"Lah, selow aja Jeong. Kagak usah pake nyembur gini bisa kan?" protes Daniel sembari mengusap bagian depan wajahnya yang sempat terkena muncratan air dari mulut Sejeong.
"Lah elonya ngomong nggak di-filter. Kan gue jadi kaget, salah sendiri!!" Sejeong memeletkan lidah sembari mengitari ruangan dan membuka-buka lemari kayu di dapur Seongwoo ini.
"Lah, gue yang jadi korban gue juga yang kena omel. Bantuin kek, kayaknya itu air segelas lo muncratin semua ke arah gue, deh.." keluh Daniel dengan kedua tangan yang tetap sibuk mengusap-usap bagian depan tubuhnya yang basah.
Gadis itu hanya meringis dan akhirnya membantu membersihkan muka Daniel pakai tisu yang ia temukan di dalam salah satu lemari kayu milik Seongwoo, otomatis hal ini membuat posisi mereka berhadapan dan sangat dekat.
Sejeong masih fokus mengelap muka Daniel serta baju bagian depan yang dikenakan Daniel, sementara Daniel sendiri malah asyik memandangi Sejeong dengan intens.
Merasa dipandangi, Sejeong mendongak dan mendapati Daniel menatapnya lembut dan khawatir. Mereka bertatap-tatapan mata selama beberapa menit layaknya adegan dalam drama-drama Korea. Hangat dan romantis.
"Eh anyink!!! Gue suruh buat ambil snack malah berdua-duaan kayak gini!! Mau buat mesum ya lo pada?!?" teriak Seongwoo -yang entah sejak kapan telah berdiri di dekat pintu masuk dapur- membuat keduanya segera menyadari betapa dekatnya posisi mereka saat ini.
Sejeong mengalihkan pandangan dan mundur teratur dengan langkah kikuk, begitu pula Daniel. Namun saat Sejeong berjalan mundur, Daniel mendapati bahwa di belakang gadis itu terdapat meja kaca yang bisa saja Sejeong tabrak.
Dengan segera Daniel menarik tangan Sejeong dan membiarkan tubuh mereka berdua bertubrukan sehingga posisi mereka sekarang terlihat seperti orang yang sedang berpelukan.
"Lah, masih niat berbuat mesum? Udah gak bener nih emang temen-temen gue," Seongwoo melangkah maju dan merebut snack yang berada di tangan Daniel.
Saat itulah Sejeong melepaskan diri dari Daniel dan dengan sekuat tenaga memukul bagian belakang kepala Seongwoo sehingga membuat pemuda itu mengaduh kesakitan.
"Ah, anjir! Kenapa gue dipukul sih? Iya-iya, lain kali gue gak bakalan ganggu momen kalian, udah sana lanjutin! Lah sakit, masih aja dipukul, salah gue apaan sih Jeong?" semprot Seongwoo sambil ngelus kepalanya yang telah dipukul dua kali oleh Sejeong sementara Daniel hanya tertawa sehingga kedua matanya membentuk garis layaknya bulan sabit serta menampilkan dua gigi depannya yang berbentuk seperti gigi kelinci.
"Omongan lo tuh yang salah, kelakuan lo juga salah! Kalau nggak ngerti apa-apa mending diem. Gak usah banyak komen!!" omel Sejeong lalu membuang tisu yang telah ia pakai untuk membantu Daniel.
"Iye-iye, canda doang elah. Kuy balik lagi ke ruang depan" ajak Seongwoo yang kini telah melangkah meninggalkan Sejeong dan Daniel di dapur.
Sejeong menghela nafas dan memutuskan untuk mengikuti Seongwoo, namun tangan Daniel menahannya.
Sejeong menoleh sembari bertanya menggunakan ekspresi wajahnya.
"Ntar pulangnya gue anterin. Kita perlu ngomong," ucap Daniel yang membuat sebelah alis Sejeong naik.
"Gue ntar mau ke gramed dulu" jelas Sejeong.
"Gue anterin. Yang pasti kita harus ngomong. Berdua aja.." desak Daniel.
"Harus banget, ya?" tanya Sejeong yang otomatis ditanggapi anggukan oleh Daniel.
"Oke, ntar anterin gue ke gramed dulu tapi. Udah kuy, cepetan ke ruang depan. Ntar si angingungengong banyak bacot! Risih gue," ujar Sejeong dengan reflek menarik tangan Daniel agar bergegas berjalan menuju ruang depan.
"Lah, udah gandengan aja nih? Jadian buk? PJ nya jangan lupa loh, ya" goda Yerin tepat setelah Sejeong dan Daniel muncul di hadapannya.
Sontak saja Sejeong ngejauhin tangannya dari Daniel dan duduk di samping Yerin.
"Hooh, Rin. Tadi aja kalau gue nggak nengok mereka, mungkin udah ciuman tuh di dapur" ujar Seongwoo menambah-nambahi.
"Lah, beneran jadian? Kok lo nggak ada ngomong ke gue? Gue sahabat lo apa bukan, sih?" tanya Yerin dengan mata yang menbulat sempurna dan tangan yang mengguncang-guncangkan tubuh Sejeong dengan heboh.
"Gue nggak pacaran, Rin. Beneran deh," jawab Sejeong malas sambil natap tajam si Seongwoo yang cuman senyum kecil seolah mengejek.
"Bukannya nggak, tapi belum" sahut Daniel yang membuat ketiga orang lain di ruang depan itu menatapnya.
"Widdiiihh, sip. Dapat PJ bentar lagi" ujar Seongwoo kegirangan dan bertepuk tangan.
"Huuwwaa, pokoknya kalau beneran jadian lo harus cerita ke gue saat itu juga!!" Yerin mengoncang-goncangkan tubuh Sejeong lebih heboh lagi.
"Apasih? Gue nggak bakalan pacaran!! Dan lo? Kenapa lo ngomong kayak gitu?" Sejeong natap tajam ke arah Daniel sambil berusaha melepaskan tangan Yerin dari bahunya.
"Ya emang kenyataannya kayak gitu, kan" Daniel mengendikkan bahu tak peduli dan duduk di samping Seongwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
TORPE | Kang Daniel ✔
FanfictionI only use one word to unlock the door to your feelings When i don't have the key, sweet words place second I study you constantly and repeat the study every day I'll show you what I've done Rock my head. •✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓• Torpe (n.) a...