"Abeoji..." hyeongseob menaruh kepalanya di dada bidang woojin dan woojin sendiri sedang mengusap rambut hyeongseob. Sesekali woojin mengecup pucuk kepala hyeongseob."Apa sekarang kita tidak akan berpisah?" Woojin mengangguk. Kesalahan terbesar itu sudah terjadi,mau tidak mau ia harus bertanggung jawab.
"Seob."
"Um?" Hyeongseob mendongak dan menatap woojin. Woojin sudah tidak tega melihat mata cantik dengan iris kecoklatan hyeongseob berubah menjadi merah darah. bodoh park woojin,bodoh.
"Kau tidak menyesal? Atau membenciku?" Hyeongseob menggeleng. Woojin terdiam,hyeongseob melihat ada kesedihan di sorot mata woojin."Kau tidak suka ya hidup selamanya bersamaku?"
"Bukan,bukan begitu."
"Lalu?"
"Mahluk sepertiku ini sangat brutal,apa kau bisa mengendalikan hasrat haus darahmu?"
"Aku pikir,aku bisa." Woojin masih tidak bisa percaya bahwa hyeongseobnya ini sudah berubah menjadi seperti dirinya.
"Jika butuh minum,bilang padaku. Jangan berani-berani menggigit leher orang di sembarang tempat." Hyeongseob mengangguk mengerti."Terima kasih sudah menyelamatkanku abeoji."
•••
"Paman kang?"
"Ah? Im youngmin ya?"
"Masih mengingatku?"
"Tentu saja." Youngmin tersenyum kearah pamannya,kang daniel. Ia datang jauh-jauh kemari bersama ketiga saudaranya."Hm? Hyunbin dan jihoon? Sejak kapan bisa akur?"
"Sejak kemarin."
"Dipaksa youngmin?"
"Ya tentu saja." Jihoon mencibir. Hyunbin hanya memasang wajah datar."Dan,euiwoong? Sudah terlihat dewasa ya?"
"Iya,paman." Daniel mengusak rambut euiwoong gemas. Daniel lalu menatap keempat keponakannya dengan raut wajah bingung."Ada apa paman?"
"Dimana woojin?"Jihoon,youngmin,euiwoong sontak membeku ditempat,mereka bertiga sekarang ingin rasanya menulis kata 'the end' di akhir part ini. Hyunbin menaikan satu alisnya bingung.
"Woojin? Siapa woojin?"
"Hyunbin tidak kenal?"
"Tidak." Youngmin dan jihoon menatap penuh harap pada daniel untuk tidak menceritakan apapun. Daniel sebenarnya mengerti,hanya saja karena ini menyangkut kekeluargaan,ia harus jujur."Woojin itu anak terakhir paman park,adik jihoon."
'The end' -youngjiung
"Kenapa aku tidak diberi tahu?"
"Karena,ntahlah." Daniel menggidikan bahunya. Hyunbin langsung menatap ketiga saudaranya dengan tatapan 'teganya-kalian-padaku'."Kenapa kalian tidak bilang?"
"Oh,aku lupa." Jihoon berusaha setenang mungkin berbicara,padahal isi pikirannya sudah hancur."Padahal kita bisa bekerja sama dengannya. Kalian sungguh jahat tidak mengakui dia."
"Huh?"
"Dasar park jihoon,tidak mengakui adik sendiri." Ini sungguh diluar dugaan,sepertinya vampir jahat itu telah mengubah hyunbin menjadi seperti ini."Kau tidak marah?"
"Untuk apa marah? Dia tidak bersalah bukan?" Ini benar-benar bukan hyunbin,batin ketiganya.
Daniel ingin rasanya tertawa lepas melihat keempat keponakanya ini."Sudah,jangan berdebat. Masuk dulu saja."
"Tidak paman,kami cepat."
"Ada apa memangnya?"
"Kami ingin meminta bantuan paman,boleh?"
"Tentu saja,bantuan apa?" Youngmin menatap hyunbin,mengisyaratkan dia untuk angkat bicara. Hyunbin menghela nafas sebentar lalu mulai bercerita,daniel sangat terkejut,bukannya keluarganya ini adalah keturunan vampir terakhir? Mengapa ada orang lain?"Jadi,bagaimana paman?"
"Biar paman pikirkan hal ini,kalian bersiap saja,karena pasti masalah ini membutuhkan kekuatan didalamnya."
"Terima kasih banyak paman." Keempatnya membungkuk sopan."kami pulang dulu,sampai jumpa paman!"
•••
"Seob,sedang apa?"
"Memakai softlens."
"Hm? Untuk apa?"
"Eomma bilang ia rindu padaku,jadi aku akan mengunjunginya sekarang." Hyeongseob dengan telaten memasang softlens berwarna darkbrown-nya.
"Mau ku temani?"
"Boleh." Hyeongseob tersenyum bahagia kearah woojin. Woojin membalas senyuman itu,mungkin sekarang posisinya berganti. Dulu hyeongseob yang harus beradaptasi dengan woojin,sekarang woojin yang harus membiasakan diri dengan hyeongseob yang baru."Aku sangat khawatir saat itu kau tahu?" Woojin memeluk tubuh hyeongseob dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher hyeongseob.
"Maaf ya abeoji,aku harusnya tidak mengiyakan ajakan guan."
"Dia berurusan denganku sekarang." Hyeongseob dapat merasakan aura-aura tidak enak di sekitar woojin. Ia lalu berbalik dan memeluk woojin."Hanya mahluk abadi yang dapat mencintaimu selamanya." Woojin tersenyum kecil.
"Mahluk abadi selalu bermain dengan makananya,tapi ia tidak pernah membebaskanya."TBC
Hola. Its meh smalcloud aka umi jeje.
Ini para author-author sedang dilanda/? Masalah ya?
Seriously u guys,this is just an fanfic. U can do anything coz this is just an fiction.
Ur reasons to report those story is literaly doesnt make any sense.
The cast was underage?
Oh come on.
Yeorojwo ur mind/?
Have an argument with me u sucha.........HNG.U can tell those writer about the story but u cant seenak jidat report those story u sucha...AH.
Seriously. U. Guys.
Two thousand and seventeen. And u guys still think 1 million years ago.
u kno how hard it is to think about the idea of the story? ITS SO FREAKIN HARD U SUCHA FROG.
Im 01 and i donnut care. Im done. I luv ma ideas and im not going to unpub them. Bye.
For all the writer. Just keep goin. Ignore those frog. Love from me smalcloud.
[3.36 —10 July,2017]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharp Teeth - JinSeob ✔️
Fantasy"Because the undead have feelings too." -The Wimpy Vampire. [there's a private part. fantasy. bahasa.]