Banyak kata-kata kasar di chapter ini... (I've warned you)
Daniel tidak melihat siapapun di balik terpal, dia mengernyit heran. Kemudian terdengarlah suara tawa seseorang yang memenuhi ruangan itu.
"Cari gue?" tanya orang itu.
Daniel celingukan menoleh kesana kemari dan tidak mendapati adanya orang lain selain dirinya di gudang itu.
"Lo nggak bakalan bisa ngeliat gue. Dan asal lo tau aja, gue bakalan neror si cabe lebih dari yang sudah terjadi beberapa hari terakhir ini. Semua ini gara-gara lo ngelanggar larangan gue tadi," ujar orang itu sementara Daniel tetap mencari sumber suara ke seluruh penjuru ruangan.
"Sebenernya lo tuh siapa dan kenapa lo neror Sejeong?" tanya Daniel kesal dengan melangkah mengitari gudang.
Lalu terdengar suara tawa itu lagi, "gue bisa liat dengan jelas lo lagi muter-muter di gudang, ya? Sudah gue bilang sebelumnya, lo nggak bakalan bisa nemuin gue disana"
Langkah Daniel terhenti lalu mendongak dan menatap langit-langit gudang. Lalu tangan pamuda itu terkepal ketika melihat sebuah CCTV terpasang di salah satu sudut gudang.
"Waah, lo udah berani natap gue ya, sekarang?"
"Berhenti ganggu Sejeong mulai sekarang!" Daniel mengalihkan pandangannya dan mendengus kuat-kuat.
"Emangnya siapa lo berani nyuruh gue? Padahal dengan kesalahan yang lo lakuin, secara tidak langsung lo juga berkontribusi dalam acara neror ini"
"Maksud lo?" tanya Daniel.
"Kesalahan pertama, lo udah berani ngerusak jadwal teror gue dengan buang kado yang udah gue taruh di loker si cabe. Kesalahan kedua, lo nggak bisa nahan diri lo sendiri untuk melangkah lebih dalam ke gudang. Padahal gue udah peringatin elo kan dari awal lo masuk gudang ini,"
"Kalau emang ini kesalahan gue, kenapa lo nggak ngadepin gue aja? Kenapa lo menimpakan hukuman ke orang yang jelas-jelas ngga bersalah?" ujar Daniel sembari melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh kurang seperempat.
"Ck, jadi lo juga mau dihukum untuk gantiin si cabe?"
"Hm, sebenernya gue ngga pernah merasa ngelakuin kesalahan apapun sama lo. Tapi daripada orang yang ngga bersalah lo teror, mending gue aja yang lo hadapin.." putus Daniel.
"Okey, gue harus liat... Lo harus pacaran sama si cabe" ujar orang itu.
Daniel membulatkan matanya, tak percaya dengan pendengarannya kali ini.
"Apa hubungannya?" tanya Daniel dengan mata yang memicing.
"Kalo si cabe udah punya pawangnya sendiri, dia nggak mungkin dong bakalan menelin cowok gue.."
"Jadi lo neror Sejeong cuma gara-gara itu doang? Ck, asal lo tau aja ya. Sejeong ngga pernah tebar pesona sama orang lain karena dia emang udah punya magnet sendiri untuk menarik perhatian dari orang banyak. Mungkin aja cowok lo juga salah satu orang yang kepincut sama Sejeong.."
"Sialan! Cowok gue nggak mungkin suka sama cewek ular kayak dia!"
"Well, siapa tahu. Memangnya cowok lo siapa namanya?" kini Daniel menyunggingkan senyumnya, ia merasa senang ketika mendapati nada bicara orang yang meneror Sejeong menjadi kesal.
"Cowok baik-baik macam Joshua nggak bakalan suka sama cewek penggoda. Ingat itu" ujar sang peneror yang membuat Daniel membelalakkan matanya.
Ia sama sekali tak mengetahui fakta bahwa Joshua ternyata telah memiliki seorang kekasih di sekolah ini.
Lalu, kalau dia sudah punya cewek, kenapa masih deketin Sejeong? -Daniel
"Jadi, gimana?" tanya si peneror membuat Daniel tersadar dari lamunannya.
"Kalau gue jadian sama Sejeong. Apa lo bakalan berhenti neror dia?" Daniel mencoba untuk mendapatkan kesepakatan yang ia inginkan.
Selama beberapa saat ruangan hening.
"Tergantung," ujar si peneror yang membuat Daniel kesal.
"Apa maksud lo?"
"Ya kalau si cabe udah ngga goda cowok gue, teror nya bakalan berhenti. Dan akan terjadi sebaliknya juga.."
"Gue beri lo waktu selama seminggu, kalau lo nggak berhasil jadian sama cabe. Perjanjian ini batal," sambung si peneror.
Daniel menutup matanya lalu menghembuskan nafas perlahan, "oke, deal."
"Deal" dan tepat setelah mendengar hal itu Daniel keluar dari gudang.
"Sialan, gue jadi telat masuk kelasnya Miss Irene," gerutu Daniel di sepanjang koridor setelah menatap jam tangannya yang telah menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh menit.
Beberapa menit kemudian Daniel berpapasan dengan Sejeong yang menyedekapkan tangannya di dada. Pemuda itu berhenti dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Aisshh! Sebenarnya lo hobi banget ya bikin gue jadi capek cuma buat muter-muter cari lo?? Asal lo tau aja gu-" perkataan Sejeong terhenti karena tangan Daniel yang tiba-tiba membekap mulutnya.
Sejeong yang kaget pun membulatkan mata sejenak lalu menggigit tangan Daniel yang menbuat pemuda itu menjauhkan tangannya setelah mengaduh keras.
"Aw, sh*t. Sakit, bego!!" omel Daniel sembari mengibas-ibaskan tangannya, berusaha menghilangkan rasa sakit.
Sejeong hanya mengangkat bahu tak peduli, "cepetan masuk kelas. Jangan coba-coba kabur lagi!" ujar Sejeong lalu berbalik dan melangkah meninggalkan Daniel yang masih mengamati punggung gadis itu.
"Jadi, gue harus jadian sama dia, ya?" lirih Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
TORPE | Kang Daniel ✔
Fiksi PenggemarI only use one word to unlock the door to your feelings When i don't have the key, sweet words place second I study you constantly and repeat the study every day I'll show you what I've done Rock my head. •✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓• Torpe (n.) a...