"Kakek, apa rasanya menjadi fullblood?" Saat ini keluarga kecil Presledovatel sedang berkumpul, tak lupa pasangan baru Youngmin dan Donghyun ikut bergabung. Woongjae duduk di sebuah kursi besar dengan bantalan merah yang baru saja cucu-cucunya hadiahkan untuknya.
"Rasanya...tidak dapat di ceritakan." Seluruh cucu Woongjae duduk mengitari kursi besar itu, sementara Euiwoong duduk di lengan kursi.
"Lalu, berapa usiamu sekarang?"
"1000. Kalian lupa cara berhitung umur?" Cara mudah menghitung umur vampir adalah, 1 tahun di kehidupan kita sama dengan 5 tahun pada mereka, jadi saat ulang tahun pertama, mereka berumur 5 tahun dan akan terus bertambah."Kakek, ceritakan kisah yang unik!" Euiwoong berusul.
"Jangan. Ceritakan cerita seram." Hyunbin mencela.
"Hish. Hentikan." Jihoon menatap tajam Hyunbin dan langsung dibalas kekehan. Jihoon yang mulai bosan dengan keberadaan Hyunbin langsung pergi begitu saja.Woongjae tersenyum kecil, meskipun berusia ratusan tahun, tetap saja dalam hitungan manusia mereka terbilang cukup muda. Ditambah wajah awet muda mereka.
"Aku akan bercerita tentang 'si Vampir dekil.'"
"Hish, itu untuk Euiwoong, bagaimana dengan kami?" Hyeongseob tertawa melihat Woojin yang sibuk memprotes bersamaan dengan Hyunbin."Sudah dengarkan saja." Woongjae lalu menatap Euiwoong dan bercerita panjang lebar tentang 'si Vampir dekil'. Sementara Woojin dan Hyunbin merotasi bola matanya malas, Hyeongseob ikut menyimak percakapan mereka.
"Hyung, ayo kita bermain catur" Hyunbin mengangguk dan bangkit untuk mengambil alat permainan tersebut, tak lama ia kembali dan duduk bersila di depan Woojin.
"Aku putih."
"Hish. Aku mengalah." Woojin terkekeh, sialan memang, batin Hyunbin.Oh, apa kalian hendak bertanya mengenai keberadaan Youngmin dan Donghyun? Mereka baru saja pergi, ke dapur. Ntah untuk apa.
"Bagaimana bisa vampir terlihat seperti itu?"
"Haha, akupun tidak tahu." Euiwoong tertawa kecil. Hyeongseob ikut terkekeh.
"Kek." Hyeongseob memanggil. Woongjae bergumam dan menoleh kearah Hyeongseob."Mengapa kakek tampan?" Woojin spontan melempar pion benteng miliknya dan mengakibatkan seluruh pion yang tertata rapih disana hancur.
"Karena..."
"Karena aku lebih tampan. Bukan begitu?" Woojin menatap penuh arti kearah Hyeongseob, yang ditatap hanya terdiam, tatapan ini sama persis seperti sesaat sebelum Woojin melakukan hal...ah sudahlah."E-eh. Iya! Woojin yang tertampan!"
"Hm. Bilang saja kau takut." Hyunbin dengan kesal menjumputi pion-pion catur yang berserakan.
"Aku memang tampan, hyung?"
"Aku lebih."
"Buka dulu matamu lebih lebar." Hyunbin langsung melirik horor kearah Woojin, namun adik sepupu kurang ajar-nya itu tidak merasa takut, ia malah menertawakan Hyunbin.'Sial' -bin
Woongjae hanya menyimak percakapan mereka, sejujurnya sudah lama ia tidak merasakan hal ini, momen dimana ia berkumpul dengan seluruh keluarganya, menjadi keluarga yang bahagia, namun dulu karena ada suatu bisikan, ia harus berubah menjadi monster dari para monster. Dan sekarang, keajaiban datang, ia dapat merasakan kembali rasanya berkumpul seperti ini, meski dulu kedua anaknya dengan tega meninggalkanya.
"Kakek. Tunggu ya, aku mau ke kamar. Ayo, Seob hyung!" Euiwoong menggengam pergelangan tangan Hyeongseob dan mengajaknya pergi.
"Hey! Berani kabur kau?" Woojin mengikuti mereka. Hyunbin berdecak sebal.
"Minhyun istriku!" Hyunbin bangkit dan meneriaki Minhyun yang sibuk di meja makan.
"Bantu aku!" Minhyun berteriak.
"Ah, baiklah. Aku membantunya dulu ya, hanya sebentar, kek." Hyunbin melengas pergi.Woongjae sekarang sendiri di tempat ini, ia menatap jendela besar di sisi ruangan, jendela itu buram dan terbuat dari kaca tebal jadi cahaya matahari susah masuk.
Woongjae perlahan menutup matanya dan membiarkan dirinya menikmati kesunyian. Hari ini usianya genap 1000 tahun. Usia cukup tua bagi vampir.
"SELAMAT ULANG TAHUN!" Seketika ruangan itu dipenuhi dengan suara ribut dan kerusuhan.
"520 TAHUN PRESLEDOVATEL!"
Woongjae sedikit asing dengan keadaan ini, namun ia tahu, ini cara para manusia untuk merayakan hari jadi sebuah momen.
"Tiup lilinya! Tapi jangan gunakan tenaga dalam ya, kek." Euiwoong terkekeh. Woongjae dengan tersenyum hanya mematikan api itu menggunakan jarinya. Seluruh cucunya jawdrop melihatnya, namun ya itu memang hal biasa, kaum vampir kebal.
"Dan untuk 520 tahunya, kita tiup bersama!"
"Kau gila?!" Hyunbin terkejut."Hish! Biar aku kalau begitu!"
"Hey, tidak adil, bodoh."
"Aku saja!"
"Aku!" Sebenarnya lilin-lilin itu di tancapkan di sepotong daging merah untuk Woongjae, dan perayaan 520 tahun Presledovatel terbuat dari kue biasa, sebenarnya mereka tidak akan memakanya, hanya ingin terlihat menarik."HENTIKAAAAAN." Jihoon memekik, ia lalu dengan wajah datar mematikan seluruh lilin.
"Hey! Nyalakan lagi! Tidak adil!"
Akhirnya di dalam rumah terjadi kerusuhan, antara cucu satu dan lainya, namun ini momen yang bahagia, sangat sangat bahagia.
END
Ini bukan epilog yaa, masi diketik epilognya, ini cuman buat pengobat rindu saja:'v pendek karena sekilas saja/? Apadah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharp Teeth - JinSeob ✔️
Fantasy"Because the undead have feelings too." -The Wimpy Vampire. [there's a private part. fantasy. bahasa.]