"Park Woojin."
"Kwon Hyunbin." Woojin menatap tubuh menjulang hyunbin,tinggi sekali,pikirnya.
"Jadi,kau ini hyunbin hyung?"
"Ya,ini aku."
"Belum pernah bertemu sebelumnya denganku?"
"Haha,dia saja tidak ingin memberi tahu." Hyunbin melirik jihoon,mengisyaratkan bahwa jihoon adalah tersangka utamanya.
Jihoon mengerucutkan bibirnya sebal,sialan memang."Ada apa memangnya hyung?"
"Oh. Dia yang akan menjelaskanya,dia yang mengalaminya tadi." Hyunbin langsung kembali fokus pada tugasnya,menuang darah kedalam botol. Sementara jihoon langsung berhadapan dengan woojin."Jin. Ini serius."
"Ada apa?" Jihoon ntah harus mulai darimana,woojin jelas-jelas adalah korban hasil ulahnya dulu,bahkan woojin tidak mengenal silsilah lengkap keluarganya sekarang.
"Jadi,di zaman dahulu..." Jihoon akhirnya mendongeng panjang lebar,woojin berusaha mencerna kalimat jihoon yang sedikit berbelit. Hyungnya ini jika sedang bercerita memang sering terbolak-balik."Jadi,bantu kami."
"Bukankah memang ini kewajibanku sebagai anggota keluarga?" Jihoon tersenyum kemudian memeluk tubuh adiknya."Kau memang bisa diandalkan."
•••
"Fokus ahn hyeongseob. Tenangkan dirimu." Hyeongseob bergumam sambil menarik kemudian menghembuskan nafasnya bekali-kali. Ia masih shock dengan kejadian tadi.
Akhirnya terlintas sebuah ide di pikiranya,ia melirik air kolam taman belakang.'Jika memang hal itu terjadi. Aku akan gila.' Hyeongseob menatap lekat air kolam dengan beberapa ikan kecil yang berenang kesana-kemari. Hyeongseob memikirkan jika air itu akan terangkat ke udara layaknya ombak.
'Oh. Tidak terjadi.' Hyeongseob menghembuskan nafasnya lega. Tapi belum sampai disitu,ia lalu mengalihkan pandanganya kearah bebatuan di sisi kolam. Hyeongseob terdiam memikirkan sesuatu.
Srek.
Hyeongseob tertegun. Batu itu benar-benar bergerak dibawah kendalinya.
"Tidak. Ini mimpi."
Tuk.
Batu itu kembali terjatuh saat hyeongseob mengalihkan pandanganya. Hyeongseob memejamkan matanya. Ia takut. Sangat."Abeoji. Aku takut."
•••
Woojin sampai saat ini masih berada di rumahnya,membantu keempat saudaranya yang lain. Dan sekarang mereka sedang beristirahat karena sejak tadi mereka sibuk bertukar pikiran.
"Woojin hyung."
"Ya?" Euiwoong berjalan mendekat sambil membawa gelas berisi 'champagne'nya.
"Apa benar kekasih hyung adalah anggota keluarga kita sekarang?"
"Hm. Dari mana kau tahu?"
"Youngmin hyung." Euiwoong perlahan menyesap 'champagne'nya.
"Ya. Memang benar."
"Boleh aku bertemu denganya hyung?" Iris maroon itu menatap woojin lekat,ada aura sangat cerah di sekitar euiwoong. Woojin akhirnya mengangguk,menyetujui permintaan adik sepupunya. Euiwoong tersenyum kearah woojin,namun tiba-tiba wajahnya menjadi bingung."Hyung?"
"Ya?""Matamu? Mengapa disekitar irismu ada lingkaran hitam?"
•••
"Seob? Kau kenapa hn?" Woojin merengkuh tubuh hyeongseob yang terduduk dilantai dengan keadaan ia memeluk kedua kakinya dan membenamkan wajahnya.
"Aku. Takut."
"Apa dia menggangumu?" Hyeongseob menggeleng. Ia ingin rasanya menangis namun sedari tadi tidak ada satupun tetes air mata yang keluar. Ia tidak tahu bagaimana melampiaskan rasa takutnya sekarang."Aku bisa menggerakan sesuatu hanya dengan memikirkanya." Hyeongseob berucap terbata karena tubuhnya menggigil sekarang.
"Huh? Maksudmu?"
"Abeoji aku takut." Woojin bungkam. Apa yang dimaksud hyeongseob ia masih mencerna dalam pikiranya.'Manusia biasa yang tergigit oleh kita,secara tidak langsung kita telah melahirkan energi baru untuknya. Kita dan juga dia akan membuat satu kekuatan baru. Hasil campuran kedua jenis darah yang berbeda.'
Woojin terdiam. Apa mungkin hyeongseob sudah mendapat kekuatan barunya? Ini terlalu cepat. Bahkan sekarang pemuda itu masih tidak bisa menerima keadaan.
"Seob." Hyeongseob tidak menjawab namun menatap woojin.
"Dengarkan aku." Hyeongseob masih tidak menjawab ataupun merespon woojin. Hanya diam dan menatap lekat si dominan.
"Sekarang,perlihatkan padaku hal yang baru saja kau sebut tadi." Hyeongseob menggeleng cepat.
"Aku takut."
"Lakukan saja. Tidak apa." Hyeongseob melirik takut kearah tumpukan kertas di meja belajarnya,ia terdiam. Woojin ikut memandang objek yang hyeongseob perhatikan.Srak.
Srak.
Srak.Tumpukan kertas itu berterbangan tak menentu arah. Woojin membeku. Hyeongseob lalu kembali membenamkan wajahnya di dada bidang woojin,ia tidak ingin melakukan hal itu lagi rasanya.
"Apa cukup?"
"Ya. Maaf aku memaksa." Hyeongseob mengangguk lemah. Woojin memeluk erat tubuh mungil itu dan mengusap rambutnya sayang.
Hyeongseob perlahan melepas pelukanya dan menatap woojin."Abeoji."
"Iya?"
"Kenapa di sekitar iris matamu berwarna hitam?"
"A-apa?" Woojin berjalan cepat memasuki toilet dan menatap cermin.Iris matanya berwarna merah terang,sisinya berwarna hitam meski tidak sepenuhnya. Hanya melingkari iris matanya.
'Fullblood adalah kaum paling ditakuti. Mereka memiliki warna mata hitam dan merah. Kekuatan mereka tidak ada yang menandingi karena mereka sendiri terbuat dari campuran darah mahluk abadi yang menyatu menjadi satu energi hebat.'
"Tidak mungkin."
TBC
Ada yang tau alasan kenapa mata woojin bisa begitu?
Ehehehe.
Next chap ada anu/?nya,jadi je private. Ntar ada yang masi polos baca kan... ):
[9.41—14 July,2017]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharp Teeth - JinSeob ✔️
Fantasy"Because the undead have feelings too." -The Wimpy Vampire. [there's a private part. fantasy. bahasa.]