열하나 - sebelas

2.8K 481 40
                                    


Hari ini woojin ada janji dengan haknyeon untuk pergi bersama. Ya,itung-itung menyegarkan isi pikiran woojin juga,akhirnya ia menyetujui.
"Eh,keliatannya kau sangat alergi sinar matahari ya? Setiap olah raga di koridor terus." Haknyeon dan woojin sedang berjalan di trotoar menuju ntah kemana,mengikuti haknyeon.
"Ya,sangat sensitif." 10 menit terkena saja ia bisa habis menjadi abu.
"Youngmin dan jihoon sepertinya juga,memang penyakit keturunan?" Woojin mengangguk. Ya kalau bukan penyakit keluarga,mana ada vampir yang tahan jika dibakar hidup-hidup.
"Kalau begitu,kita ke hutan di pinggir kota saja? Disana suasananya bagus menurut banyak orang." Woojin kembali mengangguk,daerah rumahnya itu memang dipenuhi pohon-pohon rindang,memang indah,tapi jika tersesat di malam hari,membahayakan juga. 15 menit perjalanan mereka sudah sampai,di dalam hutan ini youngmin sengaja menaruh beberapa bangku taman agar tidak ada yang mencurigai,jihoon juga menanam beberapa jenis bunga disana.
"Ah,akhirnya..." haknyeon mendudukan dirinya di sebuah bangku,ia terlihat sangat kelelahan sementara woojin terlihat super biasa saja. Jangankan disuruh berjalan jauh,ia menahan nafas di dalam danau selama beberapa jam saja terlewati.
"Disini sepi ya,katanya disini adalah tempat tinggal mahluk lain,apa kau pernah mendengarnya?" Haknyeon,sekarang kau sedang bertatap muka dengan mahluk lain tersebut. Woojin sebenarnya biasa saja mendengar ucapan-ucapan seperti ini,tidak geram atau lain sebagainya.
"Ya,katanya seperti itu." Jawabnya.

Srek...Srek.

Suara dedaunan seperti terseret oleh kaki seseorang terdengar sangat jelas,haknyeon sudah merinding duluan,ia melompat ke belakang tubuh woojin. Woojin juga was-was,kalau sampai yang datang hyunbin bisa bahaya,penciuman tajamnya menangkap aroma tubuh khas vampir,tetapi ini berbeda,ada sedikit aroma manis disana.

Srek.

"Woojin hyung!" Woojin tersentak menatap tubuh kecil saudaranya euiwoong yang berlari kearahnya. Euiwoong memeluk erat tubuh woojin,ia terlihat ketakutan,woojin yang sadar hanya berusaha menenangkannya. Astaga,dia manis sekali,tidak ada uke seperti ini di sekolah,ucap haknyeon dalam hati.

"Ada apa? Kau kenapa?"
"H-hyunbin hyung..."
"Ada apa dengan hyunbin?"
"Dia diserang hyung,aku takut."
"Dimana hyunbin hyung sekarang?"
"Dia diseret pergi oleh vampir tidak dikenal,tolong aku." Euiwoong tadinya tinggal bertiga dengan kakaknya hyunbin dan kakak iparnya minhyun. Tapi minhyun diusir pergi oleh hyunbin,meskipun euiwoong tau minhyun sangat menyayangi hyunbin,tapi ia tidak bisa berbuat apapun.
Woojin menoleh kearah haknyeon yang memasang wajah bingung.
"Sekarang kau tunggu disini ya? Aku mengecek rumah sebentar." Woojin berbisik pelan pada euiwoong.
"Nyeon. Tolong jaga saudaraku sebentar ya?" Haknyeon hanya menyetujui,siapa yang tidak mau menemani lelaki imut seperti euiwoong?

Euiwoong menatap haknyeon dan sebaliknya. Haknyeon baru tersadar,keluarga woojin sepertinya memiliki keturunan albino,mata mereka berwarna kemerahan.
"Hm. Salam kenal,joo haknyeon." Haknyeon membungkukan tubuhnya sopan,euiwoong diajarkan untuk tidak mudah tergoda pada aroma tubuh manusia,jadi ia bisa bergaul dengan haknyeon atau manusia lainnya,berbeda dengan hyunbin.
"Lee euiwoong." Marga keluarganya berbeda dengan hyunbin karena ibu hyunbin menikahi ayahnya. Berbeda dengan youngmin dan jihoon,ayah youngmin memberikan seluruh kekuasaannya pada ayah jihoon,mulai saat itu jihoon dan youngmin menjadi adik kakak. Ayah jihoon tidak pilih kasih,ia sangat adil dan bijaksana,ia memberikan tahta miliknya pada sang kakak,youngmin. Dan bagaimana dengan woojin? Kalian pasti sudah tahu.
"Saudara jauh woojin?" Euiwoong mengangguk,terlihat menggemaskan dimata haknyeon. Saat hendak melontarkan pertanyaan lain,woojin datang dan menghancurkan momen hakwoong.
"Kau menginap dirumahku saja. Ada youngmin dan jihoon." Woojin berbisik lagi pada euiwoong,euiwoong mengangguk mengerti dan melangkahkan kakinya pergi,namun ia menyempatkan diri menengok kebelakang dan tersenyum pada haknyeon.
"Sampai jumpa!"

•••

"Dari mana saja? Aku menunggu dari tadi." Hyeongseob mempoutkan bibirnya kesal saat ia membuka pintu untuk woojin.
"Pergi bersama haknyeon." Woojin langsung memeluk tubuh hyeongseob begitu pula sebaliknya. Woojin menatap helaian rambut hyeongseob yang diikat keatas,mirip seperti tangkai pada buah apel. Hyeongseob mendongak dan berjinjit untuk memberi kecupan singkat di bibir woojin. Woojin si anak bungsu yang berubah menjadi sulung sekarang.
"Aku cinta kakek!." Hyeongseob mengusak hidungnya di dada bidang woojin,yang mendapat perlakuan seperti ini tertawa kecil dan ikut bercanda. Hyeongseob belum pernah melihat woojin seperti ini.
"Ah,aku tidak mau panggil kakek."
"Lalu?"
"Abeoji!" Hyeongseob kembali memulai aksi menggoda woojin. Ia sengaja berlari kearah kamar,dan woojin dengan gerakan santai tapi pasti mengikutinya sampai kedalam kamar. Jika di dalam otak kalian vampir adalah mahluk sensual nan brutal,ya itu memang mereka.
"Abeoji..." hyeongseob duduk di tengah ranjang sembari merengek pada woojin yang sekarang sedang menyandarkan tubuhnya di ambang pintu dan menatapnya lekat.

Flashback

"Jin,jika kau sedang ada waktu berdua dengan hyeongseob,coba panggil dia 'sayang'."
"Ah,betul,coba saja jin."

Flashback off

Woojin langsung menyeringai kecil dan mendekati hyeongseob yang sekarang menatapnya innocent,woojin menggunakan tangan kirinya untuk menangkup pipi hyeongseob dan tangan kanannya menopang tubuhnya.

(Sebelum membaca kalimat dibawah,bayangkan suara woojin pas make aksen busan-nya disini gaes. /author mati suri/)





"Iya sayang?" Suara berat itu langsung mendominasi isi otak hyeongseob. Rona merah langsung menghiasi wajah hyeongseob.
"Hng..." hyeongseob berpikir,ia tidak tahu harus menjawab apa. Woojin tanpa pikir panjang langsung menyerang bibir hyeongseob. Kali ini ia hanya pasrah,membiarkan woojin berlaku sesuka hatinya.
"Mnh..." hyeongseob meremas pelan rambut kemerahan woojin saat pria itu mulai menyesap bibirnya. Woojin melepas tautan mereka untuk sesaat. Ia menatap wajah manis hyeongseob yang memerah. Woojin mengubah posisi hyeongseob menjadi diatas pangkuannya,ia kembali meluncurkan aksinya dan diterima dengan senang hati oleh hyeongseob,woojin tidak ingin menggigit bagian apapun di tubuh hyeongseob karena dapat berakibat fatal,akhirnya ia hanya terus menyerang bibir hyeongseob. Hyeongseob hanya diam menerima perlakuan seperti ini,jujur ia tidak bisa menolak,tapi ia harus mengambil oksigen sekarang,saat hendak mendorong bahu woojin,bagian bawah tubuh hyeongseob tidak sengaja menyentuh bagian 'privasi' milik woojin. Woojin yang merasa libidonya sudah memuncak mengakhiri ciuman mereka,ia tidak ingin melakukan hal itu sekarang,woojin ingin melakukannya nanti,saat waktu yang tepat.

"Lain kali jangan harap kau bisa lolos." 

TBC
Bonus pict

Ok woojin i see u;-;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ok woojin i see u;-;

[1.33 — 28 June,2017]

Sharp Teeth - JinSeob ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang