itu lalu tersenyum miring ketika sebuah ide singgah di kepalanya. Dengan cepat ia memutar tubuhnya lalu menarik pinggang Sejeong dengan satu tarikan.
Kini mereka berdua saling berhadapan, Sejeong mendongak dan terdiam di tempat. Masih terlalu kaget akan hal yang baru saja dilakukan oleh pemuda yang sedang tersenyum miring di hadapannya ini.
"Gotcha!!" seru Daniel lalu dengan mudah melepaskan cengkraman tangan Sejeong pada rambutnya. Tak lupa pemuda itu juga melepaskan pelukannya dan meninggalkan sosok Sejeong yang masih terdiam.
Dengan santainya ia berbalik badan dan duduk di kursi panjang dan menghadap langsung ke arah taman bunga yang terbentang di bawah.
"Jeong, gak capek berdiri mulu?" celetuk Daniel yang membuat Sejeong tersadar dari lamunan singkatnya. Gadis itu menutupi kedua pipinya yang ia rasa menghangat, dan Daniel sempat menoleh kepadanya saat ia melakukan hal itu.
"Napa ditutupi? Merah ya?" kekeh Daniel.
"Sini duduk, dulu.." sambung pemuda itu.
Sejeong menghela nafas lalu melangkah lebar-lebar menuju ke arah Daniel. Ia lalu duduk setelah menjitak keras-keras kepala Daniel.
"Sadis, njir!!" Daniel mengusap kepalanya.
"Bodo amat.." sahut Sejeong kesal.
"HP lo mana?" tanya Daniel kemudian.
"Buat apa?" ujar Sejeong, terdengar nada curiga di antara perkatannya membuat Daniel mencibir.
"Buat minta bantuan lah, nyet! Emang apalagi?" sahut Daniel yang membuat Sejeong tersadar keadaannya kini terkunci bersama Daniel di rooftop.
Gadis itu meraba-raba saku kemeja dan rok pendek yang ia kenakan, lalu mendesah pasrah dan menoleh kepada Daniel.
"Gak gue bawa, El..." ujarnya dengan nada sedih.
"HP lo sendiri?" tanya Sejeong kemudian.
"Lowbat, udah mati" dengus Daniel.
"Beneran???"
"Nih, cek aja kalau kagak percaya" Daniel mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
Sejeong menerimanya dan melihatnya sekilas lalu mengembalikan pada Daniel.
"Ya terus sekarang gimana???" tanya gadis itu dengan nada frustasi.
"Nunggu bel istirahat. kan pastinya ada yang lewat lapangan di bawah, kita teriak dari sini.."
"Lo yang teriak ya?" cicit Sejeong.
"Lah, napa jadi gue?" protes Daniel tak terima.
"Ya gue malu lah, ogeb. Teriak-teriak kayak orang gila.." jelas Sejeong.
"Jadi lo niat bikin gue kelihatan kayak orang gila gitu??" tanya Daniel.
"Ya bukannya gitu..." lirih Sejeong.
"Terus gimana maksudnya?"
"Elo kan emang udah gila.." ucap Sejeong akhirnya.
Daniel mendengus kuat-kuat.
"Serah elo dan, terserah..." Daniel tak ambil pusing, dia memilih memejamkan matanya sembari menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
"El.."
"Hmmm.."
"Kok elo kayak santai aja gitu kekunci kesini??" tanya Sejeong akhirnya.
"Ya emang gue harus teriak-teriak frustasi gitu?" ucap Daniel.
"Ya enggak sih. Tauk deh, gajadi nanya gue" sungut Sejeong.
"Lah itu tadi lo udah nanya, ogeb!!"
"Apaan sih, ishhh!!! Ngeselin banget jadi orang.."
"Kan yang penting kekuncinya ga sendiri, ada lo juga.." ujar Daniel cepat.
"Hah? Jangan nge-rap dong, ga paham gue"
"Gajadi lupain aja. Mending lo diem deh, gue mau tidur, capek daritadi pagi ngangkat-ngangkat barang,"
"Lah kok malah jadi curhat?"
"Gue nyuruh lo buat diem, njir.. Nggak bisa tidur nih, gue!!"
"Ya emang masalah buat gue kalau lo nggak tidur?"
"Kalau gue nggak tidur sekarang, gue ogah teriak-teriak ntar waktu istirahat.."
"Eeeh, iya. Lo tidur gih, gue diem.." ujar Sejeong akhirnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
TORPE | Kang Daniel ✔
FanficI only use one word to unlock the door to your feelings When i don't have the key, sweet words place second I study you constantly and repeat the study every day I'll show you what I've done Rock my head. •✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓• Torpe (n.) a...