서른하나 - Tigapuluhsatu

2.2K 445 154
                                    


  Hari berganti hari, tak terasa malam ini adalah malam dimana sang rembulan menampakan dirinya dalam keadaan penuh. Memang indah jika memandangnya, tapi full moon kali ini tidak begitu istimewa bagi beberapa kalangan.

Ya. Contohnya, bagi kalangan Fortissium dan juga Presledovatel.

•••

  15.00 P.M

  Youngmin menatap seluruh anggota keluarganya yang berada tepat di belakangnya.
  Ada Jihoon di sebelah Hyunbin, Euiwoong, dan juga Minhyun dan Hyeongseob di barisan belakang. Ia meminta tolong pada Minhyun agar anggota keluarga barunya dijaga untuk saat ini. Sementara itu tepat di depan Youngmin sedang berdiri Daniel dang Seongwoo, istrinya.

  "Paman?"
"Hn?" Daniel menoleh, menatap Youngmin yang memasang raut wajah gugup.
  "Apa kita bisa? Mereka cukup kuat."
  "Optimis lah." Sebenarnya sudah lama kedua kubu ini bertengtangan, ini semua berawal karena perebutan kaum half blood. Itulah mengapa di awal Youngmin sedikit tidak suka pada Hyeongseob, ya karena dirinya seorang half blood.

  Sedetik kemudian, pepohonan yang sangat rindang di sebelah kiri dan kanan mereka tiba-tiba rubuh beberapa. Pepohonan itu jatuh teratur seolah ada seseorang yang menebangnya.

  "Dia datang?"
"Bukan. Mereka." Daniel tetap diam di tempatnya sambil melirik pepohonan jatuh itu semakin dekat dan mendekat. Sampai pada pohon terakhir, terlihat beberapa orang dengan mata kuning keemasan menatap tajam mereka semua.

  Hyunbin yang melihat hal itu langsung mendekat pada Jihoon dan membisikanya sesuatu.

  "Apa kau sudah beri salam cinta pada Bae Jinyoung?"
  "Aku sudah tinggalkan surat untuknya." Jihoon menjawab tanpa menoleh kearah Hyunbin. Matanya sibuk menelusuri wajah-wajah dengan iris emas tersebut. Matanya langsung terfokus pada satu titik. Jihoon menatap Guanlin dengan tatapan marah.


  "Kalian berani menerima tantangan ini?" Salah seorang dari kaum Fortissium melangkah kedepan dan terkekeh mengejek.
  "Bagaimana? Penyihir itu cerdik?" Sambung orang tak dikenal tersebut. Daniel berusaha untuk tidak menghajarnya terlebih dahulu.

  "Ya. Kami cerdik. Tidak seperti kalian penghancur bumi." Daniel menatap dingin.
  "Kang Daniel. Si penyihir lemah."
"Lihat? seorang Shim Hyunseong ternyata lebih suka menginjak-injak kaum lain, apa itu tidak dimaksud dengan pengecut?" Daniel menekankan pada kata 'pengecut'.

  Hyunseong atau 'si kepala suku' dari Fortissium tersenyum miring.
  "Kalau begitu, kita buktikan siapa pengecut sebenarnya disini."
  "Oh. Sudah cukup basa-basinya?" Daniel tak kalah menyinggung.
  "Jangan banyak bicara, tuan Kang yang terhormat." Hyunseong menjentikan jarinya dan seketika seluruh anggota Fortissium berlari secepat kilat, tapi tidak kearah lawanya, melainkan mereka masuk kedalam hutan.

  "Ini bagian dari rencana?" Jihoon melirik kanan dan kirinya was-was. Hyunbin hanya diam dan tidak menjawab. Tanpa aba-aba salah seorang dari kaum penghancur bumi mendekat kearah Jihoon. Apakah membaca pikiran dan meramal masa depan dapat membunuh orang ini? Tentu tidak.

  Jihoon yang tidak tahu menau hendak menendang keras si keparat ini. Namun ntah apa yang terjadi tubuh itu jadi seperti kaku dan dikendalikan oleh seseorang. Jihoon menoleh kearah Hyunbin.

  "Maaf. Aku harus melakukan ini." Hyunbin mengepalkan tanganya di udara dan seketika tubuh itu hancur berkeping-keping layaknya gelas kaca yang jatuh ketanah.
  Jihoon masih tetap ditempat, ini sunggu gila, pikirnya.

  Hal ini juga terjadi pada anggota Presledovatel yang lain. Euiwoong yang hendak menghentikan waktu namun terlambat. Youngmin yang sedang mengontrol emosi lawan-lawanya hingga mereka terhasut. Minhyun yang juga sibuk menjaga Hyeongseob.

Sharp Teeth - JinSeob ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang