열아홉 - sembilanbelas

2.2K 456 95
                                    

Sorry for late update anyway;-; hope u lyk it!

•••

"Guan,untuk apa kita kesini?"
"Hm? Tidak. Suasananya bagus."
"Kenapa tiba-tiba datang tadi? Kaget tau."
"Haha,maaf."

Guanlin. Sekarang. Sedang bersama hyeongseob berjalan-jalan di dalam hutan,malam ini full moon,sangat indah jika dipandang dengan hiasan pepohonan yang seolah membentuk bingkai.

"Seob,apa istimewanya woojin?"
"Cinta itu buta,aku sendiri tidak tahu mengapa."
"Apa bedanya woojin denganku?"
"Berbeda saja."
"Jika aku bisa memberimu apapun yang kau inginkan,mau berpaling darinya?"
"Maksudmu?"
"Ya aku beri apapun yang kau inginkan,asal kau bersamaku."
"Tidak bisa,maaf guan." Hyeongseob yang merasa mulai ada yang tidak beres langsung memberhentikan langkahnya dan berbalik,hendak kembali ke perkemahaan. Guanlin dengan sigap menahan lengan hyeongseob.

"Berbahaya,lebih baik bersama-sama."
"Aku bisa sendiri." Guanlin dengan sengaja menarik hyeongseob agar lebih dekat dengan dirinya dan dengan kasar menarik tangan hyeongseob agar mendekat dengan bibirnya.

"Katakan pada woojin..."









"...bahwa aku yang menang."

Sedetik setelahnya suara teriakan hyeongseob terdengar sayup-sayup di telinga youngmin. Youngmin dengan cepat menghampiri sumber suara itu,dan yang ia lihat sungguh diluar dugaan.















Park woojin. Adiknya. Sedang meneteskan darahnya ke pergelangan tangan hyeongseob yang terdapat gigitan seperti ular. Ia juga melihat footprint seseorang berlari masuk kedalam hutan.

"Woojin? apa yang..."
"Seob? Hyung. Kenapa dia tidak membuka matanya hyung?!" Woojin yang pikirannya mulai kacau langsung bungkam.
"Tenang woojin,jika ada guru yang mendengar akan berbahaya. Dimana jihoon?" Woojin masih diam. Ia menatap hyeongseob yang sekarang masih tak sadarkan diri.
"Woojin?" Diam. Si pemilik nama sekarang hanya menatap hyeongseob yang berada dekapannya. Woojin menempelkan dahinya di pelipis hyeongseob dan menatapnya dalam diam.

"Park woojin." Youngmin mulai khawatir.
"Woojin."
"Aku membunuh dia hyung?"
"Tidak. Cepat bawa dia pergi sebelum ada guru melihat."
"Aku membunuh dia."
"Tidak,hentikan."

Apa kalian fikir baru saja guanlin yang menggigit hyeongseob? Tidak. Woojin yang lebih dulu.

"Aku membunuh dia dan sekarang kau cepat akhiri aku hyung."
"Astaga. Woojin,sadar." Youngmin menepuk pipi woojin,dan adiknya masih memasang ekspresi yang sama dengan tatapan kosong. Dan tanpa di duga youngmin,woojin menggigit leher jenjang hyeongseob yang terlihat pucat sekarang. Tak lama ia melepasnya dan kembali menatap kosong.

"Seob. Apa kau mendengarku?"
"Woojin hentikan. Dia sudah pergi,relakan dia." Woojin terdiam,ia menggunakan punggung jarinya untuk mengusap surai rambut hyeongseob. Pikiran youngmin campur aduk,lama-kelamaan kesabarannya habis.
"Park woojin!" Youngmin menatap woojin dengan sorot mata penuh amarah. Woojin menoleh kearahnya sekarang. Youngmin yang tadinya menatap marah menjadi tatapan kaget.

Youngmin tepat menatap woojin di irisnya. Warnanya berubah menjadi sangat terang,lebih dari iris ayahnya maupun ayah jihoon. Warnanya lightred dengan titik tengah hitam legam.

"Jin?"
"Woojin? Dia sudah tidak ada disini?"

•••

Perkemahaan kelas 11-12 kemarin dihebohkan dengan berita hyeongseob. Mereka kaget? Tentu. Hyeongseob dikabarkan menghilang,sampai hari ini.

08.00 A.M

"Woojin,hyung pulang dulu ya?" Tidak ada jawaban. Jihoon menghela nafas panjang dan langsung melangkah keluar dari apartement hyeongseob. Woojin sejak kemarin tidak beranjak dari tempatnya,ia duduk di kursi sebelah ranjang hyeongseob dengan pemiliknya yang juga berbaring diatasnya. Woojin tidak gila,ia masih sangat waras. Mahluk abadi menggila itu mimpi buruk bagi manusia. Woojin yang ntah harus melakukan apa hanya diam dan sesekali mengusap rambut hyeongseob.

"Seob..." untuk kesekian kalinya woojin memanggil nama itu lagi dan itu lagi. Namun si pemilik nama tidak meyahut,hanya tertidur sangat nyenyak di atas ranjangnya. Woojin akhirnya memilih untuk beranjak dari tempatnya dan mengambil botol A positif pemberian jihoon yang ditaruh di ruang tengah,ia melipat lengan kemejanya dan melonggarkan dasinya juga membuka 2 kancing atas kemeja putihnya. Ia meneguk langsung A positif itu tanpa memindahkannya ke gelas terlebih dahulu.

Woojin menatap botol yang sudah setengah kosong di depannya. Sesekali ia memainkan botol itu.

"Ahn hyeongseob..."

Kriet.

Woojin langsung bangkit dan berbalik badan menatap pintu kamar hyeongseob.

Iris merah maroon dengan penampilan innocent. Mahluk itu menggigit jarinya yang kini meneteskan darah. Ia melepas gigitannya dan memasang wajah bahagia saat menatap woojin.

"Abeoji?"




TBC
Alurnya kecepetan ga?:( ini uda versi yang looooong story:(

But. for sec time,hope u like it!

[1.02 —9 July,2017]

Sharp Teeth - JinSeob ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang