Part ini full jinseob! /tepok ala jisung/
dan author baru nyadar,sepertinya cuman ff ini youngmin gajadi pho:( merasa aneh ga? Komen yaw! Kalau banyak yang merasa aneh author bakal tulis ulang versi baru!Enjoy!
•••
"Aku pulang dulu,mengambil barang."
"Hati-hati dijalan. Pakai saja payungku bila perlu." Woojin mengangguk,ia lalu mendekati pintu balkon kamar hyeongseob dan membukanya. Hyeongseob memasang raut wajah bingung.
"Kenapa—"Bruk!
Hyeongseob membulatkan matanya sempurna saat woojin dengan mudah menjatuhkan dirinya. Hyeongseob buru-buru mengecek keadaan woojin dan lelaki itu sedang berjalan santai seperti tidak terjadi apapun. Woojin mengangkat tangannya ke udara dan mengibaskannya perlahan.
Hyeongseob diam memikirkan sesuatu,mungkin mulai saat ini dan seterusnya ia harus terbiasa dengan woojin yang notabene jati dirinya sudah terkuak. Meskipun sedikit takut,tapi woojin sudah berjanji ia tidak akan membunuhnya. Ya,semoga.
•••
Woojin berjalan malas kearah rumahnya,sebenarnya segelas darah cukup untuk menahan lapar seorang vampir selama 3 hari. Tapi jika ia berada di 1 atap dengan hyeongseob habislah 2 gelas per-hari.
Woojin meloncati aliran sungai kecil dan terus jalan lurus kedepan. Tiba-tiba ia berhenti karena indera penciumannya mencium beberapa aroma tubuh yang bercampur menjadi satu. Woojin memilih untuk bersembunyi dibalik pohon besar dan mengintip kearah rumahnya.
Betapa terkejutnya ia ketika matanya menangkap sosok tinggi menjulang dengan mimik wajah menahan amarah sedang berjalan keluar dari rumahnya. Apa itu hyunbin hyung? Pikir woojin.
"Sialan kau youngmin." Decih lelaki itu,beruntungnya woojin,ia memiliki kemampuan untuk menkamuflase aroma tubuhnya,jadi vampir sehebat ayahnya pun tidak akan bisa dengan mudahnya bermain hide and seek bersama.Woojin mengingat ucapan youngmin yang mengatakan bahwa hyunbin tidak mengenalnya. Ya,sebenarnya ia juga tidak ingin berkenalan,wajah hyunbin sudah menggambarkan perilakunya,sarkas dan tidak tahu aturan.
Woojin mendengar suara angin berhembus dan ia lihat hyunbin sudah tidak ada disana. Indera penciumannya juga sudah tidak mencium aroma tubuh siapapun. Ia dengan sigap masuk kedalam rumah yang pintu sebelah kanannya rusak karena dibuka paksa.
"Hm. Tidak,jangan AB." Woojin sedang memilih-milih botol berisi darah segar yang berjejer didalam kotak kayu.
"O. A dan B." Woojin mengambil 3 botol sekaligus. Ia lalu kembali menuju rumah hyeongseob,woojin dengan wajah santai membawa botol-botol itu dengan tangan kosong,ia tidak menyembunyikan atau menutupi botol tersebut,ia tidak perduli,dirinya lapar dan jika sudah begini woojin sudah tidak bisa diganggu gugat.•••
'Kenapa kau tidak masuk sekolah? Kau sakit?'
"Tidak daehwi. Sudahlah,aku mau makan,lapar."
'Aku kerumahmu ya?.'
"Jangan,lebih baik kau pergi saja jalan-jalan dengan sammy." Dan sambungan terputus.Kriet.
Suara pintu balkon hyeongseob berderit,ah mungkin angin,pikir hyeongseob.
Namun tidak lama setelahnya,hyeongseob dikejutkan dengan kedatangan woojin yang sekarang sedang memasang wajah datar dan 3 botol penuh cairan merah yang ia bawa. Hyeongseob hanya diam menatap woojin yang berlalu begitu saja.
"Apa kau tidak apa?" Hyeongseob menyeru kepada woojin,lelaki itu tidak membalas tapi langsung menghampiri hyeongseob.
"Aku baik-baik saja." Sekarang di tangan kanan woojin sudah tergenggam botol berisi penuh dengan 'champagne'nya.
"Hanya memastikan." Hyeongseob menelan salivanya kasar,woojin yang merasakan aura ketakutan hyeongseob mulai mendekatinya. Woojin mengusap rambut hyeongseob sayang,berniat untuk menghilangkan rasa takutnya,yang diperlakukan seperti ini hanya menunduk menyembunyikan semburat merah di wajahnya.
"Aku minum diluar. Tenang saja."
"J-jangan." Woojin yang hendak melangkahkan kakinya pergi langsung berhenti di tempatnya.
"Kenapa?"
"Jangan diluar. Disini saja. Kau bisa pakai gelasku juga,ada di dapur." Demi ubur-ubur di lautan,orang mana yang dengan baiknya memperlakukan seorang monster haus darah seperti raja di tempat tinggalnya? Ya jelas ahn hyeongseob.
"Tidak,aku tau kau takut." Hyeongseob menggeleng,ia justru lebih takut jika woojin tertangkap basah oleh orang lain dan...ah tidak,ia tidak mau kehilangan woojin. Memangnya woojin siapa,seob?"Tunggu ya." Hyeongseob berlari kecil kearah dapurnya,woojin hanya pasrah dan menurut saja. Tak berselang lama hyeongseob kembali dengan sebuah gelas kaca ditangannya.
"Ini."
"Terima kasih." Woojin tersenyum kecil,hyeongseob yang penasaran ikut melihat woojin yang menuangkan 'champagne' itu ke gelas.
"Kau tidak merasa aneh?" Hyeongseob menggeleng,ia justru sangat penasaran sekarang. Woojin yang sudah sangat haus mencoba bersikap biasa saja,vampir bodoh mana yang minum darah di hadapan manusia? Literaly disturbing."Maaf." Ujar woojin sebelum akhirnya ia meneguk cairan itu. Hyeongseob bisa melihat kedua taring woojin muncul kembali,menurutnya kedua taring itu sangat menggemaskan dan tentunya membuat woojin semakin terlihat... .
Jemari hyeongseob dengan perlahan mengusap ujung bibir woojin yang terdapat beberapa tetes darah yang tersisa.
"Kalau ketahuan yang lain kan bahaya." Hyeongseob beralasan.
"Hyeongseob."
"Hng?"
"Aku pikir kita tidak bisa berteman,bahkan sedekat ini pun aku tidak yakin."
"Lalu?" Nada bicara hyeongseob seperti kecewa.
"Tapi aku salah."
"Salah bagai—"
"Jadilah kekasihku." Hyeongseob seketika jawdrop dan woojin memasang wajah datar. Apakah dia belum belajar bagaimana cara mengutarakan perasaan dengan benar?
"Apa itu caramu mengutarakan perasaan?"
"Harusnya seperti apa?"
"Ya lakukan hal-hal yang membuat calon pasanganmu bahagia." Woojin tanpa aba-aba mencuri 1 kecupan.
"Sudah bahagia?"
"Bukan—" dan 1 lagi.
"Jangan bohongi mahluk sepertiku. Mereka bisa melihat aura di sekitar manusia..." woojin menaruh gelas kosongnya dan menoleh kearah hyeongseob.
"...dan auramu sekarang sedang cerah. Kelewat cerah malah."
"Jadi kau sudah tahu jawabannya kan?"
"Jawaban apa?"
"Jawaban matematika yang kemarin dibahas oleh pak guru kim."
"Oh. Aku sudah mengerjakannya." Hyeongseob berasa ingin mengambil bawang putih sebanyak-banyaknya dan melakukan 'garlic bucket challenge' bersama woojin.
"Kau memang tidak peka."
"Aku ini orang mati yang hidup kembali. Mungkin beberapa saraf tubuhku rusak."
"Park woojin!"
"Ya?"
"Aku suka padamu,aku cinta padamu,aku jatuh cinta pada seorang kakek-kakek berusia ratusan tahun yang berada di hadapanku sekarang!" Hyeongseob bersuara tanpa jeda,woojin terkekeh kecil menampakan gigi taring 'tambahan' miliknya.
"Sejak dari tadi aku menunggu jawaban ini." Vampir memang pandai mengelabuhi mangsanya,begitu juga vampir yang satu ini.
"Ya! Park woojin!"TBC
Author mau bikin QnA untuk para cast dan author sendiri. Soalnya takut kalian masih ada yg ga faham ceritanya jadi bisa tanya-tanya. Sebelum berlanjut ke part yang lebih anu kan;-; yay or nay?;-;See you!
[1.36 — 26 June,2017]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharp Teeth - JinSeob ✔️
Fantasy"Because the undead have feelings too." -The Wimpy Vampire. [there's a private part. fantasy. bahasa.]