Youngmin menatap datar tubuh tak bernyawa di depannya,ia lalu mendongak dan menatap hyunbin serta jihoon.
"Apa-apaan ini?" Katanya dingin. Jihoon langsung menyiku hyunbin,mengisyaratkan dia untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi.
"Ini kecelakaan."
"Maksudmu? Lalu,kenapa bisa sangat 'rapih' begini?"
"Pelakunya terlalu handal." Jihoon menimpali. Sebenarnya ia juga takut salah tindakan,karena ia yang memberi ide membawa mayat ini. Intinya,hyunbin dan jihoon keduanya sangat cocok. Tidak pandai melakukan tindakan yang tepat."Siapa yang memulai duluan? Jawab aku." Nada suara youngmin semakin lama semakin datar.
"Aku."
"Aku juga." Baru kali ini jihoon ingin membantu hyunbin,biasanya ia akan bersikap tak acuh."Kalian..." hyunbin dan jihoon terdiam. youngmin mendekat dan semakin mendekat dengan tatapan membunuh.
"Aku bangga dengan hasil kerja sama kalian." Youngmin tersenyum kemudian menepuk lengan keduanya. Hyunbin menatap tidak percaya kearah youngmin dan jihoon yang sudah jawdrop.
"Maksudnya?"
"Ya,kalian hebat. Musuh menjadi teman,bukan sebaliknya."
"Ap—"
"Seperti seekor rubah yang tadinya akan memangsa kelinci,tapi akhirnya jatuh cinta" youngmin terlihat sangat bahagia ketika mengucapkan kalimat tadi,ia jadi teringat pada woojin dan hyeongseob,bukan jihoon dan hyunbin. Hm.
Jihoon hanya tertawa (kriuk) dan hyunbin juga terkekeh kaku."Hentikan. Kembali ke topik awal." Youngmin langsung memasang mimik wajah serius seperti tadi. Spontan hoonbin langsung terdiam.
'Hm. Terserah.' -hoonbin
•••
"Kau ada waktu? Bisakah kita pergi bersama?"
"Maaf,guan. Tapi aku tidak akan diperbolehkan oleh woojin."
"Oh ayolah. Sekali saja."
"Memangnya kita akan pergi kemana?"
"Ke tempat favoritmu. Kudengar woojin alergi sinar matahari,jadi habiskan waktu saja bersamaku."
"Tidak,terima kasih." Guanlin langsung menahan tangan hyeongseob.
"Kali ini saja.""Maaf tidak bisa." Suara berat itu langsung menghentikan aksi guanlin. Woojin menepis kasar tangan guanlin,ia menatap tajam mata lelaki itu dan langsung membawa pergi kelincinya dari serigala kelaparan.
"Sial." Guanlin menatap benci kearah mereka berdua dan langsung melengas pergi.
Sementara itu woojin membawa hyeongseob ke perpustakaan,ia lalu menatap hyeongseob yang sekarang menatapnya takut.
"Aku tidak melakukan apapun abeoji." Suara hyeongseob terdengar sangat lirih. Woojin hanya diam dan langsung memeluk tubuh kecil itu.
"Aku tidak suka kau berdekatan dengan dia."
"Aku juga tidak mau. Dia selalu memaksaku,aku takut."
"Lain kali kau langsung pergi saja." Hyeongseob mengangguk.
"Tapi,4 hari lagi acara itu dimulai,aku takut abeoji."Sekolah mereka akan diadakan acara perkemahan dan angkatan hyeongseob mendapat giliran 4 hari lagi,berbarengan dengan angkatan senior,karena woojin sudah tidak tercantum sebagai murid di sekolahnya,ia tidak bisa ikut.Woojin menghawatirkan hyeongseob,meski ada donghyun,daehwi,haknyeon dan jinyoung,tetap saja ia tidak tenang.
"Tenang saja ya? Percaya saja tidak akan ada hal buruk yang terjadi" Hyeongseob kembali mengangguk,sebenarnya di awal ia bertemu guanlin,semua terlihat biasa saja,tapi semakin hari sikap guanlin seperti memaksanya terus. Seperti mengincar sesuatu dari dirinya.
"Sekarang kita pulang saja,ya?" Woojin membungkukan sedikit tubuhnya agar tatapannya dengan hyeongseob bertemu. Hyeongseob menggumam dan tersenyum kecil.
Berbicara soal mereka berdua,kemarin woojin benar-benar menggigit hyeongseob.
Menggigit jari. Permintaan hyeongseob kurang jelas,jadi woojin menuruti saja permintaan tersebut. Selama hyeongseob tidak meminta untuk 'diubah' ia tidak khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharp Teeth - JinSeob ✔️
Fantasy"Because the undead have feelings too." -The Wimpy Vampire. [there's a private part. fantasy. bahasa.]