EPILOG .2

2.1K 356 53
                                    

Berawal dari Youngmin yang melewati gedung sekolah, dan ia tak sengaja berpapasan dengan Donghyun, ya semuanya berawal dari situ.

"Paca? Kenapa sering izin?" Donghyun sekarang sedang bersama Youngmin di sebuah café di dekat sekolah.
"Ada urusan penting, jadi aku harus izin." Youngmin merasakan Donghyun sangat khawatir padanya, Youngmin menatap manik mata Donghyun yang menatapnya sendu, ada kekhawatiran dan rindu yang bercampur disana.

"Lain kali, beri tahu aku." Donghyun menggengam jemari Youngmin dan memberikanya kehangatan.
Ntah kenapa, Youngmin merasa bersalah, ia merasa bersalah karena sudah membohongi dirinya dan Donghyun, ia tidak jujur siapa dirinya yang sesungguhnya pada Donghyun, ini semua karena ia tidak ingin kehilangan seseorang yang menurutnya penting itu.

"Paca? Kau dengar aku?"
"M-maafkan aku." Donghyun mengernyitkan dahinya bingung.
"Untuk?" Youngmin terdiam sejenak, ia lalu menarik jemari Donghyun keluar dari café. Ia membawa Donhyun ke sebuah gang kecil yang sepi. Donghyun mengernyitkan dahinya bingung.

"Ada apa?" Tanya Donghyun saat mereka sudah berhadap-hadapan sekarang. Youngmin menunduk dan hanya meremas ujung bajunya, seakan ia sedang memaksakan sesuatu. Youngmin akhirnya mendongak dan perlahan tersenyum kikuk menampilkan 2 buah taring miliknya.

"Hyun, aku—"
"Sejak kapan kau suka bermain-main dengan taring palsu itu?" Donghyun terkekeh kecil. Youngmin mendengus sebal, ia lalu menggengam tangan Donghyun dan menggigitnya pelan, untung saja tidak mengeluarkan darah.

"Akh!" Donghyun merasakan sakit di tanganya, ia lalu mengusap-usap bagian yang baru saja tergigit oleh Youngmin.
"Ini sungguhan, oleh karena itu dengarkan aku dulu." Youngmin menatap Donghyun dengan tatapan serius. Donghyun dengan susah payah meneguk salivanya, ia mengangguk tanda menyetujui. Youngmin menghela nafas sebelum akhirnya membuka suara.

"Kau takut padaku sekarang? Apa kau akan menjauhiku? Katakan saja. Aku siap dengan kata kehilangan." Youngmin menunduk dan menggigit bibir bawahnya, Youngmin merasakan sakit dibagian dada kirinya, dan sakit itu semakin menjadi saat Donghyun hanya diam dan perlahan menggeser tubuhnya seperti hendak pergi dari tempat ia berpijak sekarang, Youngmin sudah putus harapan, ia sudah tahu akhirnya akan begini, Youngmin makin kuat menggigit bibir bawahnya hingga darah segar mengalir dari sana.

"Bahkan jika kau akan menggigitku sekarang, itu tidak masalah, karena aku akan menjadi bagian dari mahluk abadi. Yang akan menjagamu." Youngmin membulatkan matanya saat Donghyun menariknya dan memeluk tubuhnya erat. Donghyun juga mengusap rambut Youngmin dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Youngmin.

"Hyun..." Youngmin melihat pakaian yang dikenakan Donghyun terdapat bercak darah dari bibirnya yang terluka. Donghyun tidak menjawab dan hanya menatap Youngmin. Donghyun lalu perlahan mendekati wajah Youngmin dan mengecup bibir peach itu, mengulum bibir bawahnya yang di lumuri darah. Youngmin hanya diam di tempat dan enggan untuk membalas perlakuan Donghyun.

Setelah merasa cukup, Donghyun melepas tautanya dan menatap manik mata lightred milik Youngmin. Youngmin sebenarnya dapat merasakan bahwa Donghyun masih merasa sedikit takut. Sedikit.

"Hyun?"
"Paca, tunggu aku ya? Tunggu aku yang akan datang dengan tuxedo hitam dengan buah tangan cincin untukmu, di rumahmu."

Kalimat Donghyun terdengar sangat meyakinkan, Youngmin tersenyum kecil dan mengangguk. Donghyun membalas senyuman Youngmin dan kembali memeluk tubuh dingin itu, mencoba membagi kehangatan.

Setelah itu semuanya berjalan kembali normal, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun Youngmin lewati bersama Donghyun, namun satu bulan penuh kemarin, Donghyun menghilang, dikabarkan dirinya pergi ke negeri orang untuk menimba ilmu. Youngmin resah? Tentu saja, ia terus menunggu Donghyun kembali, bahkan Youngmin selalu mengecek apartemen Donghyun, namun nihil, tidak ada satupun orang disana.

Dan sekarang, adalah hari ke 34 Donghyun menghilang, Youngmin masih setia menunggunya meski itu sulit baginya. Youngmin yang sekarang sedang terduduk di taman di sisi han river hanya diam dan memandangi beberapa pasangan yang berlalu lalang. Youngmin makin rindu pada Donghyun rasanya.

"Huft." Youngmin menggembungkan pipinya dan menatap kearah bawah, ia memejamkan matanya dan membiarkan semilir angin bercampur salju mengenai tubuhnya. Sekarang bulan Desember, dan sore hari terasa seperti malam.

Youngmin masih diam di tempat sampai ia merasakan seseorang duduk di sebelahnya, kebetulan memang bangku persegi panjang itu hanya ia yang menduduki.

"Permisi?"
"Ya, kau boleh duduk." Youngmin menjawab tanpa menoleh, ia masih menikmati semilir angin.
"Bisa aku bertemu dengan saudara Im Youngmin?" Youngmin sontak mendongak dan menoleh ke sebelahnya.

Brugh!

"Kenapa kau pergi begitu lama huh? Aku khawatir." Youngmin langsung berhambur ke dekapan Donghyun. Ya, Kim Donghyun. Kekasihnya yang sudah lama menghilang tanpa kabar.
"Maafkan aku, aku kan sibuk mencari uang."
"Huh? Tidak biasanya." Youngmin menatap Donghyun yang sedang tersenyum di depanya.
"Ya, aku kan harus mencari uang untuk membeli ini." Donghyun menyerahkan sebuah kotak kecil dari sakunya, Youngmin melirik kotak itu kemudian mengambilnya.
"Untuk siapa?"
"Alpaca." Youngmin tersenyum malu, panggilan sayang itu masih Donghyun ingat.

Youngmin tanpa basa-basi membuka kotak itu, hanya terdapat beberapa potongan kertas yang memenuhi isi kotak.
"Ini pun aku bisa membelinya, Hyun." Youngmin mempoutkan bibirnya.
"Hey. Cari dengan teliti." Youngmin hanya menurut dan mengeluarkan kertas-kertas itu. Dan betapa terkejutnya ia saat ujung jarinya menyentuh benda keras bebentuk lingkaran berwarna silver dengan sebuah emas putih kecil menjadi penghias benda tersebut.

"Aku memang tidak datang dengan tuxedo andalanku, karena..." Donghyun mendekati Youngmin dan membisikan sesuatu tepat di telinganya.

"...karena aku akan menggunakanya di altar nanti, berdiri menggunakan tuxedo itu sambil menunggumu."

Terasa seperti di negeri dongeng, ketika pangeran yang dinanti datang menghampiri, ketika pangeran tampan berlutut di hadapan seorang gadis biasa hanya untuk meminangnya.

Epilog DongPaca End.

Hola!
Sorry for late update TT
Sorry pendek juga, karena hanya ini yang dapat author jelaskan, ya judulnya aja JinSeob TT

Moga suka ya!

[7.07 — 6 August,2017]

Sharp Teeth - JinSeob ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang