스물아홉 - Duapuluhsembilan

1.9K 448 103
                                    


"Hyung, kemana kita akan pergi?" Hyeongseob menatap kearah Jihoon dan Hyunbin yang berada di kursi depan, Jihoon di sebelah kanan dan Hyunbin di kursi pengemudi.
"Mencari belahan jiwamu." Jawab Hyunbin asal. Hyeongseob langsung menggelengkan kepalanya. Lagi-lagi ia mengingat Woojin.

"Apa dia berada di bagian tenggara?"
"Kau gila? Tidak mungkin kita bunuh diri dengan cara memasuki daerah lawan."
"Ck. Payah." Hyunbin terus melajukan mobilnya, ia memiliki salah satu keistimewaan insting yang kuat. Ia dapatkan ini dari bibinya.

"Kau benar-benar ke bagian tenggara?" Jihoon menatap Hyunbin yang masih menatap lurus kedepan.
"Masalah?"
"Tidak."
"Yasudah diam." Hyeongseob hanya menurut pada dua orang ini. Ia tidak tahu menau tentang apapun, oleh karena itu ia menurut.

Sementara itu di sekolah Hyeongseob, Minhyun dan Euiwoong sedang menjalankan plan A yang mereka bangun.

"Aku urus guru-guru. Kau urus teman-teman Hyeongseob. Dia berada di kelas 11-3." Euiwoong mengangguk mengerti dan langsung pergi meninggalkan Minhyun.

Euiwoong berjalan pelan dari koridor satu ke koridor lainya. Ia mencari ruangan dengan tulisan '11-3' disana.

"Yang mana ya..." Euiwoong menatap papan petunjuk kelas-kelas yang ia lewati.

Puk!

"Hey. Kita bertemu lagi?" Euiwoong menoleh dan mendapati Haknyeon yang sedang tersenyum menampilkan gigi rapihnya disana.
"Oh? Haknyeon-ssi?"
"Sedang apa disini? Ingin bersekolah disini juga?" Haknyeon perlahan mendekati tubuh kecil Euiwoong yang menatapnya innocent.

Euiwoong diam di tempatnya sambil menatap Haknyeon.
"Tidak, aku mencari kelas 11-3. Kelas Ahn Hyeongseob."
"Untuk apa? Hyeongseob sudah milik Woojin. Jangan ganggu mereka Euiwoong-ssi." Nada Haknyeon seolah menarik perhatian Euiwoong. Padahal lelaki manis itu masih memasang wajah datar.
"Tidak, bukan itu. Aku hanya ingin melihat." Bohong Euiwoong.
"Oh. 11-3 juga kelasku. Biar aku antar ya?" Euiwoong mengangguk. Haknyeon dengan wajah bahagia memimpin jalan menuju kelasnya.

Mereka akhirnya sampai di depan kelas 11-3. Seluruh murid dan gurunya pun sedang berada di dalam kelas. Kalian pasti tahu, Haknyeon sedang membolos sekarang.

"Ini kelasku."
"Terima kasih! Aku akan memberi tahu temanku dulu ya. Ia ingin bertemu dengan salah satu murid disini." Bohong Euiwoong, lagi. Haknyeon hanya mengangguk dan membiarkan Euiwoong berlari ke tempat tujuanya. Ruang guru.

Dan di ruang guru sendiri, Minhyun sudah selesai dengan urusanya. Terlihat seluruh guru sudah terlelap. Ia berhasil.

"Hyung. Kelas 11-3 ada disana."
"Kalau begitu, cepat!"

•••

"Hoon. Kau masih ingat kastil Presledovatel?"
"Ya. Kenapa?" Sekarang Jihoon, Hyunbin dan Hyeongseob sedang berjalan kaki menyusuri hutan di bagian tenggara. Mereka mencari kastil Presledovatel, peninggalan kakek mereka.

"Apa benar lewat sini? Seingatku kastil itu berada di lereng bukit."
"Jangan sok tahu." Jihoon mencibir kearah Hyunbin sambil terus berjalan mengikuti instingnya. Hyeongseob rasanya ingin tertawa karena ulah kedua saudara ini, namun ia tahan karena sepertinya itu sangat mengganggu.

"Tunggu."
"Apa, Hoon?"
"Aku melihat 2 buah dolmen."
"Ya. Lalu?"
"Itu makam nenek dan ibu!" Jihoon berlari kearah sebuah batu lumayan besar yang dibawahnya terdapat makam. Sudah dipastikan ini makan nenek dan ibunya.

"Ini makam bibi Im?" Hyunbin mengernyitkan dahinya bingung. Jihoon menggumam sebagai jawaban.
"Kita sudah dekat. Ini lautan dan kastil itu berada di atas sana."
"Sudah kubilang Park Jihoon bodoh. Kastil itu ada di lereng bukit." Hyunbin memasang tampang kesal kearah Jihoon dan dibalas kekehan kecil.

Sharp Teeth - JinSeob ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang