스물일곱 - Duapuluhtujuh

1.8K 449 92
                                    


Rembulan selalu menjadi teman setia Youngmin saat malam tiba. Ia selalu terduduk dilantai atas dan memandang ke luar jendela, menatap rembulan yang bersinar seolah sedang tersenyum kearahnya.

Malam ini sudah pukul 10 malam. Sunyi,hanya terdengar suara ranting pohon yang diterpa angin.

"Youngmin hyung?" Youngmin yang sedang fokus menatap keluar jendela langsung menoleh ke sumber suara.

"Ya? Ada apa Min?" Minhyun lalu mendudukan dirinya di sebelah Youngmin. Ia menaruh sebuah gelas berisi B positif di sebelah Youngmin.

"Terima kasih." Minhyun tersenyum hangat, akhirnya setelah sekian lama ia dapat merasakan ini kembali. Berinteraksi bersama anggota keluarga suaminya yang lain.

"Tidak menemani Hyunbin?"
"Tidak. Ia menyuruhku untuk istirahat, tapi aku tidak bisa."
"Memangnya Hyunbin kemana?"
"Ntahlah. Dia pergi keluar."

Hyunbin baru saja berpamitan pada Minhyun tadi. Alasanya ingin mencari udara segar.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Woojin?" Youngmin menghela nafas panjang. Adik bungsunya itu sudah menghilang dari 2 hari yang lalu. Segala cara ia lakukan tapi tidak ada satupun yang berhasil.

"Aku tidak tahu. Besok aku pergi untuk mencarinya."
"Bolehkan aku ikut. Mungkin aku bisa membantu?"
"Mind control, huh?" Minhyun terkekeh, meskipun hanya memiliki superpower mengontrol pikiran lawan, tapi siapa tahu?

"Bagaimana jika—"

BRUGH!

Suara seperti benda menghantam sesuatu itu begitu keras hingga dapat terdengar oleh Youngmin dan Minhyun yang berada di lantai paling atas.

"Hyung?" Youngmin tanpa aba-aba langsung berlari keluar rumah begitu mengingat Hyunbin belum kembali ke rumah.

Minhyun mengikuti Youngmin hingga ke halaman depan kediaman mereka. Youngmin terdiam di tempat dan Minhyun yang langsung menghampiri Hyunbin.

"Bin, kenapa?" Minhyun berlutut di sebelah tubuh Hyunbin yang terduduk ditanah sambil menahan lenganya, ia terlihat sangat kesakitan, ntah mengapa.

"...Bin?"
"D-dia datang..." Minhyun mengernyitkan dahinya bingung.
"Siapa?"



"Mereka." Bukan. Itu bukan suara Hyunbin, melainkan Youngmin. Minhyun spontan menoleh kearah Youngmin yang sekarang dengan wajah datar menatap lurus kedepan.

"Siapa..." Minhyun ikut menoleh ke titik dimana Youngmin menatap. Dan yang ia lihat hutan gelap yang tidak ada apapun disana. Minhyun makin bingung.




"Fortissium. Clan terkuat dalam sejarah vampir."

•••

Di tempat lain, tepatnya di tempat dimana Woojin dan Kakeknya berdiam diri.

"Minumlah. Jangan takut."
"Boleh aku minta sesuatu darimu?"
"Tentu. Apa itu?"
"Bisa ubah warna matamu menjadi 'normal'? Itu sungguh tidak enak dipandang."
"Oh. Kenapa kau tak bilang?" Tuan besar Im menunduk dan kembali menatap Woojin. Kali ini matanya berwarna seperti vampir pada umumnya, iris merah terang dengan bola mata bersih.

"Kenapa hanya dirimu yang dapat melakukan hal ini?"
"Karena aku adalah orang kedua yang mendirikan Presledovatel. Buyutmu memberikan seluruh energinya padaku. Dan sekarang aku sedang mencari seorang cucu untuk kuberi energi luar biasa ini."

Woojin dengan ragu meraih cawan berisi darah miliknya. Sejujurnya ia memang sudah lapar sejak 2 hari lalu. Woojin lalu menyesap darah itu sedikit demi sedikit.

Sharp Teeth - JinSeob ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang