{13} OH MY GOD

2.5K 99 16
                                    

#####

Saat shiren dan iren sedang sibuk dengan fikiran mereka, tiba tiba...

"Gak ada yang perlu kalian cari tau" adhit menghampiri keduanya dari balik pohon.

"Adhit ?" seru shiren dan iren.

"Yah, maaf sebelumnya. Ini emang rencana gue. Kalau gak gini, kapan kalian ketemu ? Terutama iren, gue tau loe masih ragu buat ketemu shiren. Susah buat yakinin loe" jelas adhit kepada shiren dan iren. Shiren tersenyum bahagia mendengar penuturan adhit, tapi tidak dengan iren yang tak berekspresi.

"Jadi, ini tulisan kamu ?" Tanya shiren. Adhit menggelengkan kepalanya.

"Itu tulisan bima hehe" jawab adhit sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kamu tuh ya. Aku pikir ini surat dari iren !" Kata shiren sembari memukul lengan adhit.

"Aduh udah dong sakit" rengek adhit.

"Lebay banget deh. Ih bikin kesel ajah. Tapi...btw makasih ya dhit. Kalau kamu gak rencanain ini pasti aku belum bisa ketemu sama iren"

"Hmm" adik mengangguk. Kemudian adhit tersenyum ke arah iren yang menatapnya tajam. Sepertinya tidak suka dengan cara adhit. Adhit tau iren pasti seperti ini. Tapi Yang terpenting adalah shiren dan iren sudah bertatap muka dan berbicara walau pun masih kaku, itu pun sudah cukup bagi adhit.

"Mmm iren, aku minta maaf ya kare..." belum selesai perkataan shiren, iren langsung pergi meninggalkan adhit dan shiren.

"IREN TUNGGU !" teriak shiren. Shiren berusaha mengejar iren. Namun tangannya ditarik oleh adhit.

"Adhit, itu iren ma..."

"Iren gak akan dengerin kamu. Dia butuh waktu buat mikirin semuanya" jelas adhit.

"Tapi aku pengen minta maaf sama dia dhit. Kejadian masa lalu itu selalu bikin aku merasa bersalah"
Kata shiren yang menundukan kepalanya.

"Kamu juga belum jelasin semuanya"

"Belum waktunya dhit...suatu saat kalian bakalan tau semuanya" kata shiren yang langsung pergi meninggalkan adhit.

"Pusing gue sama cewek, apa coba maunya" kata adhit sembari mengacak rambutnya karena frustasi. Kemudian ia menuju tempat parkir untuk mengambil mobilnya.

Sesampainya di tempat parkir, adhit menghampiri mobil galardo warna hitam miliknya. Ia langsung duduk di kursi kemudi.

"Lah, nana pulang ma siapa ? Aduhh bego banget loe adhit ah bini loe, loe biarin pulang sendiri"
Buru buru adhit menancap gas dan mengemudikan mobilnya sedikit cepat agar ia dapat mengejar iren.

Baru saja adhit sampai di toko buku dekat sekolah, ia melihat iren yang sedang mengobrol dengan seorang laki laki yang membawa motor, adhit segera menghentikan mobilnya. Laki laki itu sangatlah adhit kenal. Ia adalah dean, salah satu anak basket yang menyukai iren. Adhit melihat dean yang merangkul iren. Yang membuat adhit lebih kesal adalah iren tetap diam walau tangan dean semakin liar dipundak iren.

"Wah kudu hati hatini" celoteh adhit yang sedang memperhatikan gerak gerik iren dan dean. Namun sepertinya iren sangat peka dengan keberadaan mobil adhit. Hingga ia melihat kearah mobil. Adhit yang mengetahuinya pun membuka kaca mobil. Dan bertemulah pandangan mereka, buru buru iren menepis tangan dean. Namun adhit langsung memberi tatapan tajam kepada iren yang membuat iren ketakutan dan menghentikan percakapannya bersama dean.

Setelah itu, adhit langsung mengemudikan mobilnya agak jauh dari iren dan dean. Iren yang melihat itu pun langsung berpamitan kepada dean dan berjalan menuju mobil adhit berada.

ADHIT DAN IRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang