"Sekarang sesuai dengan absen ambil kertas didalam sini,satu saja. Ada nomor 1 sampai 11. Yang mendapat nomor sama akan menjadi satu kelompok. 1 kelompok terdiri dari 2 orang. Paham?"
"Paham!" Beberapa saat setelahnya satu persatu murid maju kedepan untuk mengambil gulungan kertas yang disediakan di depan. Woojin mendapat giliran terakhir. Setelah mengambil ia kembali ke bangkunya dan membuka gulungan kertas tersebut. Woojin mendapat nomor 5. Ia lalu mengedarkan pandangannya mencari siapa yang juga memiliki kertas bernomor 5."Woojin,dapat nomor berapa?" Hyeongseob melirik kearah kertas kecil di tangan Woojin. Beberapa detik setelahnya hyeongseob menghela nafas kecil,ia tidak satu kelompok dengan woojin rupanya.
"Kau dapat nomor berapa?"
"8." Hyeongseob cemberut. Mengapa ia merasa kesal? Padahal woojin bukan siapa-siapa. Woojin baru akan angkat bicara namun seseorang mengaggetkan mereka."Hey,apa ada dari kalian yang mendapat nomor 5?" Seorang lelaki dengan rambut yang entah apa modelnya menghampiri meja mereka.
"Aku,aku dapat nomor 5." Pemuda dengan nama Joo Haknyeon itu langsung bersemangat. Lumayan berteman dengan lelaki tampan,bisa jadi ia juga ikut menjadi tampan.
"Kenalkan! Namaku Joo Haknyeon!" Haknyeon menyodorkan tangannya. Woojin menjabat tangan haknyeon pelan.
"Woojin." Seketika tubuh haknyeon seperti membeku. Astaga orang ini tinggal di kutub kah? Pikirnya.
"Tidak,aku tidak tinggal di kutub. Ini memang kelainanku sejak dulu." Woojin tersenyum kecil dan memperlihatkan snuggletooth-nya yang terlihat sedikit. Haknyeon shock sendiri mendengarnya. Selain menjadi tampan,mungkin ia akan bisa memiliki kekuatan membaca pikiran setelah berteman dengan Woojin.•••
"Perlombaan ini dilakukan di area gedung sekolah di malam hari,lomba ini di laksanakan lusa tepatnya hari minggu . Kelompok masing-masing harus mengumpulkan bendera sebanyak-banyaknya. Yang menang akan mendapat poin yang berpengaruh di pelajaran olah raga" Haknyeon membaca selembaran kertas yang tadi diberikan pak guru choi,ia lalu menggaruk tengguknya yang tidak gatal. Woojin hanya menatapnya datar. Baginya ini tidak begitu sulit.
"Apa kau yakin?" Haknyeon menatap woojin yang sedang terdiam. Woojin hanya mengangguk.
"Ya,ini akan menyenangkan."
"Eh,ngomong-ngomong kau tidak ingin pesan makanan? Atau minuman? Kita sudah melewati pelajaran fisika tadi,apa kau tidak haus?"
"Aku terbiasa makan dan minum dirumah." Anak baik,pikir haknyeon. Sementara itu di sisi lain hyeongseob sedang menggerutu kecil,daehwi teman seperjuangannya hanya menatap hyeongseob dengan wajah 'kau-ini-jatuh-cinta-atau-kerasukan'"Sudahlah. Seengaknya kan sekelompok sama aku." Daehwi ikut-ikutan cemberut.
"Tapi aku maunya sama woojin." Apaan sih ini orang,kerjaannya galau gamau jujur,daehwi berceramah dalam hati.
"Emang woojin itu siapa? Pacar? Gebetan? Bukan kan?"
"Ya tapi kan..."
"Apa?"
"Kita sama-sama uke. Nanti kamu takut aku juga. Terus kita kalah gimana?!" Daehwi ingin rasanya menceburkan diri ke rebusan air bibi kantin saat ini juga ketika mendengar alasan paling masuk akal yang pernah di lontarkan oleh hyeongseob.
"Hm,dengar ya ahn hyeongseob. Karena kita uke,seharusnya kita bisa saling melindungi." Omongan daehwi tadi seolah menjadi penyemangat hyeongseob.
"Benar juga! Kalau begitu cepat isi datanya!"•••
Saat ini pukul 3 malam. Woojin sedang menatap keluar jendela kamarnya. Kamar woojin sangat sederhana. Hanya terdapat meja dan kursi,serta ranjang kecil dan sebuah peti mati berdebu. Peti tersebut ia gunakan sebagai pajangan saja karena dulu ibunya suka sekali terlelap disana. Ia tidak ingin meninggalkan peti itu di sembarang tempat.
"Ahn hyeongseob..." woojin bergumam sembari menatap rembulan yang bersinar dilangit. Ketika memikirkannya dada bagian kiri woojin selalu terasa aneh. Mata maroon miliknya tetap terjaga sampai fajar tiba. Biasanya ketika fajar ia langsung bersembunyi dibalik selimutnya. Karna ia pernah memiliki kejadian buruk dengan sinar matahari sehingga ia langsung bersembunyi. Namun sekarang rasanya ia ingin melawan rasa takut tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharp Teeth - JinSeob ✔️
Fantasy"Because the undead have feelings too." -The Wimpy Vampire. [there's a private part. fantasy. bahasa.]